• Kamis, 31 Oktober 2024

Dampak El-Nino, Harga Cabai Hingga Bawang Naik di Lampung Barat

Senin, 28 Agustus 2023 - 10.33 WIB
191

Pedagang di pasar Liwa, Lampung Barat. Foto: Istimewa

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dampak fenomena El-Nino, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) mencatat, terjadi kenaikan terhadap sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional di Lampung Barat.

Kepala Diskoperindag Lampung Barat, Tri Umaryani, melalui Kepala Bidang Perdagangan Heriyanto mengatakan, kenaikan harga tersebut terjadi pada bahan pokok seperti bawang bombai, bawang putih, cabai merah besar dan cabai merah kriting.

Heri menambahkan, harga Cabai merah besar Rp35 ribu per Kg dari harga Rp35 ribu per Kg. Bawang bombai berkisar di harga Rp35 ribu per Kilogram (Kg) dari harga sebelumnya Rp30 ribu per Kg. Bawang putih kating Rp45 ribu per Kg dari harga sebelumnya Rp35 ribu per Kg.

"Cabai merah kriting dari harga Rp35 ribu per Kg menjadi Rp45 ribu per Kg itu beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan harga di pasaran berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi tim kita di lapangan," kata Heri, saat dihubungi Kupastuntas.co via selulernya, Senin (28/8/2023).

Selain beberapa kebutuhan pokok tersebut, harga kebutuhan pokok lainnya saat ini masih relatif stabil, bahkan untuk stok di pasaran pun masih tercukupi seperti gula pasir, daging sapi, daging ayam, kedelai, bawang merah serta lainnya.

Disinggung mengenai melonjaknya harga cabai hingga bawang tersebut, selain biasanya disebabkan karena tingginya kebutuhan masyarakat di pasaran, Heri tidak menampik bahwa adanya fenomena El-Nino menjadi salah satu faktor penyebab.

"Iya mungkin salah satu penyebabnya karena dampak El-Nino, karena untuk bawang putih juga kenaikan nya terjadi di seluruh Indonesia jadi bukan hanya di Lampung Barat saja namun kenaikan nya terjadi secara nasional," terangnya.


Rahmat, salah satu pedagang mengaku kenaikan harga pada bawang dan cabai memang terjadi sejak beberapa minggu terakhir. Meskipun kenaikannya terjadi secara bertahap, namun mengurangi daya beli masyarakat.

"Yang beli tetap ada karena memang kan bawang dan cabai kan kebutuhan pokok, apa lagi orang Lampung kan kalau enggak pedes enggak enak makan walaupun naik ya tetap dicari orang lah tetapi memang di kurangi porsi beli nya yang sebelumnya biasa beli sekilo jadi setengah," tandasnya

Selain memberikan pengaruh terhadap harga sejumlah pokok di Kabupaten Lampung Barat fenomena El-Nino sebelumnya juga menyebabkan berkurang nya debit air PDAM Limau Kunci bahkan penurunan debit air yang disalurkan ke pelanggan mencapai 50 persen.

Selain itu area persawahan warga di sejumlah Kecamatan di Bumi Beguai Jejama Sai Betik itu juga banyak yang mengalami kekeringan akibatnya banyak petani yang memilih untuk menunda musim tanam karena di khawatirkan akan mengalami gagal tanam.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Natadjudin Amran menurutnya fenomena El-Nino yang terjadi saat ini memang memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap masyarakat khususnya petani.

Bahkan kata Nata berdasarkan laporan yang di sampaikan oleh petugas lapangan (PL) saat ini banyak lahan sawah milik petani yang mulai mengalami kekeringan sehingga para petani lebih memilih menunda masa tanam padi karena kurang nya pasokan air untuk pertanian mereka.

"Dari petugas kita di lapangan memang ada beberapa area sawah milik warga di beberapa Kecamatan misalnya di Kecamatan Suoh, Bandar Negeri Suoh (BNS, Lumbok Seminung dan beberapa wilayah lainnya yang mengalami kekeringan bahkan tanah nya sudah pecah," ujarnya, Selasa (22/8/2023) lalu.

Guna mengantisipasi permasalahan fenomena El-Nino tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Barat akan membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgasus) dalam menghadapi fenomena El-Nino di Bumi Beguai Jejama Sai Betik.

"Kami sudah menyampaikan nota dinas rencana tindaklanjut menghadapi situasi terburuk pada saatnya di butuhkan kita akan membuat Satgasus penanganan El-Nino utama nya dampak Karhutla dan Kekeringan," kata Kepala BPBD Lambar, Padang Priyo Utomo. (*)