Pemprov Lampung Klaim Limbah Hitam di Pesisir Laut Sudah Dibersihkan, Ini Kata Walhi
Tim terpadu saat melakukan pembersihan limbah hitam. Foto: Istimewa.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengklaim, limbah hitam yang mencemari sejumlah bibir pantai sejak beberapa hari terakhir sudah dibersihkan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati mengatakan, pada Rabu 23 Agustus tim tanggap darurat yang terdiri Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Polairud, Marinir.
Kemudian Pemerintah Daerah (Pemda) Lampung Selatan dan Lampung Barat, PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) dan juga Pertamina telah menggelar rapat bersama menentukan langkah kedepan.
"Di siang hari pada hari yang sama tim tanggap darurat langsung turun ke lapangan di tempat yang dilaporkan ada ceceran limbah hitam yaitu di Lampung Selatan dan Lampung Barat," kata Emilia, saat dimintai keterangan, Minggu (27/8/2023).
Kemudian pada hari berikutnya tim terpadu langsung melakukan pembersihan di semua pantai yang dilaporkan tercemar limbah hitam. Diantaranya di Lampung Selatan, Lampung Barat.
"Kemarin juga dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah turun ke lokasi untuk mengambil sampel kemudian akan dilakukan uji laboratorium," jelasnya.
Baca juga :Pemprov Lampung Turunkan Tim Cari Pelaku Pembuang Limbah Hitam
Emil mengungkapkan, limbah hitam yang sudah berhasil dikumpulkan tersebut dibawa oleh transportasi dan dimusnahkan yang difasilitasi oleh PHE OSES.
"Untuk berat nya tidak terhitung karena limbah nya nempel di kayu, ranting dan disamapah. Namun yang terpenting saat ini adalah dampak lingkungan sudah kita bersihkan," terangnya.
Sementara Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung, Irfan Tri Musri, meminta kepada pemerintah daerah mengambil sikap tegas sehingga hal serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Sudah saatnya pemerintah mengambil sikap tegas karena kita tahu tumpahan minyak ini tidak hanya terjadi sekali. Ini merupakan kejadian yang berulang terus berulang," kata Irfan.
Irfan mengatakan, penyebab seringnya minyak mentah mencemari pantai di Lampung lantaran adanya pembiaran serta tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah daerah.
"Pemerintah selama ini tidak pernah melakukan upaya penegakan hukum dan sanksi yang tegas terhadap pelaku. Maka kejadian ini terus terulang, bisa saja tumpahan minyak kali ini pelakunya sama dengan tahun lalu," jelasnya.
Ia juga mengatakan, pemerintah daerah dan KLHK hanya turun ke lapangan mengambil sampel, namun apa hasilnya tidak pernah disampaikan kepada publik.
"Pemerintah dan KLHK hanya turun ke lapangan ngambil sampel, tapi setelah itu tidak ada kejelasan tindak lanjutnya seperti apa. Maka ini sudah saat nya pemerintah untuk melakukan tindakan yang tegas," katanya.
Untuk diketahui, tumpahan limbah menyerupai aspal kembali mencemari laut Lampung. Terbaru limbah tersebut mencemari bibir pantai Kedu Warna, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. (*)
Berita Lainnya
-
Transaksi Melonjak Tajam Hingga Enam Kali Lipat, SPKLU PLN di Lampung Jadi Andalan Pengguna EV Saat Nataru 2025/2026
Kamis, 25 Desember 2025 -
RS Urip Sumoharjo Dukung HUT ke-130 BRI Lewat Layanan Mini Medical Check Up
Kamis, 25 Desember 2025 -
Libur Akhir Tahun, Penumpang KAI Melonjak Sentuh 29.794 Orang
Kamis, 25 Desember 2025 -
ASDP Pastikan Penyeberangan Bakauheni–Merak Aman Meski BMKG Prediksi Gelombang 2,5 Meter
Kamis, 25 Desember 2025









