Aktivis HAM Asfinawati: Perempuan Harus Ada di Politik Agar Pengalamannya Bisa Didengar
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Aktivis Hak Asasi Manusia
(HAM) Indonesia Asfinawati mengungkapkan, peranan perempuan didalam politik
sangat penting dikarenakan perempuan memiliki sudut pandang yang berbeda dengan
laki-laki. Dan juga agar pengalamannya dapat didengar dari sudut pandang
perempuan.
Menurutnya, yang paling menonjol dari gerakan politik
perempuan adalah kaum hawa mengedepankan perasaan, sedangkan politik laki-laki
mengedepankan rasionalitas belaka.
"Yang paling menonjol dari perempuan adalah merawat,
sedangkan laki-laki itu adalah menghancurkan seperti penggusuran, menurut
perempuan yang care justru merawat," tandas Asfinawati saat dihubungi,
Minggu (6/8/2023).
Direktur Yayasan Bantuan Hukum Indonesia periode
2017-2021 itu mengatakan, perjalanan panjang para pemikir-pemikir menemukan fakta
adanya perbedaan cara berpikir antara laki-laki dan perempuan itu telah terjadi
sejak lama. Pada tahun 1980-an pemikiran perempuan dianggap irasional atau
tidak sesuai dengan kerangka pikir rasional.
Lalu kemudian, para pemikir memberikan contoh kasus yang
sama antara laki-laki dan perempuan dan ditemukan fakta yang mengejutkan.
"Contoh kasus seorang bapak gak punya uang, meminta
obat ke apotik gak dikasih, terpaksa si bapak harus maling ke apotik untuk obat
anaknya. Ketika laki-laki ditanya soal itu, maka jawabnya adalah hal itu adalah
kesalahan dan harus dihukum. Sedangkan perempuan dikasih pertanyaan yang sama
jawabannya mengejutkan, pelaku harus dibebaskan, dengan logika pelaku mengambil
obat untuk anaknya daripada anaknya meninggal," tegasnya.
Oleh karena itu kata Asfi, para pemikir menganggap
irasional perempuan adalah bukan sebuah kelemahan, tetapi itu sebuah kebaikan.
Bukankah tidak membiarkan seorang anak meninggal bukan sesuatu yang buruk.
Asfi mengatakan, dengan berdasarkan adanya fakta
tersebut, ia berharap hal itu menjadi kerangka berpikir perempuan kedepan bahwa
langkahnya telah sampai pada tahapan apa saja dewasa ini, pasca 'tumbangnya'
orde baru pada tahun 1998.
"Sekarang tahun 2023 adalah 25 tahun pasca
reformasi. Karena apabila kita melihat pada tahun 1998 adalah kebangkitan Hak
Asasi Manusia (HAM). Dulu saya sekedar menanyakan Supersemar orang tua saya
bilang jangan keras-keras, padahal pintu rumah tertutup secara rapat. Saya berpikir
saat itu bahwa orde baru bisa mendengar, saya ketakukan pada saat itu,"
ucapnya.
Saat ini pada masa reformasi kata Asfi, banyak dari kaum perempuan yang masih
memperjuangkan hak-haknya, bergelut di dunia politik secara nyata.
"Begitu banyak kawan-kawan saya yang tiap hari
bergelut dengan politik. Dimana teman-teman yang mempertahankan rumahnya karena
proyek strategis nasional, yang tiba-tiba ada tambang nikel dibelakang
rumahnya," ungkapnya.
"Saya kenal
perempuan nelayan yang terkena reklamasi, juga mereka yang digusur
karena bendungan, juga perempuan perkotaan yang susah air dan harus bayar, ada
riset yang mengatakan perempuan miskin lebih banyak mengeluarkan uang untuk
membeli air di perkotaan. Perempuan di perkotaan harus beli air padahal kota lebih banyak infrastrukturnya,"
ungkapnya.
Kedepan Asfi berharap, perempuan didalam politik harus
dapat berperan secara aktif untuk memperjuangkan permasalahan politik, bukan
hanya sekedar pemenuhan persyaratan belaka.
Perempuan memilki cara pandang yang berbeda, permasalahan
perempuan dapat dilihat dalam perspektif perempuan. Permasalahan laki-laki
perlu juga dilihat dari sudut pandang perempuan.
"Perempuan harus ada di politik supaya pengalaman perempuan bisa didengar," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : Maling Motor di Pringsewu Babak Belur Diamuk Massa
Berita Lainnya
-
Ardjuno Tegaskan Komitmen Bangun Lampung dari Desa, Bakal Tingkatkan Infrastruktur dan Pertanian
Sabtu, 16 November 2024 -
Ribuan Relawan Pemuda Lampung Bersatu Deklarasi Dukung Ardjuno di Pilgub Lampung
Sabtu, 16 November 2024 -
Survey Rakata, Arinal Djunaidi Cagub Lampung 2024 Paling Populer
Sabtu, 16 November 2024 -
Diskusi Bersama Warga Ngapak Lampung Tengah, Sutono Tegaskan Visi Ardjuno Buat Petani Sejahtera
Sabtu, 16 November 2024