Jarak antara Iklas dan Surga, oleh Purna Irawan
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ada seorang sahabat baginda Rosul yang bernama SYA'BAN RA. Beliau hidup di kota Madinah, jarak rumahnya dengan masjid Nabawi lebih kurang tiga jam perjalanan kaki, namun demikian Sya'ban tidak pernah ketinggalan salat berjamaah.
Suatu pagi subuh Sya'ban tidak datang, sehingga Rosululloh SAW merasa kehilangan. Beliau pun meminta sahabat menunda salat untuk menunggu Sya'ban, namun tidak datang.
Selesai salat subuh baginda Rosul minta diantarkan ke rumahnya Sya'ban. Ketika sampai, beliau salam lalu keluarlah perempuan paruh baya ternyata isteri Sya'ban. Rosul SAW menyampaikan dan bertanya adakah sahabatku Sya'ban?
Isterinya menjawab beliau sudah meninggal tadi malam dan baru selesai kami makamkan subuh tadi.
Rosululloh SAW menyampaikan salam serta kata bela sungkawa. Rosul SAW mengatakan bahwa Sya'ban ahli Surga.
Namun isterinya menjawab kalau Sya'ban ahli Surga kenapa pada saat syakaratul maut semalam dia bergumam tiga kali.
Rosul SAW bertanya apa gumamannya; isterinya menjawab; gumaman yang pertama, "Wahai Alloh kenapa tidak lebih jauh", gumaman kedua "kenapa tidak yang baru", gumaman ketiga "kenapa tidak semuanya".
Rosul SAW menyampaikan itu gumaman ahli Surga, perlu kalian ketahui bahwa saat seseorang syakaratul maut, Alloh akan menunjukkan perbuatan baik atau buruk yang rutin dilakukan.
Saat Sya'ban syakaratul maut Alloh menunjukkan bolak balik-balik dari rumahnya ke masjid atau sebaliknya dan Alloh tunjukkan kepadanya balasan berupa Surga yang begitu indah. Maka bergumamlah Sya'ban, wahai Alloh andai aku tau sebelumnya hanya bolak balik-balik dari rumah ke masjid dengan jarak seperti itu bisa memasukkan aku ke dalam Surga, kenapa tidak lebih jauh ya Alloh.
Kedua; satu pagi dimusim dingin Sya'ban berangkat ke masjid berpakaian berlapis, di tengah jalan dia bertemu orang yang hampir mati kedinginan, maka sepontanitaslah melepas bajunya yang bagian luar lalu dipakaikannnya ke orang tersebut, sehingga selamat dari kedinginan, diperlihatkan oleh Alloh balasan Surga untuknya.
Maka bergumam Sya'ban, Wahai Alloh kalau aku tau sebelumnya hanya karena baju bekas saja bisa memasukkan aku ke dalam Surga kenapa tdk yang baru yang kukasihkan wahai Alloh.
Ketiga; satu pagi ketika siap mau sarapan makan roti, tiba-tiba lewat seorang laki-laki terhuyung-huyung saking kelaparannya, maka sepontanitas Sya'ban memotong rotinya untuk diberikan, sehingga selamat dari kelaparan, lalu ditunjukkan Alloh kepadanya balasan Surga yang begitu indah.
Maka Sya'ban bergumam, wahai Alloh kalau aku tau sebelumnya hanya karena sepotong roti saja bisa memasukkan aku dalam Surga, kenapa tidak semuanya kukasihkan ya Alloh.
Bapak/ibu para petugas dan jemaah haji.
Sesungguhnya yang memasukkan Sya'ban ke dalam Surga bukanlah jauh dekatnya masjid atau barunya baju atau rotinya itu, akan tertapi nilai keikhlasannya dalam berbuat.
Ciri-ciri keikhlasan itu adalah ADANYA KEPERDULIAN YANG TINGGI dan SPONTANITAS dalam berbuat kebaikan atau menolong, TIDAK harus menunggu dilihat orang lain, TIDAK harus dipuji orang lain dan TIDAK memilih siapa yang dibantu serta tidak mesti harus VIRAL. Yuk raih Surga dengan KEIKHLASAN. (*)
Berita Lainnya
-
Dinamika Pilkada Serentak 2024 di Tengah Transisi Kepemimpinan Nasional, Oleh: Donald Harris Sihotang
Selasa, 23 Juli 2024 -
Pemeriksaan Kejagung, Ujian Berat Eva Dwiana Menjelang Pilkada Bandar Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 17 Juli 2024 -
Kota Baru, Menghidupkan Kembali Impian yang Terbengkalai di Pilkada Gubernur Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Senin, 15 Juli 2024 -
Pilkada 2024: Perubahan Regulasi dan Dampak Politik Dinasti, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 03 Juli 2024