• Selasa, 08 Juli 2025

Perajin Tempe Keluhkan Minimnya Pasokan Kedelai Lokal, Pemkot Bandar Lampung Bilang Begini

Kamis, 08 Juni 2023 - 19.57 WIB
1k

Kepala Dinas Perdagangan Bandar Lampung, Wilson Faisol. Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah perajin tempe di Bandar Lampung mengeluhkan minimnya pasokan kedelai lokal. Oleh karenanya, kedelai yang digunakan para produsen pun hasil impor dari luar negeri.

Atas hal itu, Pemerintah kota (Pemkot) Bandar Lampung mengaku akan segera berkoordinasi dengan daerah penyangga guna mencarikan solusi terhadap minimnya pasokan kedelai lokal.

Kepala Dinas Perdagangan Bandar Lampung, Wilson Faisol mengungkapkan, pasokan kedelai memang kebanyakan impor. Terlebih, saat ini di daerah penyangga juga gagal panen.

BACA JUGA: Perajin Tempe dan Tahu Keluhkan Minimnya Pasokan Kedelai Lokal

"Sehingga pasokan ke kita juga berkurang. Maka kita juga akan koordinasikan dengan daerah penyangga dan dinas terkait. Sembari itu sekarang ini kita juga terus monitoring," ujarnya Kamis (8/6/2023).

Menurutnya, di Lampung sendiri terdapat 5 daerah sebagai penyangga kedelai lokal. Yaitu Lampung Selatan (Lamsel), Pesawaran, Tanggamus, Metro, dan Pringsewu.

"Namun di daerah penyanggahnya juga memang mereka kurang, sehingga pasokan di kita juga sedikit," jelasnya.

Atas minimnya kedelai lokal tersebut, pihaknya juga belum bisa mensubsidi kedelai lokal, karena itu harus sudah dianggarkan.

"Sementara subsidi kita hanya pada 5 bahan pokok yang kemarin sudah di gelar pasar murah," kata Wilson.

"Tapi Informasinya, pemerintah pusat untuk mengatasi hal itu mau melakukan impor, ya mudah-mudahan segera," tandasnya.

Minimnya pasokan kedelai lokal menyebabkan harga jual pun cukup tinggi yakni Rp20 ribu per kilogramnya. Sejumlah perajin tempe dan tahu memilih kedelai impor dengan harga yang lebih murah yakni Rp10.200 perkilogram, namun kualitasnya di bawah kedelai lokal. (*)