• Sabtu, 16 November 2024

Terkait Isu Eva Dwiana Gabung NasDem Lampung, Ini Tanggapan Herman HN

Rabu, 07 Juni 2023 - 16.20 WIB
769

Herman HN Ketua Nasdem Lampung. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Lampung telah memberikan sinyal tidak akan mengusung Eva Dwiana menjadi bakal calon (Bacalon) pada Pemilihan Walikota (Pilwakot) Bandar Lampung tahun 2024.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sutono saat diwawancarai oleh awak media di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Lampung pada Kamis (1/6/2023) lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kupastuntas.co, berhembus kabar kalau Eva Dwiana akan bergabung ke partai NasDem Lampung. Hal itu lantaran suaminya yakni Herman HN merupakan Ketua DPW NasDem Lampung.  

Selain itu, anak kandung dari Eva Dwiana yakni Rahmawati Herdian diketahui telah menjadi Bacaleg DPR RI Dapil 1 Kota Bandar Lampung berasal dari partai NasDem Lampung.

Baca juga : Gantikan Eva Dwiana, PDI Perjuangan Dikabarkan Usung Kostiana Sebagai Calon Walikota Bandar Lampung

Menangapi isu yang berkembang itu, Ketua DPW NasDem Lampung, Herman HN, tidak membenarkan hal itu ataupun menolak.

"Nanti lah urusan itu, masih jalan terus berjuang untuk menang," singkatnya, saat ditemui di Cafe The Cofee Bandar Lampung Selasa, (6/6/2023) malam.

Sementara pengamat politik Universitas Lampung (Unila), Dedy Hermawan mengatakan, meskipun terdapat isu adanya perpindahan Eva Dwiana dari PDI Perjuangan Lampung ke partai NasDem, hal itu tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan pada kenaikan atau penurunan suara pada Pilwalkot 2024.

"Pilkada ini agak beda, kadang yang menjadi sosok figur menjadi faktor penting jika dibandingkan dengan partainya," jelas Dedy.

Dedy menyarankan, pentingnya survey untuk dapat dilakukan oleh Eva Dwiana apakah elektabilitas dan tingkat kepercayaan publik masyarakat Kota Bandar Lampung tinggi ataupun tidak, sehingga menjadi dasar rasional pertimbangan pencalonan dengan pindah partai.

"Kalau petahana itu biasanya memiliki modal politik sosial yang diunggulkan, apalagi kalau kinerjanya bagus biasanya mendapat apresiasi dari masyarakat, tetapi ini harus di survey juga sejauh mana petahana ini memiliki elektabilitas tinggi, banyak juga di berbagai tempat petahana kalah," tutupnya. (*)