• Jumat, 11 Juli 2025

Tarif Tol Ruas Bakter Naik, Pengendara Lebih Pilih Jalur Arteri Hingga Singgung Kualitas Jalan

Senin, 05 Juni 2023 - 16.23 WIB
309

Tampak kendaraan yang melewati Jalur Lintas Sumatra Soekarno-Hatta, Kalibalok, Bandar Lampung, Selasa (5/6). Foto: Yudi? Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kenaikan tarif Tol dinilai kurang efisien bagi pengendara yang melintas melalui jalur tersebut setiap hari, sebab kenaikan yang terjadi cukup signifikan sehingga banyak yang mengeluhkan hal tersebut.

Di ketahui tarif sebelumnya Tol Bakauheni - Terbanggi Besar (Bakter) adalah sebesar Rp118.500, Kini setelah mengalami kenaikan, tarif Tol Bakauheni - Terbanggi Besar sebesar Rp 189.500, per 25 Mei 2023, Kenaikan tersebut tergolong sangat signifikan.

Terlihat dari pantauan Kupastuntas.co, sejumlah kendaraan baik mobil kecil, truk maupun mobil bertonase besar, mulai memadati jalur lintas sumatra Jalan Soekarno Hatta, hal itu dampak dari kenaikan tarif Tol.

Megi salah seorang supir travel trayek Liwa - Bandar Lampung mengatakan kenaikan tarif tol dinilai sangat memberatkan pasalnya kenaikan tarif terjadi hampir kurang lebih 40 persen dari tarif awal.

Diketahui tarif Tol Terbanggi besar - Natar, semula Rp37 ribu, mengalami kenaikan menjadi Rp47,500, kenaikan tersebut dianggap sangat tinggi sehingga banyak pengendara yang semula menggunakan jalur Tol kembali menggunakan jalur arteri.

"Tinggi sekali kenaikannya, kalau seperti tahun yang sudah cuma dua ribu rupiah masih mending, sekarang Tol Terbanggi besar ke Natar naiknya Rp10.500 rupiah, ngejerit kami sebagai supir travel," keluh Megi saat dimintai keterangan Senin (05/06/23).

Megi menambahkan, hal itu membuat ia dan rekan-rekan travel memilih melintasi jalan arteri, sebab kenaikan tersebut dianggap tidak berimbang dengan pendapatan.

"Tarif naik tinggi, penumpang sepi, jadi ya kami lewat lintas tengah lagi sekarang, jalan Tol juga banyak yang bergelombang tidak sesuai kalau tarifnya dinaikin segitu," kata dia.

"Mobil-mobil besar juga sudah mulai banyak yang lewat jalur arteri sebab kemungkinan uang jalan yang mereka dapat dari kantor tidak cukup atau tidak sesuai dengan tarif Tol," tambahnya.

Megi berharap kenaikan tersebut dapat di pertimbangkan kembali oleh pihak terkait agar tidak terlalu memberatkan pengguna khususnya yang menggantungkan kehidupannya sebagai supir travel.

Menanggapi hal yang sama Deki pengendara mobil expedisi barang sebuah perusahaan di Lampung, mengeluhkan hal yang sama sebab uang jalan yang diberikan pihak kantornya tidak seimbang dengan pengeluaran yang harus di keluarkan.

"Secara efisiensi waktu tempuhnya memang via tol lebih cepat, tapi semenjak naiknya tarif Tol saya memilih melewati jalur arteri, sebab uang jalan yang diberikan kantor tempat saya bekerja masih sama seperti sebelum ada kenaikan tarif," jelas Deki.

Ia mengaku kenaikan harga Tol tidak efektif sebab kenaikan yang terjadi tidak disesuaikan dengan fasilitas dan kualitas jalan yang ada.

Semenjak kenaikan itu juga tidak hanya dia yang memilih jalur lintas tengah, beberapa rekannya juga sama hanya sesekali disaat mendesak terpaksa harus melalu jalur Tol.

"Saya yakin dengan adanya kenaikan tarif Tol akan berdampak juga terhadap harga sejumlah kebutuhan pokok, sebab pendistribusian kebutuhan pokok tentu akan lebih cepat via jalur Tol, sehingga seluruh akomodasinya juga mengalami kenaikan," pungkasnya. (*)