Peluang Rahmat Mirzani Djausal dan Eva Dwiana Dalam Pilwakot 2024
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Akademisi FISIP Universitas Lampung (Unila), Dedy Hermawan memaparkan pandapatnya soal peluang Rahmat Mirzani Djausal serta Eva Dwiana dalam Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bandar Lampung tahun 2024 mendatang.
Ia mengungkapkan, faktor individu menjadi penentu tertinggi seseorang dapat memenangkan kontestasi Pilwakot jika dibandingkan dengan faktor lain, seperti faktor partai politik pengusung.
"Parpol itu tidak selalu menjadi faktor penentu kemenangan, tetapi kinerja dan tingkat popularitas seseorang yang menjadi penentunya, parpol itu hanya menjadi tiket," kata Dedi, saat ditemui di FISIP Unila, Senin (5/6/2023).
Menurutnya, sosok Rahmat Mirzani Djausal sebagai Ketua DPD Gerindra Lampung tidak semerta-merta menjadikanya populer dan memiliki elektabilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan kader partainya.
Lalu sosok Eva Dwiana yang dikabarkan tidak akan maju sebagai Bakal Calon Walikota dari partai PDI Perjuangan, faktor kemenangan kedua nama tersebut dapat dilihat dari hasil survey-survey yang dilakukan.
Baca juga : Jelang Pilwakot Bandar Lampung, Rahmat Mirzani Djausal Galang Dukungan dari Ketua RT
Ia menyarankan kepada siapa saja yang maju pada Pilwakot harus memiliki daya dukung popularitas dan elektabilitas yang tinggi dilihat dari survey politik, agar pergerakanya menjadi rasional.
"Memiliki data supaya langkahnya terukur, jadi kuat elektabilitasnya baik dari jalur perseorangan atau independent itu punya konsekuensinya masing-masing, seberapa besar peluang itu dapat dilihat berdasarkan data misalnya hasil surveynya itu menjadi gambaran," jelasnya.
"Kalau petanahan itu biasanya memiliki modal politik sosial yang diunggulkan, apalagi kalau kinerjanya bagus biasanya mendapat apresiasi dari masyarakat, tetapi ini harus di survey juga sejauh mana petahana ini memiliki elektabilitas tinggi, banyak juga dibeberbagi tempat petahana kalah," terangnya.
Selain itu tambah Dedy, tingkat dari kepuasan masyarakat harus mencapai 60 persen, sebagai gambaran elektabilitas petahana yang kuat.
Siapapun yang akan maju dalam Pilwakot kedepan tentu harus memiliki modal logistik yang besar. Dedy berharap Pilwakot 2024 adalah adu ide dan gagasan.
"Kita berahap Pilkada kedepan bebas dari money politik kembali kepada adu gagasan perspektif," pungkasnya. (*)
Video KUPAS TV : Jabatan Gubernur Berakhir September, Kok Netizen Bilang Alhamdulillah?
Berita Lainnya
-
MK Tolak Uji Materi Penyediaan Kotak Kosong di Pilkada Seluruh Daerah
Sabtu, 16 November 2024 -
Empat Profil Talenta Masa Depan, Paparan Dina Sartika di Seminar Universitas Teknokrat Indonesia
Sabtu, 16 November 2024 -
Pimpin Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo Pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan
Sabtu, 16 November 2024 -
Bersama Ardjuno, Andika dan Kiki The Potters Getarkan Lapangan Merdeka Kota Gajah Lamteng
Jumat, 15 November 2024