• Kamis, 31 Oktober 2024

Bertahun-Tahun Jalan di Balik Bukit Lambar Rusak Parah, Warga Minta Pemerintah Lakukan Perbaikan

Senin, 15 Mei 2023 - 09.48 WIB
193

Kondisi ruas jalan Kabupaten di Pemangku Pematang Liyu, Pekon (Desa) Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit yang rusak parah. Foto: Echa/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sudah bertahun-tahun ruas jalan Kabupaten di Pemangku Pematang Liu Dua, Pekon (Desa) Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit kondisi sangat memprihatinkan. Bahkan ruas jalan yang menjadi akses utama masyarakat setempat hanya berupa bebatuan besar yang berpotensi membahayakan pengguna jalan.

Berdasarkan pantauan Kupas Tuntas di lokasi kerusakan terjadi, mulai dari jalan utama menuju Pemangku Pematang Liu ll, kondisi ruas jalan berupa tanjakan yang cukup curam cukup menyulitkan pengguna jalan untuk melintas sebab banyak bagian jalan yang sudah berlubang bahkan banyak material jalan yang sudah terangkat dan bertebaran di badan jalan.

Berjarak kurang lebih 1 Km pengguna jalan akan sampai di ruas jalan Kabupaten tepatnya di Pemangku Pematang Liu ll, Pekon Padang Cahya Kecamatan Balik Bukit. Pemandangan awal yang terlihat ruas jalan sepanjang kurang lebih 2,5 KM itu hanya di hiasi batuan besar dan belum tersentuh material aspal sama sekali kondisi itu di perparah ketika musim hujan tiba.

Menurut warga setempat, jika musim hujan tiba ruas jalan itu sangat sulit untuk dilalui, bahkan tidak jarang pengguna jalan terjatuh karena terjebak pada kubangan air yang menggenang di badan jalan. Bukan hanya kendaraan roda dua saja kendaraan roda empat pun sering mengalami masalah ketika melintasi ruas jalan itu mulai dari As mobil yang patah hingga mesin mobil yang bermasalah.

Bahkan warga mengaku, banyak pihak yang menjanjikan perbaikan ruas jalan tersebut saat memasuki tahun politik namun hingga hari ini belum ada yang terealisasi. Banyak pihak yang mengumbar janji untuk mendapat suara dari masyarakat setempat dan ketika sudah menduduki jabatan janji tersebut dilupakan masyarakat pun hanya bisa menerima kenyataan.

Ketika dikonfirmasi anggota Lembaga Himpun Pemekonan (LHP) setempat, Sutrisno mengatakan, kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tersebut sudah terjadi bertahun-tahun, bahkan ia mengaku, pembangunan ruas jalan tersebut terakhir dilakukan pada masa kepemimpinan Bupati Erwin Nizar. Setelah itu, belum ada perbaikan lanjutan yang dilakukan oleh Pemkab setempat.

"Sejak tahun 2007 pembangunan kita ini belum tersentuh sama sekali sampai sekarang, kalau waktunya mungkin enggak bisa dihitung lagi ini. Harapan masyarakat tentu ingin agar segera di perbaiki lah biar nyaman enggak perlu bantuan-bantuan sosial apa pun lah. Karena dengan jalan (yang bagus) penghasilan juga enggak susah-susah," kata Sutrisno saat di wawancara, Sabtu (13/05/2023) kemarin.

Sutrisno mengakui, tidak jarang pengguna jalan yang melintas mengalami insiden kecelakaan karena tak kuat mengimbangi kerusakan yang terjadi, bahkan sempat ada truk yang mengalami kerusakan dan di biarkan menginap diruas jalan tersebut karena tidak bisa diperbaiki secara langsung sehingga di tinggal oleh pemiliknya untuk mencari bantuan alat untuk memperbaiki kerusakan.

"Harapan nya cepat di bangun lah biar kayak temen-temen di bawah agar kesan nya enggak di biarin gini, karena dengan kondisi jalan yang seperti ini akses masyarakat jadi sulit jarak keluar menuju desa Sampot saja bisa satu jam apa lagi kalau hujan harus bener-bener hati," pungkasnya.

Sementara, Kepala Pemangku Pematang Liu ll, Eka Dwi Yanto menambahkan, panjang ruas jalan yang mengalami kerusakan itu 2,5 KM. Setiap tahun pihak nya selalu mengusulkan agar ruas jalan tersebut diperbaiki namun usulan tersebut belum terealisasi, bahkan karena parahnya kerusakan yang terjadi masyarakat sempat melakukan perbaikan secara swadaya.

"Ada beberapa titik perbaikan yang dilakukan masyarakat disini secara swadaya, disini saja terakhir masyarakat secara swadaya pada tahun 2021 karena kondisinya yang memang sudah sangat parah membahayakan pengguna jalan sehingga masyarakat berinisiatif untuk memperbaiki secara swadaya dengan iuran 1 sak semen untuk nambal-nambal lubang itu," kata Eka.

Eka sapaan akrabnya mengatakan ada sebanyak 700 hingga 800 kepala keluarga dari empat pemangku diwilayah setempat yang memanfaatkan ruas jalan tersebut untuk melakukan aktifitas, mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani sayur dan kopi. Mereka berharap ada pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab setempat agar bisa menikmati infrastruktur jalan yang nyaman. (*)


Video KUPAS TV : Warga Resah! Repeater Penguat Sinyal di Balik Bukit Lambar Tak Berfungsi Maksimal


Editor :