Sempat Tak Mempan Dibius, Kawanan Gajah Liar di Lambar Akhirnya Berhasil Dipasang GPS Collar
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sempat
tertunda, pemasangan GPS Collar untuk kawanan gajah liar kelompok jambul akhirnya
berhasil dilakukan oleh satuan tugas (Satgas) konflik gajah bersama tim
gabungan yang dilakukan di Pekon (Desa) Sukamarga, Kecamatan Suoh Rabu
(29/03/2023) kemarin.
Kepala SPTN Wilayah lll Krui, Maris Feriyadi
menyampaikan bahwa pemasangan GPS Collar bagi kawanan gajah liar itu melibatkan
Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS), Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (KSDA) Bengkulu, Mitra Repong Indonesia, PILI, WCS dan YABI.
Feri mengatakan bahwa pemasangan GPS Collar
pada kawanan gajah tersebut dilakukan agar memberikan kontribusi yang positif
sebagai upaya mitigasi interaksi negatif manusia dan gajah liar di wilayah
kerja SPTN Wilayah III Krui, khususnya di Resort Suoh dan sekitarnya.
Karena menurutnya, walaupun sebelumnya sudah
terpasang GPS Collar pada Kelompok Bunga, Kelompok Jambul saat ini merupakan
kelompok yang sangat menyulitkan satgas di lapangan sehingga perlu dilakukan
upaya lanjutan untuk bisa memantau kondisi kedua kelompok gajah itu.
"Karena terkadang kelompok jambul ini
suka bergabung dan berpisah dengan kelompok bunga sehingga menyulitkan petugas
untuk memantau pergerakan mereka, oleh karena itu dengan adanya pemasangan GPS
Collar kedua ini di harapkan bisa lebih memudahkan petugas dalam memantau kedua
kelompok kawanan gajah liar ini," ujarnya saat di hubungi, Kamis
(30/03/2023).
Sementara itu Dokter Hewan yang tergabung di
dalam tim, drh Erni Suyanti mengatakan, pemasangan GPS Collar pada hari pertama
dilakukan pada Selasa (28/9/2023) namun terdapat kendala yang di hadapi
sehingga pemasangan sempat tertunda dan kembali di lanjutkan pada Rabu
(29/03/2023).
"Karena pada pemasangan hari pertama itu obat
bius yang disuntikkan ke tubuh gajah tidak merespon bahkan bius yang disuntikan
sudah sebanyak 3 kali sehingga gajah yang akan di pasangkan GPS Collar itu
tidak bisa dikendalikan karena efek obat bius yang tidak bekerja secara
maksimal," kata dia.
Obat bius yang digunakan untuk melumpuhkan
kawanan gajah liar itu kata dia menggunakan dosis jenis anesthesi yang
merupakan kombinasi obat Xylazine dan Ketamine HCI, kemudian ditambah dengan
dosis suplement kombinasi obat yang sama.
"Karena pada saat pembiusan mungkin ada
gangguan dari kawanan gajah yang lain sehingga kondisi jadi tidak kondusif dan
target sasaran tidak merespon reaksi obat bius yang di suntikkan karena
keberhasilan bius itu juga ditentukan dengan kondisi lingkungan yang tenang
tanpa ada nya gangguan dari kawanan yang lain," tambahnya.
Kemudian setelah proses pembiusan berhasil
dilakukan berdasarkan hasil pengukuran (morfometri) tubuh gajah oleh tim medis,
gajah yang dipasang GPS Collar memiliki berat badan 3.189 kg, tinggi bahu 223
cm, lingkar dada 382 cm, dan diberi nama Ramadhani.
Setelah itu pihaknya langsung melakukan
koleksi sampel darah untuk tujuan pemeriksaan DNA, hematologi dan kimia darah
untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum.
"Kita juga sudah melakukan penyuntikan
antibiotik long acting untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder pada bekas
tembak bius, penyuntikan obat anti stress dan untuk memperkuat daya tahan tubuh
sehingga secepatnya kondisi gajah akan kembali normal," pungkasnya.
Sementara itu Plt Kepala Balai Besar TNBBS,
Ismanto mengapresiasi kerja keras para tim di lapangan yang sudah berhasil
memasangkan GPS Collar untuk gajah liar Kelompok Jambul. Ia mengatakan, meski
dilakukan pada bulan Ramadhan, tim tetap bersemangat dan pantang menyerah dalam
melakukan upaya pemasangan GPS Collar ini.
"Kami tentu sangat menyampaikan rasa
terimakasih kepada seluruh tim yang telah terlibat membantu hingga terpasangnya
GPS Collar ini, karena tentu butuh pengorbanan yang luar biasa, terlebih
petugas sedang menjalankan ibadah puasa sehingga dengan kondisi topografi
kawasan TNBBS tentu sangat menguras tenaga," kata dia. (*)
Berita Lainnya
-
Teror Harimau Belum Usai, Kawanan Gajah Liar Rusak Rumah Warga Suoh
Selasa, 29 Oktober 2024 -
DPRD Lampung Barat Tetapkan Pembentukan Tiga Komisi
Selasa, 29 Oktober 2024 -
KPU Lampung Barat Terima Logistik Pilkada 2024, Berikut Rinciannya
Selasa, 29 Oktober 2024 -
Warga Suoh Dengar Suara Harimau, Tim Gabungan Intensifkan Pencarian
Senin, 28 Oktober 2024