• Selasa, 05 November 2024

Petani Lamteng Panen Singkong 70 Ton Per Hektar, Sudin Apresiasi PT Pusri Palembang

Rabu, 22 Maret 2023 - 17.45 WIB
1.8k

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin saat menghadiri panen singkong di Lampung Tengah. Foto: Yudha/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Tengah - Sudin Ketua Komisi IV DPR RI menghadiri panen singkong di Merbau Mataram Lampung Tengah, dalam kesempatan itu ia mengapresiasi PT Pusri Sriwidjaya Palembang lewat inovasi pupuk NPK buatan mereka hasil panen petani jadi melimpah.

Sudin mengatakan, para petani singkong terbiasa menggunakan pupuk kimia yang dapat merusak tanah, namun dengan adanya inovasi oleh PT Pusri, per hektar diperkirakan mampu menghasilkan 70 ton.

"Hari ini ada panen singkong, yang per hektarnya diprediksi bisa mencapai 70 ton, berkat inovasi dari PT Pusri dengan pupuk NPK, keunggulan dari pupuk NPK PT Pusri ini biasanya satu hektar menghasilkan 35-40 ton, sedangkan ini bisa mencapai 70 ton," kata Sudin saat diwawancarai awak media saat kegiatan panen singkong, Rabu (22/3/2023).


Sudin yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung itu menyampaikan, para petani singkong biasanya dalam waktu 7 bulan panen, namun dengan adanya inovasi pupuk NPK panen dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. 

Berkaitan dengan harga singkong yang dikeluhkan oleh para petani, Sudin mengatakan akan segera berkordinasi dengan Gubernur Lampung, serta Bupati setempat agar keluhan tersebut dapat teratasi.

"Itu sebenarnya adalah kewenangan dari Pemerintah Daerah, namun akan segera saya koordinasikan dengan Gubernur dan Bupati," tegasnya.

Ditambahkan oleh Ketua DPRD Lampung Tengah Sumarsono mengatakan, seluruh pihak diharapkan dapat bersinergi untuk terus menggunakan pupuk NPK tersebut.

"Ini sudah 1 kali panen dan hasilnya sampai 70 ton, dan estimasi saat panen nanti hasilnya juga sama 70 ton, mereka hanya menggunakan pupuk 6 kwintal produksinya meningkat," jelasnya.

Dengan biaya produksi sekitar Rp20.000.000 katanya, dapat menghasilkan laba kotor sebesar Rp70.000.000 sehingga hasil keuntungan jauh lebih besar dibandingkan saat petani menggunakan pupuk kimia.

"Dengan demikian petani akan sejahtera dan keributan tidak terjadi lagi. Intensifikasi terhadap tanah harus terus dilakukan, karena tanah tidak akan bertambah," tegasnya. (*)