Implementasikan Pertanian Presisi, Kementerian Pertanian Dikunjungi IPB

Bapeltan Lampung selaku unit pelaksana teknis Lingkup Kementerian Pertanian yang telah menerapkan pertanian presisi saat menyambut hangat kunjungan civitas akademi dari IPB. Fpto: Dok.Kementan
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung selaku unit pelaksana teknis Lingkup Kementerian Pertanian yang telah menerapkan pertanian presisi menyambut hangat kunjungan civitas akademi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa program Doktoral Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian itu disambut langsung oleh Kepala Bapeltan Lampung dan seluruh jajaran.
"Tujuannya, kami ingin melihat dan berdiskusi secara langsung terkait implementasi inovasi Teknologi Pertanian Tepat Guna yang ada di Bapeltan lampung,” kata Sam Herodian, Dekan Fakultas Teknik Pertanian IPB sebagai Ketua rombongan.
Selain itu, Sam Herodian menyampaikan bahwa mahasiswa Doktoral harus dapat meningkatkan kompetensinya untuk menjawab tantangan-tantangan di lapangan saat ini.
Diharapkan juga riset-riset baik yang sudah dilakukan maupun akan dilaksanakan, benar-benar related dengan isu-isu yang sedang berkembang di dunia pertanian indonesia serta mudah untuk didesiminasikan oleh para petani di Indonesia.
Kunjungan 11 mahasiswa doktoral ini dipandu langsung oleh Kepala Balai dan Tim Widyaiswara Bapeltan Lampung.
Rombongan dipandu mengamati implementasi lahan praktik di Bapeltan Lampung khususnya yang sudah menerapkan teknologi Low Cost Smartfarming.
Kepala Bapeltan Lampung, Abdul Roni Angkat menyampaikan, penerapan teknologi Low Cost Smartfarming di Bapeltan Lampung yang murah dan sederhana sangat mungkin untuk diterapkan di Indonesia.
"Hal ini dapat dilihat dari harganya yang relatif murah, terjangkau oleh masyarakat serta sistem pengoperasiannya yang tidak rumit. Orang awam sekalipin dapat membuat dan menggunakannya,” ungkap Abdul Roni.
Selain mempelajari Implementasi Teknologi Low Cost Smartfarming, rombongan juga mempelajari penerapan Sistem Teknologi Integrated Farming System.
"Untuk Integrated Farming System, dimulai dari sistem pengisian input biodigester yang dilakukan secara teratur. Gas metana yang dihasilkan dari proses fermentasi kotoran ternak, dihasilkan hanya dari kotoran tiga ekor sapi. Ini sudah bisa digunakan guna keperluan skala rumah tangga,” jelas Abdul Roni Angkat.
Ia menambahkan, baik penerapan teknologi Low Cost Smartfarming maupun Integrated Farming System ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
"Kementerian Pertanian harus terus mengembangkan Inovasi Teknologi Pertanian menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern. Dengan inovasi- inovasi ini, kita dapat menarik minat generasi muda bekerja di sektor pertanian," terangnya.
Pernyataan ini juga diteruskan oleh Kepala Badan Peyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertania (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa peningkatan produksi dan produktivitas hanya dapat dicapai oleh sumberdaya manusia yang profesional dan memiliki kapasitas, mandiri dan berdaya saing serta dapat memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang saat ini dengan semaksimal mungkin. (*)
Video KUPAS TV : Kanwil Kemenkumham Lampung Bersama FKI Kenalkan Olahraga Kempo di Rutan Way Huwi Lamsel
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Indonesia Beri Penghargaan kepada 121 Mahasiswa dan 21 Dosen Berprestasi
Minggu, 06 Juli 2025 -
Jumlah PBI BPJS Kesehatan Berkurang, DPRD Lampung: Sering Non-aktif
Minggu, 06 Juli 2025 -
Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Lampung Capai 396, KPAI Tekankan Kerja Kolaboratif Semua Elemen
Minggu, 06 Juli 2025 -
213 Ribu Warga Lampung Terima Program Makan Bergizi Gratis
Minggu, 06 Juli 2025