Djarot Saiful Hidayat: Janganlah Opini Kita Menimbulkan Disrupsi Pada Kebhinnekaan
Kupastuntas.co, Jakarta - Ketua Bidang Ideologi dan
Kaderisasi DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, menjelaskan materi tentang
penguatan akar ideologi dan strategi beropini, pada acara pelatihan influencer
pengurus partai tingkat DPD dan DPC seluruh Indonesia di Sekolah Partai DPP PDI
Perjuangan, Jalan Raya Lenteng Agung No.99 Jakarta Selatan, Jum'at,
(17/3/2023).
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan sebagai pengguna medsos
yang bijak, janganlah opini justru menimbulkan disrupsi pada kebhinnekaan, menimbulkan
ancaman pada persatuan bangsa dan bahkan semakin menciptakan polarisasi
masyarakat yang semakin melebar.
"Kita sebagai kader PDI Perjuangan harus menyadari
bahwa medsos sebagai sarana penyampaian pesan politik, seharusnya memanfaatkan
teknologi ini sebagai media pendidikan politik yang sehat kepada
masyarakat," ujar Djarot.
BACA JUGA: Pesan
Megawati di Sekolah Partai: Kader Partai Tak Boleh Lupa Diri
Tantangan Bangsa Indonesia di Era Internet of Things menurut
Djarot, berkaitan dengan masalah separatisme, fanatisme, dan berita bohong
(hoax) benturan-benturan agama.
"Masalah kebhinnekaan mengarah ke separatisme dan
rasisme yang muncul merupakan tantangan persaudaraan bangsa. Lalu Fanatisme
absolut terhadap keseragaman yang berbeda dengan keberagamaan, solidaritas
gerakan masyarakat mengarah kepada
kelompok sendiri menciptakan dikotomi antara golongan," tandasnya.
Selain itu, mengatasnamakan kebebasan yang berlebihan dapat
memicu perpecahan dan ketegangan masyarakat yang multikultural. Berita bohong
mudah tersebar untuk mempengaruhi opini dan perilaku publik.
Menurutnya, konflik dunia maya dapat berkembang menjadi
konflik SARA yang nyata, muncul aksi-aksi yang menggalang solidaritas kelompok
tertentu, melawan kelompok lain.
BACA JUGA: Hasto
kepada Influencer Partai: Seluruh Kader Harus Melek Media Sosial
"Benturan antar-peradaban dan agama akan menjadi
penyebab sebuah konflik. Konflik sosial
melalui isu etnik ataupun agama dalam hubungan antar masyarakat, nasional
maupun global," katanya.
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa harus menyadarkan
kembali bahwa Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia Kebhinekaan merupakan
kekayaan filosofi masyarakat.
Djarot mengungkapkan, saat ini rata-rata orang Indonesia
menggunakan internet selama 7 jam 42
menit setiap harinya.
BACA JUGA: Ari
Junaedi Beberkan Teknik 'Cetar' Berdebat dan Menjadi Narasumber
Dalam era ini katanya, masyarakat begitu mudah untuk
mengakses, membaca, membuat bahkan menyebarkan berbagai informasi, sehingga
saat ini munculah istilah buzzer,
influencer, selebgram, haters maupun content creator di platform media sosial.
"Bahkan, media massa online pun sering mengangkat
tema berita dari isu medsos yang sedang
trending, begitupun sebaliknya. Opini yang
muncul dalam medsos akan dianggap penting oleh masyarakat. Ditambah
sifat masyarakat Indonesia sendiri yang
suka dengan narasi melodrama (mellodramatic)," tandasnya.
Dalam penguatan akar ideologi, Djarot mengatakan, setiap
Kader harus memiliki pemahaman dan kesadaran ideologi, memiliki pengetahuan,
pengabdian, kesadaran politik, memiliki kesadaran berpartai, kesadaran
lingkungan dan sosial, dan budipekerti yang tinggi.
"Juga harus memiliki kesadaran untuk menyelesaikan
masalah pokok rakyat, memiliki kesadaran untuk menerapkan ilmu pengetahuan,
teknologi terapan, dan menjadikan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk diabdikan kepada
Partai," tuturnya.
Menurutnya, kader PDI Perjuangan harus memahami tiga
perspektif utama yaitu historis atau kesejarahan PDI Perjuangan, Ideologis, dan
kerakyatan.
"Historis atau kesejarahan, sejatinya PDI Perjuangan
merupakan partai yang berakar dari rakyat dan ada sejak Bung Karno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI)
yang berjuang untuk Kemerdekaan Republik Indonesia. Pespektif historis ini penting bahwa PDI Perjuangan bukan partai
kemarin sore, partai ini masih tetap ada sampai sekarang karena dukungan
rakyat," ujarnya.
Lalu Ideologis, di mana Bung Karno telah merumuskan
Pancasila sebagai falsafah dasar yang digali dari rakyat sendiri. Ideologi
Pancasila merupakan ideologi bangsa yang menjadi landasan untuk merancang
kebijakan agar rakyat Indonesia dapat hidup
lebih baik, anaknya cerdas, menguasai ilmu pengetahuan, dan teknologi.
"Lalu kerakyatan, kader muda PDI Perjuangan wajib
mengobarkan semangat kerakyatan. Semua harus mengingat bahwa PDI Perjuangan
bisa menang dua kali berturut-turut di dua pemilu terakhir, karena dukungan
rakyat dan bertekad mencatatkan rekor menang hattrick pemilu berturut-turut
pertama semenjak reformasi,"
tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Kinerja Arinal Sudah Terbukti, Umar Ahmad Ajak Masyarakat Lampung Tengah Dukung Ardjuno di Pilgub Lampung
Jumat, 15 November 2024 -
Pesta Rakyat di Kota Gajah Lampung Tengah, Yusuf Cakculay Ajak Masyarakat Pilih Ardjuno 27 November Nanti
Jumat, 15 November 2024 -
Debat Pamungkas Pilwakot Bandar Lampung, Reihana Sebut Ada Pungli di Sekolah, Eva Dwiana Bantah
Jumat, 15 November 2024 -
Kemendagri Resmi Larang Kepala Daerah Sebar Bansos Jelang Pilkada
Kamis, 14 November 2024