• Selasa, 05 November 2024

10 Tahun Jalan Provinsi di Rumbia Lamteng Rusak Berat, Mirip Kubangan dan Sawah

Selasa, 14 Maret 2023 - 08.20 WIB
587

Tampak jalan di Rumbia yang rusak parah, lubang yang cukup dalam disana-sini sudah seperti kubangan sapi. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Tengah - Jalan provinsi di Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah (Lamteng), selama 10 tahun dalam kondisi rusak berat. Jalan rusak mencapai panjang 5 hingga 6 kilometer. Kondisi jalan sudah menyerupai kubangan lumpur dan sawah, serta tidak ada lagi aspal tersisa.

Merasa kesal karena jalan rusak di Rumbia tidak kunjung diperbaiki, beberapa warga melakukan aksi protes dengan membuat video sedang mandi kubangan lumpur di jalan rusak hingga viral di media sosial (Medsos).

"Inilah yang bikin saya malas untuk pulang ke Rumbia, pulang kampung. Gimana nggak ya, dari saya lulus SD sampai sekarang jadi rentenir. Nih ya mending zaman dulu udah bisa mancing di jalan ini, sekarang sudah bisa bikin water boom, nah nah bisa berenang kita,” kata wanita yang ada di video itu seperti dilihat Kupastuntas.co, pada Senin (13/3).

Dalam video juga tampak beberapa wanita berfoto bak model sambil bermain di genangan jalan tersebut. Tampak juga beberapa momen lainnya mereka memperagakan ibu-ibu mencuci pakaian layaknya di sungai. Sementara yang lainnya tampak asyik memancing ikan lele.

Pantauan Kupastuntas.co di lapangan, ruas jalan provinsi yang rusak dimulai dari Seputih Raman sampai Bandar Surabaya, Kabupaten Lamteng. Ruas jalan tersebut melintasi beberapa kecamatan yakni Seputih Raman, Seputih Banyak, Rumbia, Bumi Nabung, Seputih Surabaya, dan Bandar Surabaya. Kerusakan jalan paling parah terjadi di Kecamatan Rumbia berada di dua kampung yakni Rukti  Basuki dan Reno Basuki. Sejumlah titik jalan sudah menyerupai kubangan air cukup panjang dan dalam, serta tidak ada aspal tersisa.

Ketua Komisi III DPRD Lamteng, Kadek Asian Nafiri mengatakan, ruas jalan Seputih Raman sampai Bandar Surabaya merupakan tanggung jawab Pemprov Lampung.

Ia menjelaskan, kerusakan jalan dimulai dari Seputih Raman hingga Bandar Surabaya. Namun, lanjut dia, kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Rumbia.

“Kerusakan jalan ini disebabkan beberapa faktor  diantaranya sering dilintasi kendaraan membawa muatan lebih, dan tidak ada saluran drainase di pinggir jalan. Sehingga saat turun hujan maka air akan mengenang di badan jalan sampai akhirnya terjadi kerusakan,” katanya, Senin (13/3).

Farid, warga Rumbia mengatakan, saat ini kondisi jalan di Rumbia sangat memprihatinkan. Ia mengungkapkan, tidak berlebihan jika ada warga melakukan aksi protes dengan mandi di kubangan jalan yang rusak.

“Kerusakan jalan di Kecamatan Rumbia masuk kategori berat. Karena bentuknya sudah bukan jalan lagi, namun sudah menjadi kubangan air dengan ukuran cukup panjang dan dalam,” ungkapnya.

Farid mengatakan, kerusakan jalan paling parah berada di dua kampung yakni Reno Basuki dan Rukti Basuki dengan panjang mencapai 5 hingga 6 kilometer.

“Kalau musim hujan bentuknya sudah bukan jalan lagi. Lebih mirip kubangan air dan sulit dilintasi kendaraan. Kalau kendaraan pendek seperti sedan sudah tidak bisa lewat karena kubangannya cukup panjang dan dalam. Jika dipaksakan pasti akan nyangkut,” ujarnya.

Warga Rukti Basuki, Kecamatan Rumbia, Edi Supriyono mengatakan, jalan rusak di Kecamatan Rumbia sudah terjadi selama 10 tahun. “Sudah 10 tahun ini tidak pernah ada perbaikan. Kerusakan paling parah dua tahun terakhir, kondisi jalan sudah mirip kubangan dan sawah,” kata Edi.

Edi menerangkan, dalam bulan Maret ini sudah ada puluhan kendaraan truk terguling karena terjebak masuk kubangan. “Apalagi kalau musim hujan, air dari badan jalan sampai masuk ke rumah warga karena saluran drainase tertimbun tanah. Selama ini tidak pernah ada perbaikan sehingga kerusakan terus meluas,” imbuhnya.

Handoko, seorang sopir truk mengatakan, ia setiap hari melalui jalan di Kecamatan Rumbia karena tidak ada jalan alternatif yang bisa dilewati.

“Tidak ada pilihan lain. Ruas jalan Seputih Banyak-Rumbia-Gaya Baru adalah jalan poros satu-satunya. Saya biasa memuat sawit dan singkong dari Gaya Baru hingga 20 ton. Kalau ada pilihan jalan lain pasti saya dan sopir truk lain tidak akan melalui jalan ini," kata Handoko.

Handoko mengungkapkan, kendaraan yang sering mengalami insiden terguling paling banyak adalah truk engkel. Sebab, lanjut dia, truk engkel jika membawa muatan penuh akan rentan miring saat melintasi jalan lubang.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lamteng, Rusmadi saat dihubungi mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengajukan usulan perbaikan jalan di Rumbia ke Provinsi Lampung.

“Alhamdulillah tahun ini sudah ada pemberitahuan dari Provinsi Lampung kalau jalan poros dari Seputih Raman hingga Bandar Surabaya akan diperbaiki, termasuk didalamnya jalan di Rumbia,” kata Rusmadi.

Rusmadi menjelaskan, perbaikan ruas jalan tersebut akan masuk dalam perbaikan ruas Simpang Randu-Seputih Surabaya dengan anggaran Rp50,8 miliar dari APBD Pemprov Lampung TA 2023.

“Untuk jenis pembangunan jalannya itu ada yang rigid beton dan hotmix. Saat ini masih tahap lelang,” katanya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung, Febrizal Levi Sukmana menjelaskan, jalan ruas Simpang Randu-Seputih Surabaya di Lampung Tengah masuk kedalam prioritas pembangunan melalui APBD tahun 2023 ini.

"Pada tahun 2023 ini memang terdapat beberapa ruas prioritas yang bakal diperbaiki. Salah satunya di ruas Simpang Randu sampai Seputih Surabaya. Dan ini telah kita anggarkan sebesar Rp50,8 miliar," kata Levi.

Levi menjelaskan, saat ini progres penanganan jalan tersebut tengah memasuki proses tender yang ditargetkan akan selesai dalam waktu dekat.

"Untuk panjangnya sendiri kurang lebih ada tujuh kilometer. Dalam penanganannya nanti ada yang rigid dan di aspal. Tapi mayoritas di rigid. Jadi kami minta masyarakat untuk bersabar sedikit lagi," paparnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 14 Maret 2023 dengan judul “10 Tahun Jalan Provinsi di Rumbia Rusak Berat