• Kamis, 10 Juli 2025

Buka Diskusi Publik, Warek III Unila Ajak UKPM Teknokra Berpikir Kritis

Senin, 13 Maret 2023 - 19.33 WIB
1.3k

Kegiatan diskusi publik di Pelataran Belakang Gedung Rektorat Unila. Foto: Dok.Unila

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung (Unila), Anna Gustina Zainal membuka kegiatan diskusi publik dengan tema 'Kedudukan, Peran dan Kebebasan Pers Mahasiswa di Kampus', yang digelar di Pelataran Belakang Gedung Rektorat Unila, pada hari Sabtu (11/3/2023).

Diskusi Publik diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra dengan menghadirkan para pemantik diskusi, yaitu Dewan Pembina Teknokra M. Thoha B. Sampurna Jaya, Ketua AJI Bandar Lampung Dian Wahyu Kusuma, dan Direktur LBH Pers Lampung Chandra Bangkit. Turut hadi pula Rektor Senior Unila, Muhajir Utomo.

Dalam kesempatan tersebut, Anna Gustina Zainal menyampaikan, pimpinan Unila saat ini siap bersinergi dengan UKPM Teknokra Unila untuk membangun Unila menjadi lebih baik.

"Saya sangat mendukung UKPM Teknokra Unila untuk berpikir kritis dengan tetap berada dalam koridor akademis. Silahkan sampaikan apa yang menjadi daya pikiran kritis terkait fenomena-fenomena sosial yang ada di lingkungan Unila, dengan demikian kita akan berjalan saling beriringan, untuk mencapai Unila jauh lebih baik lagi,” kata Anna.


Anna berharap, di usianya yang menginjak 46 tahun, Teknokra akan terus hadir dan eksistensi memberikan pemikiran dan kebermanfaatan bagi Unila.

Kepada para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pers mahasiswa ia juga meminta hendaknya mengimplementasikan ilmunya agar bermanfaat dan mendukung terwujudnya Indonesia yang lebih baik.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana, Rara Maharani Bintang (Teknik Pertanian’21) menyebutkan, bahwa diskusi ini mengangkat tema 'Kedudukan, Peran, dan Kebebasan Pers Mahasiswa di Kampus'. Menurutnya, tema ini diangkat karena masih banyak lapisan civitas academica kampus yang menyalah artikan peran pers mahasiswa.

"Karena banyak orang yang menyalah artikan pers mahasiswa. Kedudukannya (persma) banyak yang menyepelekan karena tidak tahu arti sebenarnya pers itu apa. Mungkin banyak yang mengira, bahwa persma itu hanya boleh menampilkan yang bagus-bagus saja, tapi sebenarnya persma itu hadir untuk memberi tahu yang benar,” jelasnya.


Pemimpin Umum UKPM Teknokra, Syendi Arjuna (Ilmu Pemerintahan’20) mengungkapkan bahwa keadaan pers mahasiswa saat ini sangat miris. Menurutnya, pers mahasiswa terutama Teknokra yang sudah cukup tua, masih diragukan posisinya dan dianggap selalu menjelekkan nama kampus.

"Sejak berdirinya di tahun 1977 sampai sekarang sudah 46 tahun. Tetapi posisi kita itu diragukan dan dianggap menjelek-jelekkan Unila. Padahal kita membawa kebenaran agar suatu kemungkaran itu bisa berubah. Yang mirisnya lagi, akademisi Unila yang harusnya paham hal-hal substansial seperti ini malah ikut untuk menjelek-jelekkan pers mahasiswa khususnya Teknokra,” jelasnya.

Syendi menambahkan, peran pers mahasiswa termasuk dalam empat pilar demokrasi. Karena peran tersebut, ia berharap kedepannya pers mahasiswa bisa lebih kritis dalam menjalankan fungsinya.

"Harapannya kita sebagai pers harus kritis lagi jangan sampai kalah karena omongan-omongan itu, kita harus bisa kritis lagi, dan tak gentar nyalinya,” pungkasnya. (*)


Video KUPAS TV : Manfaat Petani Diajarkan Beralih dari Pupuk Kimia ke Pupuk Organik