• Jumat, 04 Juli 2025

OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Lampung Alami Peningkatan

Selasa, 07 Maret 2023 - 15.49 WIB
283

Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto saat acara pemaparan kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Lampung triwulan lV 2022, di Hotel Swissbell, Selasa (7/3/2023). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) masyarakat di tahun 2022 di provinsi Lampung mengalami peningkatan dibandingkan 2019.

Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto mengatakan, indeks literasi Keuangan di Lampung menunjukkan peningkatan sebesar 10,33 persen yaitu dari sebesar 30,97 persen di tahun 2019, menjadi 41,30 persen di tahun 2022. 

"Sedangkan untuk Indeks Inklusi Keuangan, menunjukkan peningkatan sebesar 12,87 persen yaitu dari sebesar 61,94 persen di tahun 2019 menjadi sebesar 74,81 persen di tahun 2022," ujar Bambang, saat acara pemaparan kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Lampung triwulan lV 2022, di Hotel Swissbell, Selasa (7/3/2023).

Bambang mengaku, target nasional di tahun 2024, untuk tingkat literasi sebesar 50 persen dan inklusi nya 90 persen.

Sementara di 2022 pada Nasional sendiri tingkat literasi nya di angka 49 persen, kemudian tingkat inklusi di angka 85 persen.

"Nah kita harapkan peningkatan itu bisa mendekati apa yang ditargetkan nasional, sehingga dalam dua tahun ini target itu bisa tercapai," ungkapnya.

Selain itu, provinsi Lampung memiliki indeks literasi keuangan diurutan ke-28, dan indeks Inklusi Keuangan diurutan ke-33 secara nasional.

Bambang menyampaikan, jika literasi dan inklusi keuangan masyarakat ini maanfaatnya sangat besar terhadap parameter dari kebijakan yang dilakukan pemda.

Kemudian jika masyarakat mempunyai pemahaman dan keterampilan terkait dengan keuangan yang di kelolanya. Ia yakin Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan naik.

"Karena uang nya bukan hanya digunakan untuk nilai konsumsi tapi untuk kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Nah ini yang kita dorong terkait literasi keuangan ini untuk mengelola keuangannya sendiri," jelas Bambang.

Selanjutnya, dalam peningkatan pemahaman masyarakat terkait fasilitas jasa keuangan pihaknya selama ini terus mendorong mendirikan desa inklusi keuangan.

Di Lampung sendiri baru ada 9 desa, kedepan diharapkan ada 11 desa lagi yang mendirikan inklusi keuangan.

Selain itu, agen laku pandai saat ini hampir 100 persen sudah ada di setiap desa di Lampung.

"Lalu simpanan pelajar kita juga terus mendorong, terutama program ayok menabung," paparnya.

Bambang mengaku, kedepan pihaknya juga akan kolaborasi dengan salah satu perusahaan bank sampah yang bentuknya konsisten.

"Sehingga uangnya bisa ditabung sebagai simpanan pelajar, lalu nantinya juga ada disetiap laku pandai," katanya.

Deputi direktur pengawasan OJK Lampung, Aprianus Jhon Risnad mengatakan, saat ini memasuki kondisi perbaikan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Total aset perbankan di Provinsi Lampung posisi triwulan lV-2022 tercatat mengalami peningkatan sebesar 7,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp107,91 Triliun menjadi sebesar Rp116,42 Triliun.

"Termasuk pada penyaluran kredit atau pembiayaan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan lV-2021 (yoy) yaitu meningkat sebesar Rp4,77 Miliar atau 6,63 persen yaitu dari sebesar Rp72,02 Triliun menjadi sebesar Rp76,80 Triliun," jelasnya. (*)

Editor :