OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Lampung Alami Peningkatan

Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto saat acara pemaparan kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Lampung triwulan lV 2022, di Hotel Swissbell, Selasa (7/3/2023). Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) masyarakat di tahun 2022 di provinsi Lampung mengalami peningkatan dibandingkan 2019.
Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto mengatakan, indeks literasi Keuangan di Lampung menunjukkan peningkatan sebesar 10,33 persen yaitu dari sebesar 30,97 persen di tahun 2019, menjadi 41,30 persen di tahun 2022.
"Sedangkan untuk Indeks Inklusi Keuangan, menunjukkan peningkatan sebesar 12,87 persen yaitu dari sebesar 61,94 persen di tahun 2019 menjadi sebesar 74,81 persen di tahun 2022," ujar Bambang, saat acara pemaparan kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Lampung triwulan lV 2022, di Hotel Swissbell, Selasa (7/3/2023).
Bambang mengaku, target nasional di tahun 2024, untuk tingkat literasi sebesar 50 persen dan inklusi nya 90 persen.
Sementara di 2022 pada Nasional sendiri tingkat literasi nya di angka 49 persen, kemudian tingkat inklusi di angka 85 persen.
"Nah kita harapkan peningkatan itu bisa mendekati apa
yang ditargetkan nasional, sehingga dalam dua tahun ini target itu bisa
tercapai," ungkapnya.
Selain itu, provinsi Lampung memiliki indeks literasi keuangan
diurutan ke-28, dan indeks Inklusi Keuangan diurutan ke-33 secara nasional.
Bambang menyampaikan, jika literasi dan inklusi keuangan
masyarakat ini maanfaatnya sangat besar terhadap parameter dari kebijakan yang
dilakukan pemda.
Kemudian jika masyarakat mempunyai pemahaman dan
keterampilan terkait dengan keuangan yang di kelolanya. Ia yakin Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) akan naik.
"Karena uang nya bukan hanya digunakan untuk nilai
konsumsi tapi untuk kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Nah ini yang kita
dorong terkait literasi keuangan ini untuk mengelola keuangannya sendiri,"
jelas Bambang.
Selanjutnya, dalam peningkatan pemahaman masyarakat terkait
fasilitas jasa keuangan pihaknya selama ini terus mendorong mendirikan desa
inklusi keuangan.
Di Lampung sendiri baru ada 9 desa, kedepan diharapkan ada
11 desa lagi yang mendirikan inklusi keuangan.
Selain itu, agen laku pandai saat ini hampir 100 persen
sudah ada di setiap desa di Lampung.
"Lalu simpanan pelajar kita juga terus mendorong,
terutama program ayok menabung," paparnya.
Bambang mengaku, kedepan pihaknya juga akan kolaborasi
dengan salah satu perusahaan bank sampah yang bentuknya konsisten.
"Sehingga uangnya bisa ditabung sebagai simpanan
pelajar, lalu nantinya juga ada disetiap laku pandai," katanya.
Deputi direktur pengawasan OJK Lampung, Aprianus Jhon Risnad
mengatakan, saat ini memasuki kondisi perbaikan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Total aset perbankan di Provinsi Lampung posisi triwulan
lV-2022 tercatat mengalami peningkatan sebesar 7,88 persen dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu sebesar Rp107,91 Triliun menjadi sebesar Rp116,42 Triliun.
"Termasuk pada penyaluran kredit atau pembiayaan mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan lV-2021 (yoy) yaitu meningkat
sebesar Rp4,77 Miliar atau 6,63 persen yaitu dari sebesar Rp72,02 Triliun
menjadi sebesar Rp76,80 Triliun," jelasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Biro Kesra Pemprov Lampung Kelola Anggaran Umrah dan Wisata Rohani 10,9 Miliar
Jumat, 04 Juli 2025 -
PLN untuk Rakyat Dorong Transportasi Umum Ramah Lingkungan lewat SPKLU Kotabumi
Kamis, 03 Juli 2025 -
Dua Fakultas Baru di UIN Raden Intan Lampung Luluskan Wisudawan
Kamis, 03 Juli 2025 -
DPRD Lampung Bahas Arah Pembangunan 5 Tahun ke Depan, Pansus RPJMD 2025–2029 Resmi Dibentuk
Kamis, 03 Juli 2025