Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kabiro Perencanaan dan Humas Unila, Budi Sutomo memaksa orangtua mahasiswa titipan, Tugiyono agar menyerahkan uang sebesar Rp 250 juta karena sang anak sudah diluluskan masuk FK Unila jalur SBMPTN 2022.

Hal tersebut terungkap saat Tugiyono menjadi saksi dalam persidangan suap PMB Unila jalur mandiri 2022 dengan terdakwa Karomani, Heryandi dan M. Basri di PN Tipikor Tanjung Karang, Selasa (14/2/2023).

Dalam persidangan juga terungkap, Tugiyono sendiri merupakan mantan Dosen dari Budi Sutomo (orang kepercayaan eks Rektor Unila Karomani) saat menjadi mahasiswa di Unila.

Saksi Tugiyono menceritakan awalnya sang anak mendaftar Fakultas Kedokteran Unila melalui jalur SBMPTN 2022. Lalu, dirinya menemui Warek IV Unila, Suharso untuk meminta tolong agar sang anak bisa dibantu lulus.

"Saya bilang anak saya mau daftar Unila, apakah bisa dibantu karena biasanya kalau dosen ada prioritas," ujarnya.

Lalu, Suharso menyarankan saksi Tugiyono agar menemui Budi Sutomo yang merupakan orang kepercayaan Karomani karena Suharso tidak bisa membantu dan tidak dekat dengan Karomani.

"Setelah saya temui, Budi Sutomo bilang kalau lolos passing grade bisa dibantu, kalau tidak lewat mandiri, nanti dia lapor bos (Karomani) dulu," ucapnya.

Kemudian, saksi Tugiyono menyerahkan kartu pendaftaran sang anak ke Budi Sutomo melalui WhatsApp.

"Sehari sebelum pengumuman, Budi Sutomo nelpon bilang anak saya lulus dan diminta bayar sumbangan. Kalau tidak bayar, anak saya akan dianulir," imbuhnya.

Mengetahui hal tersebut, Tugiyono pun langsung mengupayakan sejumlah uang diminta oleh Budi Sutomo sebesar Rp 250 juta karena takut sang anak dianulir.

"Saya serahkan Rp 250 juta langsung secara tunai di ruang kerja pak Budi. Uang itu saya kumpulkan dari pensiunan istri," jelasnya. (*)