Cuaca Ekstrem, Produksi Kopi di Lambar Terancam Menurun

Ismail Petani asal Pekon (Desa) Batu Brak saat diwawancarai, Senin (30/01/2023). Foto: Echa/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dihantam cuaca ekstrem para petani Kopi Robusta di Lampung Barat mengeluh, pasalnya hasil produksi kopi robusta di Bumi Beguai Jejama Sai Betik itu pada musim panen tahun 2023 ini terancam menurun drastis.
Ismail salah satu petani yang ada di Pekon (Desa) Kota Besi, Kecamatan Batu Brak menyampaikan hal tersebut diakibatkan curah hujan tinggi yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
"Karena cuaca ini sangat berpengaruh terhadap proses pembuahan kopi mulai dari kembang nya hingga menjadi buah, sedangkan sejak akhir tahun 2022 intensitas hujan diwilayah kita sangat tinggi sehingga kembangnya pada rontok," kata Ismail ketika di wawancara, Senin (30/01/23).
Menurut Ismail, hal tersebut menjadi faktor menurunnya produksi kopi pada masa panen tahun 2023. Ismail menambahkan, para petani selama ini sudah berupaya memaksimalkan perawatan mulai dari pemupukan dan lain sebagainya namun itu menjadi sia-sia karena dipengaruhi cuaca.
"Bahkan pemeliharaan batang segala macam sudah kita akukan secara maksimal tetapi memang ketika cuaca tidak mendukung tentu akan mempengaruhi hasil produksi dari pada kopi itu sendiri, ini sudah bisa kita prediksi karena sudah beberapa kali terjadi," ujarnya.
Ismail membandingkan, hasil produksi kopi pada tahun 2022 mencapai 1 ton, kemungkinan pada tahun 2023 hasil produksi kopi hanya sekitar kurang lebih 300-400 Kg, sehingga penurunan produksi kopi mencapai 60 hingga 70 persen pada musim panen tahun 2023.
Ali petani lain menyampaikan keluhan yang sama, produksi kopi robusta tahun ini sudah di pastikan menurun karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi.
"Karena pada saat (Kopi) sudah berbunga ke arah candik curah hujan nya terlalu tinggi sehingga akhirnya bunga nya rontok dan itu terjadi di hampir seluruh wilayah di Lampung Barat, namun memang mungkin ada di beberapa wilayah yang penurunan nya tidak terlalu signifikan," kata Ali.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Barat, Yudha Setiawan melalui Kepala Bidang Perkebunan Sumarlin saat di wawancara beberapa waktu lalu mengungkapkan, faktor cuaca memang sangat mempengaruhi tingkat produktifitas kopi.
"Karena cuaca sangat luar biasa akhir tahun kemaren, hujan siang malam itu juga mempengaruhi proses pembungaan kegagalan buah mengalami kerontokan itu cuaca seperti itu selain rontok tingkat produktifitas juga menurun," kata Sumarlin.
Sumarlin mengatakan, produksi kopi di Lampung Barat cenderung fluktuatif. Ketika memang hasil produksi menurun harga jual tentu akan semakin tinggi, sehingga masih ada sisi positifnya.
"Kita juga terus mendorong kesejahteraan petani dengan mengupayakan para petani agar menghasilkan kopi yang bermutu tinggi sehingga jika sudah ketemu pasarnya kita bisa menjual kopi dengan harga yang tinggi dengan kualitas yang tinggi juga," ujarnya.
Pihaknya pun akan terus melakukan pembinaan terhadap para petani untuk terus bisa meningkatkan kualitas kopi bukan hanya sisi produksi tetapi pengolahannya, sehingga para petani di Lampung Barat bisa menghasilkan kopi yang berkualitas di pasaran. (*)
Berita Lainnya
-
Realisasi Pendapatan Daerah Lampung Barat Capai Rp 685 Miliar, Pemkab Optimistis Kejar Target
Selasa, 16 September 2025 -
Literasi Jadi Prioritas, Bupati Lampung Barat Dorong Keberlanjutan
Selasa, 16 September 2025 -
Stok Kondom Kosong, Pemkab Lampung Barat Pastikan Pelayanan KB Tetap Berjalan
Selasa, 16 September 2025 -
Polisi Identifikasi Pelaku Pencurian Rp 800 Juta di Lampung Barat, Diduga Kelompok Luar Daerah
Senin, 15 September 2025