Minim Pengawasan dan Pembinaan Keagamaan Jadi Pemicu Anak Terlibat Geng Motor dan Tawuran

Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Ino Harianto. Foto: Dok/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Minimnya pengawasan orang tua dan pembinaan agama menjadi salah satu pemicu anak terlibat geng motor dan tawuran. Senin (16/1/2023).
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Ino Harianto mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak terlibat geng motor dan tawuran.
"Diantaranya anak-anak ini ingin mencari jati diri biar dibilang sekolahnya hebat, kelompok nya lebih hebat dari kelompok lain. Selain itu, kurangnya pengawasan orangtua dan pembinaan keagamaan yang masih kurang," kata Ino.
Demi mengantisipasi maraknya geng motor dan tawuran, Ino menjelaskan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan dengan melakukan kordinasi ke setiap sekolah-sekolah yang ada di Bandar Lampung.
"Sebelumnya kita sudah melakukan kordinasi dari jauh-jauh hari ke sekolah-sekolah bahkan tiap minggu kita menjadi pembina upacara di sekolah-sekolah," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan sekolah-sekolah agar para siswa yang terlibat tawuran dan geng motor membawa sajam diberikan sanksi tegas.
"Tentunya sanksi yang tegas harus diberikan juga oleh pihak sekolah kepada siswanya jika siswanya terlibat tawuran dan membawa senjata tajam. Kalau di kepolisian kita sudah tegas, apabila memenuhi unsur pidana akan kita proses," jelasnya.
Oleh sebab itu, dirinya berharap agar semua pihak bisa sama-sama berkontribusi untuk mengatasi fenomena geng motor dan tawuran tersebut.
"Karena anak ini bisa menjadi korban dan juga pelaku. Oleh karena itu, peran semua elemen sangat penting. Seluruh masyarakat baik itu lurah, rt dan rw untuk sama-sama mengawasi dan menjaga warga yang ada di wilayah masing-masing," imbuhnya.
"Kalau memang ada indikasi kumpul-kumpul atau melakukan tawuran agar segera dilaporkan kepada pihak kepolisian," tutup Ino.
Ketua Lampung Police Watch (LPW) M.D Rizani mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak terlibat geng motor dan tawuran diantaranya minimnya pengawasan keluarga, faktor pergaulan dan faktor psikologis mental anak.
Guna mengantisipasi fenomena geng motor dan tawuran tersebut, dirinya berharap polisi harus lebih memasifkan patroli malam hingga dini hari. Sebab geng motor tersebut beraksi antara pukul 12.00 hingga pukul 05.00 WIB.
"Polisi harus tindak tegas anggota geng motor terutama yang menenteng senjata tajam, agar ada efek jera. Hukuman pidana bisa menjadi salah satu bentuk solusi ketika remaja melakukan tindakan melanggar hukum," kata Rizani.
Lalu, bagi para orangtua harus lebih memberikan perhatian lebih terutama pergaulan anaknya.
"Diawasi terus anaknya, apalagi keluar malam jangan dikasih izin. Lebih baik kita mencegah dari pada sudah terjadi sesuatu," ucapnya.
Selain itu, menurutnya guru juga harus mampu memiliki pendekatan supaya meminimalisir terjadinya tawuran dan terlibat geng motor.
"Hal itu dengan meningkatkan layanan bimbingan dan konseling," pungkas Rizani. (*)
Berita Lainnya
-
Gubernur Lampung: Hukum Harus Hadir Juga untuk Janda Miskin dan Petani Desa
Senin, 28 Juli 2025 -
KPPU Sidak ke Pasar Tamin, Temukan Penjualan Beras Melebihi HET
Senin, 28 Juli 2025 -
Pemutihan Pajak di Lampung Diperpanjang, DPRD Minta Evaluasi Pelayanan dan Masifkan Sosialisasi
Senin, 28 Juli 2025 -
PPATK Blokir Rekening Tidak Aktif Berpotensi Langgar Wewenang
Senin, 28 Juli 2025