• Selasa, 29 Oktober 2024

Kadar Oksigen di Danau Ranau Berangsur Normal, Total Ikan Mati Mencapai 250 Ton

Senin, 16 Januari 2023 - 15.50 WIB
190

Kondisi ikan yang mati di perairan Danau Ranau, Pekon Kagungan Kecamatan Lumbok Seminung, Kamis (12/01/2023). Foto: Dok

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Lampung Barat mencatat jumlah ikan budidaya keramba jaring apung (KJA) yang terdampak fenomena 'Mentilehan' di perairan Danau Ranau, Pekon (Desa) Kagungan Kecamatan Lumbok Seminung bertambah menjadi sebanyak 250 ton dengan estimasi kerugian mencapai Rp6.250.000.000.

Kepala Dinas Perikanan Perikanan Lampung Barat Kamaludin mengatakan data tersebut diperoleh dari tim yang telah diturunkan untuk meninjau langsung kondisi terkini perairan danau ranau yang sejak beberapa pekan terakhir mengalami fenomena alam yang mengakibatkan ikan budidaya di perairan setempat mati mendadak.

"Alhamdulilah untuk saat ini kondisi kadar oksigen di perairan Danau Ranau mulai berangsur normal saat ini kadar oksigen sudah di atas 3 dari sebelumnya yang bahkan dibawah 1  mg/L dan mudah-mudahan fenomena ini bisa berakhir dan kondisi perairan Danau Ranau bisa normal kembali," kata Kamaludin saat di wawancara, Senin (16/01/2023).

Kamaludin menambahkan bahwa kondisi perairan Danau Ranau yang mulai stabil terjadi sejak Sabtu (14/01/2023) lalu, bahkan berdasarkan pantauan pihaknya hari ini sudah tidak ada lagi ikan yang ditemukan mati mendadak disebabkan fenomena tersebut, sehingga pihaknya berharap agar jumlah ikan yang mati itu tidak lagi bertambah.

Kamaludin melanjutkan berdasarkan data yang diperoleh diperairan setempat setidaknya ada sebanyak 150 pembudidaya ikan keramba jaring apung yang terdampak dan menggantungkan hidup mereka di perairan Danau Ranau tersebut dan permodalan mereka mayoritas di danai oleh biaya perbankan.

"Oleh karena itu kita dari Dinas akan memfasilitasi para pembudidaya agar diberikan keringanan waktu pengembalian oleh perbankan, kita tinggal menunggu waktu untuk bisa berkoordinasi dengan pihak perbankan dan tim juga masih melakukan pendataan terhadap pembudidaya yang terdampak secara langsung," ujarnya.

Kamaludin mengatakan bahwa Lumbok Seminung merupakan wilayah yang terkenal sebagai sentra ikan nila di Lambar, produksi ikan nila di Lumbok itu dalam setahun bisa mencapai 6000 ton dengan penjualan ke berbagai daerah seperti Sumatera Selatan, Jakarta dan Surabaya namun tidak sedikit yang di pasarkan di Provinsi Lampung saja.

Sementara ini kata Kamaludin untuk bangkai ikan yang mati oleh warga setempat di olah sebagai pupuk dan pakan ikan lele dan patin, pengolahan bangkai ikan nila tersebut sebagai pupuk dan pakan ikan dinilai lebih efisien dan memiliki manfaat sehingga tidak akan berpengaruh terhadap lingkungan perairan setempat. (*)