• Selasa, 29 Oktober 2024

Belasan Ton Ikan Mati Mendadak di Lambar, Pemilik Rugi Ratusan Juta

Rabu, 11 Januari 2023 - 14.33 WIB
1.7k

Penampakan ikan yang mati mendadak di perairan Danau Ranau, Kecamatan Lumbok Seminung. Foto: Echa/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemilik keramba budidaya perikanan di perairan Danau Ranau, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) dikagetkan munculnya penampakan belasan ton ikan jenis nila mati mendadak pada Selasa (10/01/2023) sekitar pukul 16.00 WIB.

Reko salah satu warga mengatakan. fenomena tersebut biasa disebut bantilehan, dimana peristiwa tersebut pernah terjadi beberapa tahun silam. Bukan hanya ikan milik para penambak tetapi ikan liar yang ada di perairan setempat juga mengalami hal yang sama.

"Ini enggak langsung mati sebenarnya, karena ikan nya terlihat seperti mabuk, lalu naik ke atas, kemudian mati. Hal seperti ini memang pernah terjadi beberapa tahun silam, bahkan jumlah ikan yang mati lebih banyak dari yang sekarang," kata Reko, dihubungi kupastuntas.co, Rabu (11/01/2023).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut pernah terjadi pada tahun 2009 silam, dimana saat itu ber ton-ton ikan mati mendadak, kemudian pada tahun 2018 silam hal yang sama juga terjadi bahkan jumlah ikan yang mati mencapai puluhan ton yang mengakibatkan para pemilik keramba merugi.

Kepala Dinas Perikanan Lampung Barat, Kamaludin, melalui Sekretaris Relegius mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait hal tersebut dan sudah menerjunkan tim untuk melakukan pendataan terkait fenomena yang terjadi di perairan penghasil ikan nila terbesar di Lampung Barat itu.

"Tim sudah dilokasi untuk melakukan pendataan terkait fenomena yang terjadi, berdasarkan data sementara ada sebanyak 12 ton ikan yang terdampak dengan estimasi kerugian mencapai Rp240 Juta," kata Relegius.

Relegius menyampaikan, selain melakukan pendataan pihaknya juga siap memfasilitasi para pembudidaya yang permodalan nya dari perbankan untuk diberikan keringanan waktu untuk membayar karena terdampak fenomena tersebut.

"Nantinya setelah semua proses pendataan selesai kita akan melaporkan dan berkoordinasi dengan dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi tentang penomena alam yang terjadi di lumbok dengan harapan ada bantuan yang dapat meringankan pembudidaya," lanjutnya.

Menurut Relegius, dugaan sementara penyebab matinya belasan ton ikan tersebut disebabkan adanya fenomena alam gunung seminung yang mengalami berubahan cuaca, sehingga air bisa berubah dan mengandung keasaman berlebihan hingga ikan akan kekurangan oksigen dan kemudian mati, "Kita juga akan melakukan uji kualitas air," pungkasnya.

Mengutip dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) fenomena, tersebut biasa disebut sebagai upwelling yaitu fenomena yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air dari bawah perairan (danau, waduk dan laut) secara vertikal.

Dalam kondisi ini, angin yang bertiup di atas permukaan air pada arah tertentu akan menyebabkan terjadinya interaksi air-angin. Sehingga air terangkut 90° dari arah tiupan.

Dari situ, kondisi air yang lebih hangat di bawah perairan menjadi terangkat dan membawa senyawa maupun racun penyebab ikan kesulitan mendapat oksigen. (*)


Video KUPAS TV : Warga Keluhkan Tumpukan Sampah di Belalau Lampung Barat