• Selasa, 29 Oktober 2024

Produksi Lada di Lambar Menurun Drastis Sejak Lima Tahun Terakhir

Selasa, 10 Januari 2023 - 13.21 WIB
274

Produksi lada yang ada di pengepul di Pekon (Desa) Kegeringan, Kecamatan Batu Brak. Selasa (10/01/2023). Foto: Echa/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Produksi komoditi lada tingkat petani di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir.

Tercatat pada tahun 2017 produksi lada di tingkat petani masih mencapai 100 hingga 200 Kilogram (Kg), namun saat ini para petani hanya mampu memproduksi sebanyak kurang lebih sebanyak 30 sampai 40 Kg dalam satu kali panen.

Riduwan, salah satu petani Lada yang ada di Pekon (Desa) Kota Besi, Kecamatan Batu Brak mengatakan, penurunan produksi Lada selama lima tahun terakhir disebabkan banyaknya batang lada yang mati terkena penyakit busuk pangkal batang, sehingga banyak petani kehilangan hasil produksi lada.

"Terakhir pada tahun 2017 hingga 2018 produksi lada di tingkat petani seperti saya bisa sampai 100 hingga 200 Kg dalam sekali panen. Namun seiring berjalan nya waktu banyak batang pangkal lada itu yang terserang penyakit, kemudian mati dan tidak ada obat-obatan yang bisa menangkalnya itu permasalahan nya," kata Riduwan, saat dimintai keterangan, Selasa (10/01/2023).

Riduwan mengungkapkan, saat ini harga di tingkat petani untuk kualitas super Rp35 ribu per Kg, sedangkan untuk kualitas biasa Rp30 ribu per Kg

"Harga tersebut masih cenderung berubah-ubah sebab permintaan di pasaran selalu berubah sehingga tidak menutup kemungkinan seminggu kedepan harga akan mengalami perubahan," tambah Riduwan

Sementara itu, Ali Amar, petani lain mengatakan bahwa puncak produksi Lada sekitar tahun 1998 hingga 2001, dimana saat itu produksi lada di Lampung Barat masih menyentuh di sekitar kurang lebih 3 ton dalam sekali panen. Namun seiring berjalan nya waktu terjadi penurunan hasil produksi yang di sebabkan oleh beberapa hal.

"Yang paling mencolok penyebab utamanya adalah busuknya pangkal batang karena jika sudah terkena penyakit tersebut tidak ada upaya lagi selain di bersihkan semuanya, karena itu ciri-cirinya daun sudah mulai berubah menjadi warna kuning jika sudah seperti itu tidak bisa di olah lagi harus di bersihkan semua nya," ungkapnya.

Sebab menurut Ali, idealnya dalam satu hektare para petani bisa menanam sebanyak 500 batang lada dan dari 500 batang itu bisa menghasilkan 1,5 ton dalam sekali panen, namun saat ini sudah tidak ada lagi masyarakat yang memfokuskan diri untuk menanam komoditi yang sering di jadikan bahan bumbu masakan itu.

"Sekarang kebanyakan para petani hanya mengelola batang lada itu dengan cara tumpang sari artinya tidak menjadi prioritas utama mereka lagi, bisa ditumpang dengan batang kopi atau yang lainnya, itupun tidak banyak mungkin hanya beberapa batang atau puluhan batang tidak lagi sampai ratusan batang karena mudah terserang penyakit busuk pangkal batang itu," ujarnya

Untuk di Lampung Barat sendiri tambah Ali, masih didominasi oleh produksi lada jenis jambe, sebab di Lampung Barat ada dua jenis lada yang di produksi oleh masyarakat, yaitu jenis jambe dan kerinci. Untuk jenis jambe memiliki ukuran yang lebih besar namun lebih ringan sedangkan untuk kerinci memiliki ukuran yang kecil namun lebih padat.

Salah satu pengepul di Pekon Kegeringan, Kecamatan Batu Brak mengatakan saat ini untuk komoditi lada memang sudah sangat jarang sekali masuk, karena mayoritas masyarakat lebih terfokus kepada komoditi unggulan Lampung Barat lainnya yaitu Kopi Robusta. Bahkan dari pantauan Kupastuntas.co di lokasi untuk komoditi lada dari masyarakat hanya ada sebanyak 2 karung lada.

"Untuk lada sekarang sudah jarang masuk karena masyarakat lebih terfokus ke Kopi, tetapi memang masih ada beberapa masyarakat yang masih memproduksi atau menjual lada, namun tidak banyak karena biasa nya mereka menjual tidak lebih dari 50 Kg bahkan sering ada yang hanya menjual 5Kg bahkan 2 Kg," ujarnya.

Sementara untuk harga masih mengalami fluktuasi, sehingga tidak dapat di pastikan, namun untuk hari ini harga lada untuk kualitas yang bagus atau super masih di sekitar Rp35 ribu per Kg hingga Rp50 ribu per Kg tergantung kualitas dan pasarnya. (*)


Video KUPAS TV : Produksi Beras di Provinsi Lampung Surplus 1 Juta Ton Lebih