• Senin, 28 Oktober 2024

Puluhan Tahun Nyeberang Pakai Rakit, Warga BNS Lambar Minta Dibangunkan Jembatan

Kamis, 15 Desember 2022 - 13.03 WIB
206

Masyarakat Pekon Tri Mekar Jaya, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, saat menaiki rakit menyebrangi sungai Way Semaka, Kamis (15/12/2022). Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sudah puluhan tahun masyarakat di Pekon (Desa) Tri Mekar Jaya dan Gunung Ratu Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) menggunakan rakit yang terbuat dari bambu sebagai sarana transportasi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, kamis  (15/12/2022).

Alat transportasi tradisional tersebut digunakan warga untuk menyebrangi aliran sungai Way Semaka yang menghubungkan Pekon Gunung Ratu dan Tri Mekar Jaya Kecamatan BNS, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1994 pasca gempa yang terjadi di Lampung Barat.

Joko warga setempat sekaligus Pemangku Kalimenong Selatan, Pekon Gunung Ratu, Kecamatan F BNS menceritakan awal mula di bangun nya rakit untuk penyebrangan warga itu ketika terjadinya perpindahan aliran sungai Way Semaka tahun 1994 silam akibat gempa.

Gempa yang terjadi mengakibatkan wilayah setempat diterjang banjir besar hingga terjadi pergeseran aliran sungai Way Semaka yang tadinya masih dalam wilayah Kecamatan Belalau hingga akhirnya terjadi pemekaran Kecamatan Bandar Negeri Suoh dan Kecamatan Suoh.

"Dulu ini masih Kecamatan Belalau belum ada Kecamatan sini, terus muncul Kecamatan Suoh dan mekar lagi menjadi Kecamatan Bandar Negeri Suoh jadi rakit ini menjadi transportasi penghubung Pekon Gunung Ratu dan Tri Mekar Jaya di Bandar Negeri Suoh ini," ujarnya.

Joko menjelaskan sebenarnya pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah membangun jembatan untuk menghubungkan Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh pada tahun 2015 lalu, namun masyarakat masih banyak yang menggunakan rakit untuk menyebrang hingga sekarang.

Sebab pasalnya jembatan tersebut bukan menghubungkan Pekon Gunung Ratu dan Tri Mekar Jaya tetapi menghubungkan Pekon Gunung Ratu dengan Pekon Suoh Kecamatan Bandar Negeri Suoh sehingga akan memakan banyak waktu jika menyebrangi jembatan.

"Khususnya bagi warga Pekon Tri Mekar Jaya tentu akan lebih memakan waktu karena harus melewati Pekon Suoh terlebih dahulu untuk sampai ke Pekon Tri Mekar Jaya, karena itu masyarakat lebih memanfaatkan rakit untuk menyebrang karena dinilai lebih efisien," ujarnya.

Terlebih saat hendak menjual hasil pertanian petani lebih sering menggunakan rakit di banding menyebrangi jembatan sebab waktu tempuh dan biaya yang dikeluarkan lebih murah jika harus melintasi jembatan di samping mempertahankan sejarah dari pada rakit itu sendiri.

"Penyebrangan rakit ini tetap di pertahankan agar menjadi bukti sejarah bahwa dahulu rakit ini menjadi transportasi utama dalam menyebrangi aliran sungai Way Semaka bagi masyarakat disini seperti kata Ir Soekarno Jasmerah (Jangan Sekali-kali melupakan sejarah)," kata Joko.

Joko melanjutkan pengendara roda dua yang hendak menyebrang menggunakan rakit cukup membayar biaya sebesar Rp2000, sedangkan untuk penyebrangan orang dan barang biasanya di bayar menggunakan hasil panen padi yang diberikan kepada pengemudi rakit.

Kendala yang di alami selama ini adalah ketika musim hujan tiba, sebab jika aliran sungai tersebut banjir rakit yang digunakan untuk penyebrangan seringkali hilang dan terbawa arus banjir sehingga harus membuat rakit yang baru untuk penyebrangan.

Joko pun berharap mewakili pemerintah Pekon Gunung Ratu agar pemerintah dapat membangun jembatan di lokasi tersebut meskipun hanya sebatas jembatan gantung, sebab akses tersebut merupakan jalur alternatif sebagai jalan pintas bagi warga Gunung Ratu dan Tri Mekar Jaya.

Meskipun telah beberapa kali di usulkan dalam Musrenbang Pekon hingga Kecamatan namun hingga saat ini belum di setujui, kendati demikian pihaknya memaklumi sebab masih banyak pembangunan prioritas yang tentunya harus lebih di dahulukan.

"Mungkin usulan kita belum bisa direalisasikan karena Pemkab Lampung Barat harus memprioritaskan anggaran nya untuk pembangunan yang lebih penting dan lebih bisa di rasakan manfaatnya oleh masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu Aryo warga Pekon Tri Mekar Jaya menyampaikan harapan yang sama seperti yang di sampaikan Joko, sebab menurutnya masyarakat sangat membutuhkan pembangunan jembatan di lokasi tersebut untuk menjalankan aktifitas serta menjual hasil pertanian.

"Kami selaku warga Pekon Tri Mekar Jaya berharap agar pembangunan jembatan di tempat kami bisa direalisasikan meskipun hanya sebatas jembatan gantung," singkatnya. (*)