A-Z Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Satu Polisi Tewas, 9 Luka-luka
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Bom bunuh diri meledak di Kantor Polsek Astana
Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). Akibatnya, seorang personel polisi
meninggal, 9 polisi dan 1 warga luka.
Bom meledak sekitar
pukul 08.20 WIB, saat berlangsung apel di kantor Polsek Astana Anyar. Pelaku
sempat mengacungkan senjata tajam sebelum bom meledak.
Pelaku tiba di kantor
polsek dengan mengendarai sepeda motor. Plat nomor polisi sepeda
motor pelaku berasal dari daerah Solo, Jawa Tengah.
"Pukul 08.20 WIB, Polsek Astana Anyar sedang apel, satu orang laki-laki
masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam. Pelaku tersebut kemudian mencoba
menerobos barisan anggota yang sedang melaksanakan apel. Anggota
menghindar dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom. Diduga bom bunuh diri,
pelaku meninggal dunia," kata Kapolres Bandung, Kombes Pol Aswin Sipayung.
Usai ledakan, tim
Densus 88 bersama tim Gegana langsung mensterilkan lokasi kejadian. Petugas
kepolisian juga melakukan olah TKP.
Mabes Polri memastikan
ledakan di Mapolsek Astana Anyar, Bandung adalah bom bunuh diri. Pelaku bom
bunuh diri tewas di lokasi.
Kapolri Jenderal
Listyo Sigit Prabowo langsung memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas
kasus serangan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung. Dalam serangan
ini, seorang polisi gugur, 9 polisi dan satu warga mengalami luka-luka.
"Tentunya ini
semua akan didalami sehingga kita minta kepada seluruh rekan-rekan untuk bisa
membantu kami dan tim agar bisa menuntaskan kejadian secara maksimal. Seluruh
tim dan satgas sudah diperintahkan untuk bergerak," kata Sigit saat
meninjau situasi di Mapolsek Astana Anyar.
Sigit mengatakan, ada 11 orang menjadi korban dalam peristiwa bom bunuh diri.
Selain satu polisi yang gugur, ada 9 polisi lainnya dan 1 warga sekitar yang
terluka. Korban yang gugur adalah Aipda Sofyan Didu, personel Polsek Astana
Anyar.
"Saat ini kita terus melakukan pendalaman. Terkait proses olah TKP sedang
berlangsung tentunya dari olah TKP kita akan melakukan proses pencarian
terhadap kelompok yang terafiliasi dengan pelaku yang ada di TKP," ujar
Sigit.
Sigit menerangkan, penyidik langsung melakukan pemeriksaan sidik jari dan face
recognition pelaku untuk membongkar identitasnya. Hasilnya, pelaku
teridentifikasi bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.
"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan
sempat dihukum empat tahun, di bulan September atau Oktober 2021 lalu yang
bersangkutan bebas," ucap Sigit.
Sigit menerangkan Agus Sujatno terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut
Daulah (JAD) Bandung, Jawa Barat. "Saat ini tim terus bekerja menuntaskan
peristiwa yang terjadi," ucap mantan Kabareskrim Polri ini.
Sigit menjelaskan, barang bukti yang diamankan sementara dari tempat kejadian
perkara (TKP) antara lain surat berisi penolakan terhadap pengesahan KUHP baru.
"Kemudian Di TKP kita temukan ada belasan lembar kertas yang bertuliskan
protes atau penolakan terhadap rancangan KUHP yang baru saja disahkan di mana
di dalamnya membahas masalah zina dan sebagainya," ujar mantan Kapolda
Banten ini.
Kapolri juga menjenguk para korban luka dalam peristiwa bom bunuh diri Mapolsek
Astana Anyar yang dirawat di RS Immanuel, Bandung. Sigit menyampaikan duka cita
atas gugurnya Aiptu Anumerta Sofyan Didu.
Dia mendoakan Aiptu
Sofyan mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Di samping itu, ia
menyemangati para korban luka agar kondisinya lekas pulih.
Dia pun meminta masyarakat turut mendoakan agar para personel Polri dapat tetap
bertugas secara profesional, dan memberi rasa aman kepada seluruh masyarakat
Indonesia, meskipun tengah diselimuti suasana duka.
"Saya minta doa seluruh teman-teman dan masyarakat. Agar seluruh anggota
tetap semangat melaksanakan tugas pokoknya melindungi mengayomi melayani
masyarakat," tutur Sigit.
Polisi menyebut jenis bom yang digunakan Agus Sujatno saat aksi bom bunuh diri
di Polsek Astana Anyar, Bandung adalah bom panci. Fakta itu diketahui
berdasarkan rekaman CCTV di Polsek Astana Anyar.
"Dari CCTV bom
dilekatkan keduanya di badannya, ditempel di depan dan belakang, satu meledak
dan satu terlempar ke kantor," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes
Ibrahim Tompo, di sela-sela olah TKP bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.
Ibrahim mengatakan, hal yang menguatkan jenis bom yang digunakan Agus
adalah dari sisa material. Diantaranya, paku berserakan di
lokasi. "Dari TKP bom tersebut menyisakan beberapa besi termasuk
paku-paku yang menyebar di sekitar TKP," ujarnya.
Ibrahim hanya menyebut bentuknya, tapi terkait isi dan kandungan bom itu masih
dalam penyelidikan. "Bentuknya bom panci, bagaimana isiannya masih
dicek," tuturnya.
Jenazah Aiptu Sofyan Didu, anggota Polsek Astana Anyar yang gugur dalam
serangan bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim telah
dipulangkan ke rumah duka di Jalan Cibogo Atas, Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi,
Bandung, Rabu sore. Aiptu Sofyan akan dimakamkan di pemakaman daerah Sukahaji,
Kecamatan Sukasari.
Polri memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) anumerta kepada
Sofyan Didu karena meninggal dunia saat bertugas. Sofyan Didu semula berpangkat
aipda, kini aiptu anumerta. Aiptu Sofyan mengalami luka di bagian leher.
Salman, kakak Aiptu Sofyan, mengatakan korban terluka di leher akibat bom
dan mengenai urat nadi. "Luka di leher, urat nadi kena di sini (sambil
tunjuk leher)," kata Salman saat diwawancarai di rumah duka.
Salman mengaku, tak menyangka adiknya pergi lebih dulu karena menjadi korban
bom bunuh diri. Sebelum peristiwa itu, ia mengaku punya firasat tak
enak. "Kalau saya ada (firasat), saya nggak enak aja
firasatnya," ujarnya. (Dtc/CNNI)
Berita ini telah
terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Kamis 8 Desember 2022, dengan judul “Bom Bunuh
Diri Meledak di Polsek Astana Anyar”
Berita Lainnya
-
MK Tolak Uji Materi Penyediaan Kotak Kosong di Pilkada Seluruh Daerah
Sabtu, 16 November 2024 -
Kemendagri Resmi Larang Kepala Daerah Sebar Bansos Jelang Pilkada
Kamis, 14 November 2024 -
Indonesia Peringkat Kedua Kasus TBC Terbanyak, Capai 1 Juta Lebih
Selasa, 12 November 2024 -
Pemerintah Antisipasi Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Mundur dari Jadwal
Senin, 11 November 2024