• Senin, 30 September 2024

A-Z Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Satu Polisi Tewas, 9 Luka-luka

Kamis, 08 Desember 2022 - 08.16 WIB
247

Kondisi Polsek Astana Anyar pasca kejadian bom bunuh diri dipasangi garis polisi dan diinvestigasi Tim Inafis. Foto: Liputan 6

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Bom bunuh diri meledak di Kantor Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). Akibatnya, seorang personel polisi meninggal, 9 polisi dan 1 warga luka.

Bom meledak sekitar pukul 08.20 WIB, saat berlangsung apel di kantor Polsek Astana Anyar. Pelaku sempat mengacungkan senjata tajam sebelum bom meledak.

Pelaku tiba di kantor polsek dengan mengendarai sepeda motor. Plat nomor polisi sepeda motor pelaku berasal dari daerah Solo, Jawa Tengah.

"Pukul 08.20 WIB, Polsek Astana Anyar sedang apel, satu orang laki-laki masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam. Pelaku tersebut kemudian mencoba menerobos barisan anggota yang sedang melaksanakan apel. Anggota menghindar dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom. Diduga bom bunuh diri, pelaku meninggal dunia," kata Kapolres Bandung, Kombes Pol Aswin Sipayung.

Usai ledakan, tim Densus 88 bersama tim Gegana langsung mensterilkan lokasi kejadian. Petugas kepolisian juga melakukan olah TKP. 

Mabes Polri memastikan ledakan di Mapolsek Astana Anyar, Bandung adalah bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri tewas di lokasi.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas kasus serangan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung. Dalam serangan ini, seorang polisi gugur, 9 polisi dan satu warga mengalami luka-luka.

"Tentunya ini semua akan didalami sehingga kita minta kepada seluruh rekan-rekan untuk bisa membantu kami dan tim agar bisa menuntaskan kejadian secara maksimal. Seluruh tim dan satgas sudah diperintahkan untuk bergerak," kata Sigit saat meninjau situasi di Mapolsek Astana Anyar.

Sigit mengatakan, ada 11 orang menjadi korban dalam peristiwa bom bunuh diri. Selain satu polisi yang gugur, ada 9 polisi lainnya dan 1 warga sekitar yang terluka. Korban yang gugur adalah Aipda Sofyan Didu, personel Polsek Astana Anyar.

"Saat ini kita terus melakukan pendalaman. Terkait proses olah TKP sedang berlangsung tentunya dari olah TKP kita akan melakukan proses pencarian terhadap kelompok yang terafiliasi dengan pelaku yang ada di TKP," ujar Sigit.

Sigit menerangkan, penyidik langsung melakukan pemeriksaan sidik jari dan face recognition pelaku untuk membongkar identitasnya. Hasilnya, pelaku teridentifikasi bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.

"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun, di bulan September atau Oktober 2021 lalu yang bersangkutan bebas," ucap Sigit.

Sigit menerangkan Agus Sujatno terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung, Jawa Barat. "Saat ini tim terus bekerja menuntaskan peristiwa yang terjadi," ucap mantan Kabareskrim Polri ini.

Sigit menjelaskan, barang bukti yang diamankan sementara dari tempat kejadian perkara (TKP) antara lain surat berisi penolakan terhadap pengesahan KUHP baru.
"Kemudian Di TKP kita temukan ada belasan lembar kertas yang bertuliskan protes atau penolakan terhadap rancangan KUHP yang baru saja disahkan di mana di dalamnya membahas masalah zina dan sebagainya," ujar mantan Kapolda Banten ini.

Kapolri juga menjenguk para korban luka dalam peristiwa bom bunuh diri Mapolsek Astana Anyar yang dirawat di RS Immanuel, Bandung. Sigit menyampaikan duka cita atas gugurnya Aiptu Anumerta Sofyan Didu.

Dia mendoakan Aiptu Sofyan mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Di samping itu, ia menyemangati para korban luka agar kondisinya lekas pulih.

Dia pun meminta masyarakat turut mendoakan agar para personel Polri dapat tetap bertugas secara profesional, dan memberi rasa aman kepada seluruh masyarakat Indonesia, meskipun tengah diselimuti suasana duka.

"Saya minta doa seluruh teman-teman dan masyarakat. Agar seluruh anggota tetap semangat melaksanakan tugas pokoknya melindungi mengayomi melayani masyarakat," tutur Sigit.

Polisi menyebut jenis bom yang digunakan Agus Sujatno saat aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung adalah bom panci. Fakta itu diketahui berdasarkan rekaman CCTV di Polsek Astana Anyar.

"Dari CCTV bom dilekatkan keduanya di badannya, ditempel di depan dan belakang, satu meledak dan satu terlempar ke kantor," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Ibrahim Tompo, di sela-sela olah TKP bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

Ibrahim mengatakan, hal yang menguatkan jenis bom yang digunakan Agus adalah dari sisa material. Diantaranya, paku berserakan di lokasi. "Dari TKP bom tersebut menyisakan beberapa besi termasuk paku-paku yang menyebar di sekitar TKP," ujarnya.

Ibrahim hanya menyebut bentuknya, tapi terkait isi dan kandungan bom itu masih dalam penyelidikan. "Bentuknya bom panci, bagaimana isiannya masih dicek," tuturnya.

Jenazah Aiptu Sofyan Didu, anggota Polsek Astana Anyar yang gugur dalam serangan bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim telah dipulangkan ke rumah duka di Jalan Cibogo Atas, Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Bandung, Rabu sore. Aiptu Sofyan akan dimakamkan di pemakaman daerah Sukahaji, Kecamatan Sukasari.

Polri memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) anumerta kepada Sofyan Didu karena meninggal dunia saat bertugas. Sofyan Didu semula berpangkat aipda, kini aiptu anumerta. Aiptu Sofyan mengalami luka di bagian leher.

Salman, kakak Aiptu Sofyan, mengatakan korban terluka di leher akibat bom dan mengenai urat nadi. "Luka di leher, urat nadi kena di sini (sambil tunjuk leher)," kata Salman saat diwawancarai di rumah duka.

Salman mengaku, tak menyangka adiknya pergi lebih dulu karena menjadi korban bom bunuh diri. Sebelum peristiwa itu, ia mengaku punya firasat tak enak. "Kalau saya ada (firasat), saya nggak enak aja firasatnya," ujarnya. (Dtc/CNNI)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Kamis 8 Desember 2022, dengan judul “Bom Bunuh Diri Meledak di Polsek Astana Anyar