Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim, mendorong para Aparatur Sipil Negara (ASN) perempuan di Provinsi Lampung untuk memiliki jabatan strategis dilembaga pemerintahan. Hal tersebut merujuk pada afirmasi 30 persen keikutsertaan perempuan dalam bidang politik.

Menurutnya, perempuan memiliki cara bekerja yang lebih teliti serta sabar menghadapi permasalahan serta tantangan didunia kerja. Hal tersebut yang menjadikan kaum perempuan berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki.

"Afirmasi 30 persen perempuan di politik ini sangat membantu perempuan di bidang politik. Tapi tidak demikian dengan ASN, karena tidak ada UU khusus yang memayungi. Maka ini harus kita sendiri yang berjuang," kata Chusnunia saat menghadiri acara seminar perempuan di Balai Keratun, Senin (5/12/2022).

Ia menjelaskan, pemimpin yang memihak terhadap perempuan saat ini terus bertambah. Hal tersebut menjadi energi positif dan kesempatan yang semakin terbuka lebar untuk perempuan dan dapat di manfaatkan sebaik mungkin.

"Ini peluangnya sangat sangat besar dan terbuka lebar. Meskipun dengan segala tantangannya karena selain mengurusi pekerjaan perempuan juga dibebankan dengan urusan rumah tangga yang harus terjaga dengan baik," jelasnya.

Menurutnya, banyak faktor yang melatarbelakangi belum maksimalnya perempuan yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Faktor tersebut salah satunya ialah perempuan yang memiliki beban ganda.

"Selain bekerja, perempuan juga harus memastikan rumahnya terawat dengan benar. Itu salah satu beban ganda yang akhirnya perempuan berkarir juga punya tantangan tersendiri. Misa,l suami dan istri sama-sama PNS kemudian istri harus terus mengalah dengan laki-laki sebagai pengambil keputusan," pungkas Wagub Chusnunia.

Kepala Dinas Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Lampung, Fitrianita Damhuri menjelaskan, seminar tesebut dilakukan dalam rangka memperingati hari ibu ke-94 yang jatuh pada 22 Desember mendatang.

Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka mendorong terwujudnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Selain itu juga untuk mendukung penguatan karakter perempuan khusunya perempuan yang memiliki peran ganda dan meningkatkan ketahanan keluarga sebagai pondasi utama terbentuknya ketahanan nasional," kata Fitrianita. (*)