• Senin, 28 Oktober 2024

Kak Seto: Sudah Tidak Jaman Mendidik Dengan Kekerasan, Tapi Dengan Cinta

Senin, 21 November 2022 - 13.05 WIB
322

Seminar Nasional Pendidikan Karakter dan Strategi Mengajar di Gor Ajisaka, Kawasan Sekuting Terpadu, Senin (21/11/2022). Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat – Prof. Dr. Seto Mulyadi M.Si.Seorang psikolog anak menyampaikan bahwa hak-hak anak ada empat, yakni hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi, sebab menurutnya sekarang bukan jaman nya lagi mendidik dengan cara membentak menggunakan kekerasan tetapi dengan cinta dan nada bicara disampaikan harus halus agar anak mengerti dan bahagia.

Hal itu Ia ungkapkan ketika menjadi narasumber dalam seminar nasional pendidikan karakter dan strategi mengajar yang di pusatkan di Gedung Olahraga (GOR) Ajisaka, Kawasan Sekuting Terpadu Kecamatan Balik Bukit Lampung Barat, Senin (21/11/2022). Dalam seminar itu 750 guru yang berasal dari berbagai sekolah tampak hadir.

Menurut Kak Seto sapaan akrabnya dunia anak adalah dunia bermain, manfaat bermain bagi anak sangat banyak diantaranya untuk merangsang perkembangan motorik, sosial, emosional, moral dan kreatifitas dan itu semua harus dimulai dari keluarga masing-masing yang harus bisa menciptakan keluarga yang ramah anak.

"Libatkan anak-anak untuk mengambil suatu keputusan sehingga ada interaksi di dalam keluarga antara anak dan orang tua begitupun di sekolah guru harus mampu menjadi sahabat dan idola bagi anak. Kurikulum jangan terlalu kaku terhadap anak karena pada dasarnya anak senang belajar maka dari itu cipatakan suasana belajar yang gembira agar bisa membentuk karakter masing-masing anak," ujarnya.

Tak hanya Kak Seto, dalam kegiatan tersebut pemerintah kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) juga menggandeng lembaga pengembangan edukasi indonesia (LPEI) turut menghadirkan ketua Himpaudi Pusat Prof. Dr. Ir. Netti Herawati M.Si sebagai narasumber.

Kepala Disdikbud Lambar Bulki Basri melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan Mashuri mengatakan para guru perlu meningkatkan pemahaman tentang cara mendidik anak dengan cinta, mengetahui bagaimana emosional anak, dan strategi mengajar di era digital.

"Kemudian untuk mengembangkan serta menumbuhkan gerakan literasi untuk mencapai pendidikan yang lebih baik selanjutnya menumbuhkan karakter kepemimpinan yang energik bagi pendidik, dan menumbuhkan integritas serta loyalitas sebagai seorang pemimpin," Kata Mashuri.

Mashuri menyampaikan bahwa kegiatan seminar tersebut merupakan suatu kegiatan yang sangat luar biasa dan dibutuhkan di dunia pendidikan khususnya di Lampung Barat. Sebab pendidikan karakter tersebut harus di tanamkan sejak dini untuk membentuk jati diri anak-anak, sehingga sebagai seorang guru harus mampu menjawab tantangan dan lompatan teknologi.

"Tentunya guru-guru yang ada di Lampung Barat harus mempunyai inovasi dan kecerdasan untuk menjawab semua tantangan di dunia pendidikan, karena kita semua mengetahui pergesaran budaya dan perkembangan teknologi pendidikan karakter sangat penting kita tanamkan sejak dini, karena teknologi tidak bisa di pungkiri mempunyai peran yang sangat penting untuk menciptakan generasi yang memilki etika kesopanan dan kepantasan, karena itulah tujuan pendidikan," pungkasnya.

Sementara itu Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menyampaikan bahwa pembentukan karakter terhadap tenaga pendidik di Lampung Barat sangat perlu dilakukan, di saat kasus tindakan kekerasan terhadap anak menurun itu tidak terlepas dari seminar pendidikan yang di gelar dan hasilnya diterapkan di masing-masing satuan pendidikan.

Seminar pendidikan bukan hanya berbicara hal sederhana seperti yang kita bayangkan. Tujuan nya bagaimana melihat masa depan karena keberhasilan dari sebuah pendidikan ditentukan oleh pola pendidikan yang diterapkan. Menurutnya pendidikan hari ini tentu berbeda dengan pendidikan masa lalu, dan masa yang akan datang sebab tentu situasi psikologis anak saat ini berbeda dengan kita.

"Begitupun tenaga pendidik metode dan cara untuk membentuk karakter anak tentu berbeda, sehingga seminar itu penting untuk dilakukan sebagai sarana diskusi karena seminar bukan hanya sekedar untuk mendapatkan piagam tujuan nya membentuk tenaga pengajar dan tenaga pendidik," tegas Parosil.

Karena hari ini menjadi sebuah tantangan bagi tenaga pendidik untuk terus berbenah, untuk terus belajar memahami karakter dan membangun kerjasama dari seluruh guru tenaga pengajar yang ada di lingkungan sekolah.

"Seminar ini bukan hanya sekedar duduk mata melotot dan menguap tetapi bisa menyimak dan menulis agar apa yang di sampaikan bisa diterapkan di satuan pendidikan tempat mengajar masing-masing," pungkas Parosil. (*)