• Minggu, 27 Oktober 2024

110 Bencana Alam Terjadi di Lambar, Kerugian Capai Rp 2,9 Miliar

Senin, 03 Oktober 2022 - 15.40 WIB
323

Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Barat mencatat dalam kurun waktu Januari hingga September telah terjadi sebanyak 110 bencana alam dengan total kerugian mencapai Rp 2,9 Miliar.

Kepala BPBD setempat Padang Priyo Utomo mengatakan dari jumlah tersebut bencana alam berupa banjir dan tanah longsor paling mendominasi yang tersebar disejumlah Kecamatan yang ada di wilayah setempat.

Rinciannya bencana tanah longsor sebanyak 44, banjir 32, angin puting beliung 7, pohon tumbang 12, konflik Gajah 7, kebakaran rumah 5, orang tenggelam 2, penemuan jasad bayi 1 dengan total keseluruhan 110 bencana alam.

"Ada sebanyak 2.499 masyarakat yang terdampak atas bencana alam yang terjadi baik itu bencana alam berupa tanah longsor, banjir, angin puting beliung, pohon tumbang, konflik gajah, kebakaran rumah dan lainnya," kata Padang Senin, (3/10/2022).

Selain itu sebanyak 3 orang meninggal dunia atas bencana alam yang terjadi, yaitu akibat tanah longsor yang terjadi di pemangku Marga Saluyu Pekon (Desa) Puralaksana, Kecamatan Way Tenong pada Januari 2022 lalu.

"Kemudian orang tenggelam di Pekon Sukabanjar Lumbok Seminung pada Juli lalu dan penemuan jasad bayi di aliran sungai Way Besai, Pemangku Ujung Jaya Pekon Pura Mekar, Kecamatan Gedung Surian Juli," ujar Padang.

Kemudian untuk total kerugian yang ditimbulkan, pihaknya mencatat sebesar Rp2.9 Miliar dengan rincian seperti tanah longsor sebesar, Rp752.840.000, banjir Rp50.000.000, kebakaran rumah Rp2.087.000.000, angin puting beliung Rp24.000.000 dan kerugian lainnya.

Pihaknya pun mengimbau pada masyarakat agar selalu waspada dan berhati-hati khusunya pada masyarakat yang tinggal di wilayah pemukiman yang rawan terjadinya bencana.

"Untuk masyarakat yang rumahnya berada tidak jauh dari aliran sungai, kemudian diwilayah perbukitan harus lebih waspada, ditambah lagi sekarang memasuki musim penghujan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," pungkas Padang. (*)

Editor :