Bendungan Way Sekampung Pringsewu Memakan Korban, Begini Kronologis Tenggelamnya Korban Hingga Ditemukan
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Bendungan Way Sekampung yang terletak di Pekon Bumiratu, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu yang tepat tanggal 2 September 2022 berumur satu tahun kini memakan korban. Seorang pria bernama Syaiful Azwar (30) warga Pekon Manak, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus dilaporkan tenggelam di salah satu bendungan terbesar di Provinsi Lampung itu, Jumat (16/7/2022) siang kemarin.
Menurut keterangan Kapolsek Pagelaran, Iptu Hasbulloh, diketahui bahwa korban bersama kedua temannya Deni dan Marsel sengaja datang ke Bendungan Way Sekampung untuk berwisata dan berswafoto.
"Kami mendapat informasi di polsek kira-kira jam 3 sore. Diinformasikan ketiga orang tersebut melakukan selfie (swafoto) di lokasi bendungan Way Sekampung. Namun salah satu dari mereka menyeburkan diri dari atas salah satu pos pantau bendungan, sebelum menerjunkan diri ke air korban sempat melepas sendal, dompet dan HP, lalu terjun ke air," Jelasnya.
Kapolsek menambahkan, setiba di bendungan saat rekan-rekan korban sedang berswafoto, korban terlihat memisahkan diri, pergi menjauh ke arah pintu air bendungan. Sebelum nekat melompat ke bendungan, korban terlihat melambai-lambaikan tangan sambil mengajak kedua rekannya untuk ikut melompat.
Namun kedua rekan korban sempat berteriak melarang korban terjun ke bendungan, tetapi korban tetap nekat melompat dan kemudian tenggelam.
Deni salah satu teman korban sekaligus saksi mengatakan, sesaat setelah korban melompat ke dalam bendungan korban masih sempat terlihat muncul di permukaan dan berusaha berenang menepi. Namun belum sampai di pinggir korban terlihat tenggelam.
Melihat kejadian itu saksi bersama rekannya berusaha mencari korban namun tidak berhasil menemukannya.
"Kami sudah berupaya mencari namun masih belum ketemu maka kami langsung melaporkan kepada kelurganya,” Kata Deni.
Tak berselang lama dari kejadian itu, tim gabungan yang telah memperoleh informasi terkait musibah itu pun bergegas mulai melakukan pencarian korban.
Hendra Koordinator Pos Sar Tanggamus mengatakan setelah sampai jam setengah 1 dini hari pencarian, upaya pihaknya belum membuahkan hasil.
"Kami mulai melakukan upaya pencarian kemarin sejak pukul 10 malam hingga setengah 1 pagi, namun nihil jadi kita hentikan sementara. Tetapi tetap kita pantau sampai pagi hari, dan lanjut kembali pagi ini namun hasilnya yang didapat sementara masih sama nihil," terangnya, Sabtu (17/09/22) siang.
Dari pantauan di lokasi, tim basarnas menggunakan perahu karet dan juga alat pendeteksi sinyal "Aqua EY" terus melakukan pencarian di sekitar titik lokasi yang diduga menjadi tempat korban terakhir tenggelam.
Menuru Hendra, pihaknya sementara ini baru menangkap sinyal dari keberadaan korban di sekitar dalam air bendungan.
"Kalau untuk lokasi korban masih belum bisa kita pastikan untuk posisnya, karena kita pakai alat scan sonar aqua EY, untuk probabiliti keakurasian alat ini sendiri 90 persen, namun tetap ada margin eror sehingga kita akan terus melakukan upaya pencarian," ujarnya.
"Tadi sempat terdeteksi adanya sinyal di sekitaran pintu ini (pintu air), jadi makanya kita melakukan beberapa upaya salah satunya dengan manuver untuk membuat ombak," lanjut Hendra.
Lanjutnya, dalam kondisi seperti ini korban tenggelam di dalam air bendungan, biasanya kemungkinan jenazah dapat ditemukan atau mengapung ke permukaan dalam 3-4 hari.
"Kalau melihat suhu air yang dingin kemungkinan biasanya untuk di perairan tenang seperti ini sekitar 3-4 hari baru muncul, karena perbedaan suhu, berbeda dengan di laut korban bisa lebih cepat mengapung ke permukaan," jelasnya.
Kapolsek Pagelaran, Iptu Hasbulloh menambahkan, hasil pencarian sementara telah ditemukan sinyal dari korban tenggelam di kedalaman 20 meter. Namun pihaknya masih terus melakukan pencarian untuk segera menemukan jenazah.
"Hari ini kita bersama-sama terjun langsung, turun ke lokasi menggunakan alat. Dan untuk sementara ini sudah ada titik temu, di dalam (kedalaman) kira-kira kurang lebih 20 meter antara tanah dasar bawah dengan atas permukaan air. Karena dari titik bawah dengan atas permukaan kurang lebih 40 meter, jadi di tengah-tengah," Ujar Iptu Hasbulloh.
Selain usaha tak henti yang dilakukan tim gabungan demi menemukan Syaiful Azwar, pihak keluarga korban juga tak mau hanya berdiam diri melihat tim bersusah payah mencoba menemukan anggota keluarga mereka. Mereka pun mencoba membantu salah satunya lewat doa.
Terpantau di lokasi bendungan, sekira pukul 10:30 siang, keluarga korban mengumandankan adzan dari tepi air bendungan Way Sekampung. Beberapa menit setelah itu yaitu pukul 11:19, pintu air bendungan Way Sekampung akhirnya dibuka sebagai upaya untuk mengurangi debit air agar pencarian jenazah korban dapat lebih mudah dilakukan dan segera cepat ditemukan.
Keluarga korban pun terlihat tak mampu menahan air mata saat melihat proses pengurangan debit air Way Sekampung dilakukan. Kakak tertua korban bernama Indah Riana (38) sambil menangis berharap jasad sang adik tercinta dapat segera ditemukan.
Saat ditemui, Indah mengatakan bahwa sebelum peristiwa ini terjadi, dirinya sempat merasakan beberapa pertanda salah satunya seperti mencium aroma bunga kamboja di rumahnya, padahal aroma tersebut sebelumnya belum pernah ia rasakan di kediamannya.
"Ada firasat sebelum kejadian ini, pertama mencium aroma kapur barus, lalu saya melihat wajah adik saya itu berdarah karena saya bisa melihat yang seperti itu, dan ada bau kembang kamboja kemarin itu, sebelumnya belum pernah ada," Ujar Indah, Sabtu (17/9/22).
Disampaikan oleh Indah bahwa sebelum adiknya berangkat, adiknya sempat berpamitan pada dirinya untuk pergi bermain bersama teman-temannya.
"Bilangnya main sama saya sebelum berangkat, tapi tiba-tiba dapat kabar seperti itu saya benar-benar kaget, gak nyangka," kata Indah.
Korban sendiri diketahui bekerja sebagai supir dan baru pulang dari Aceh sejak 2 bulan lalu. Syaiful Azwar sendiri merupakan anak ke-5 dari 6 bersaudara dan dikenal sebagai anak yang baik, penurut dan mau membantu keluarganya.
Seperti kata pepatah, “Usaha Tidak Akan Menghianati Hasil”, akhirnya setelah memakan waktu hingga puluhan jam, usaha tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Kepolisian Pringsewu, dan BPBD Pringsewu akhirnya membuahkan hasil. Sabtu (17/09/22) siang.
"Alhamdulillah jenazah berhasil ditemukan setelah 23 jam tim gabungan melakukan pencarian di sekitar lokasi tenggelamnya korban," ujar Kapolsek Pagelaran Iptu Hasbulloh.
Disampaikan Kapolsek Pagelaran, korban dapat ditemukan dan dievakuasi karena jenazah tersangkut alat jangkar besi yang digunakan oleh tim gabungan pencarian.
Dari pantauan di lokasi, jenazah telah dipulangkan ke rumah duka di Kabupaten Tanggamus menggunakan mobil ambulance sekitar pukul 14:25 siang ini dari RSUD Pringsewu.
Dengan adanya peristiwa ini, Iptu Hasbulloh berpesan pada seluruh masyarakat agar berhati-hati apabila berkunjung dan mendatangi segala tempat, agar peristiwa ini tidak kembali terjadi.
"Untuk yang kedepan saya berharap jangan ada lagi peristiwa serupa, insya allah kita cegah bersama-sama. Kita juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terjadi lagi," Harapnya.
Sementara itu, paman korban Tantowy mewakili pihak keluarga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang sudah membantu pencarian korban hingga dapat ditemukan.
"Terima kasih atas kerja keras seluruh tim sehingga anggota keluarga kami yang tengelam akhirnya berhasil ditemukan," Katanya.
Perlu diketahui, Bendungan Way Sekampung merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ada di Provinsi Lampung, yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No.03 tahun 2016 tentang Percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No.58 tahun 2017.
Bendungan ini baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (2/9/2021) tepat setahun yang lalu. Peresmian ditandai dengan pemutaran roda pintu air dan penandatanganan batu prasasti.
Bendungan Way Sekampung yang mulai dikerjakan pada tahun 2016 silam diharapkan mampu menunjang ketersediaan air baku untuk irigasi sehingga mampu menambah musim tanam petani didaerah setempat. (*)
Berita Lainnya
-
Komitmen Tekan Angka Pengangguran, Elvira Beberkan Strategi Pemprov Lampung
Selasa, 05 November 2024 -
WR II UIN RIL Paparkan Materi Moderasi Beragama dalam Perspektif Teologi Agama
Selasa, 05 November 2024 -
LPPM Unila dan GMBI Lampung Barat Bahas Pendampingan Desa Wisata Srimenanti
Selasa, 05 November 2024 -
Harga Naik dan Potensi Produksi Tinggi, PTPN I Regional 7 Gaspoool
Selasa, 05 November 2024