• Selasa, 08 Juli 2025

Kisah Kakek 81 Tahun, Tetap Setia Kayuh Sepeda Ontel Keliling Berjualan Opak Singkong

Kamis, 15 September 2022 - 17.49 WIB
160

Kakek Sanam (81) saat menjajakan dagangannya di sekitar Stadion Pahoman, Kamis (15/9/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Terik panas matahari pada siang ini, Kamis (159/2022) tak menghalangi niat Sanam (81) untuk mengayuh sepeda ontel nya mengelilingi Kota Bandar Lampung.

Ramainya kendaraan yang berlalu-lalang di ibukota Provinsi Lampung tersebut tak menyurutkan semangat Sanam yang akrab disapa Bapak'ke untuk mengais rezeki.

Setiap harinya bapak lima anak tersebut ditemani oleh sepeda tua bewarna hitam yang membantunya membawa opak singkong dan beberapa buah pepaya yang sudah matang.

Mengenakan kemeja abu-abu dilengkapi masker kain bewarna merah, setiap pukul setengah tujuh pagi ia telah meninggalkan rumahnya di Jalan Dokter Susilo, Kecamatan Pahoman, Bandar Lampung.

"Saya berangkat dari rumah setengah tujuh terus keliling naik sepeda. Tapi lebih banyak di dorong sepeda nya karena kadang kaki udah gak kuat lagi mau gowes," kata Sanam saat ditemui oleh Kupastuntas.co di sekitaran Stadion Pahoman.

Sejak belasan tahun lalu ia berjualan opak singkong yang dibanderol dengan harga Rp4.000 per bungkus dan berjualan pepaya yang ia banderol dengan harga Rp10.000 per buah.

Opak singkong yang dibuat dengan cara ditumbuk dan berbentuk bulat tersebut dibuat oleh sang istri tercinta yang telah setia menemaninya sejak puluhan tahun silam.

"Opak dibuat oleh istri saya di rumah sedangkan untuk kates nya saya ambil dari tetangga. Karena di rumah sudah gak ada lagi pekarangan yang bisa ditanami buah-buahan," katanya lagi.

 Setiap harinya Sanam yang berdarah sunda tersebut mampu membawa pulang uang Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Namun ketika dagangan sepi Ia hanya membawa uang tidak lebih dari Rp50 ribu.

Uang yang ia hasilkan tersebut digunakan untuk membiayai berobat sang istri yang harus rutin datang ke rumah sakit karena kondisinya yang tak lagi prima.

"Nenek ada di rumah tapi harus sering cek kesehatan di rumah sakit karena sakit darah tinggi. Anak-anak pada jauh, pada kerja semua di Jakarta," tutupnya. (*)