Dampak Kenaikan BBM, Sopir Angkot di Pringsewu Dilema Soal Tarif Baru

Salah satu sopir angkot jurusan Gadingrejo-Kemiling, Hadi saat diwawancarai di Terminal Bus Gadingrejo. Foto : Gamel/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Pringsewu - Dilema tengah menimpa para sopir angkutan umum (angkot) pasca naiknya harga BBM sejak 3 September lalu. Pasalnya mereka bingung apakah harus menaikan tarif angkot atau tetap bertahan dengan tarif sebelumnya.
Salah satu sopir angkot trayek Gadingrejo-Kemiling, Hadi (55) yang hingga saat ini masih mengoperasikan angkot dengan tarif normal Rp 7 ribu untuk perjalanan Gadingrejo-Kemiling dan sebaliknya, meski BBM subsidi jenis Pertalite telah naik dari 7.650 per liter menjadi 10 ribu.
Alasan dirinya tidak menaikan tarif angkotnya karena takut memberatkan penumpang seperti anak sekolah, hingga pekerja buruh yang menggunakan kendaraan umum sebagai transportasi sehari-hari mereka.
"Tarif angkot sekarang masih normal, tapi ada saja yang memberi ongkos lebih karena mereka sadar harga minyak sudah naik. Tapi ada juga yang bayar dengan harga biasa, tidak apa-apa," kata Hadi, Selasa (6/9/2022).
Hadi juga mengaku bahwa naiknya harga BBM khususnya pertalite yang menjadi bahan bakar angkotnya, membuat biaya konsumsi BBM kendaraannya ikut meningkat.
"Dari sini(terminal gadingrejo-Kemiling dan sebaliknya dulu 40 ribu minyaknya aja 1 rit, sekarang 80 ribu 1 rit. Biasanya 40 ribu 5 liter, kini 80 ribu 8 liter itu pulang pergi. Dan sekarang sudah naik terasa benar perbedaanya," jelasnya.
Pengemudi angkot lain trayek Pasar Gadingrejo-Pringsewu, Robet mengatakan bahwa kondisi ini memberatkan dirinya selaku supir angkot. Ia pun masih memasang tarif normal Rp 5 ribu rupiah untuk para penumpang yang menaiki angkotnya.
"Ya masih 5 ribu rupiah, tapi kadang juga ada yang bayar lebih 7 ribu karena tahu soal BBM naik ini, jadi kita tidak paksa namun minta pengertian saja dari penumpang," ucapnya.
Ketua Organda Kabupaten Pringsewu, Leswanda saat dihubungi menuturkan pihaknya meminta pemerintah daerah untuk mengkaji tarif angkutan umum (angkot) pasca kenaikan BBM.
Hal tersebut dimaksudkan guna memberikan kepastian pada para supir angkot untuk menetapkan tarif setalah naiknya harga bahan bakar minyak.
"Kita minta pada pemerintah daerah untuk melakukan kajian serta penyesuaian tarif atau ongkos angkot secepatnya, karena hal ini masuk dalam ranah pemerintah daerah," ujarnya.
Leswanda menyampaikan bahwa sampai saat ini ongkos angkot di Pringsewu masih relatif normal alias belum ada kenaikan. Rata-rata ongkos angkot masih diharga Rp 5 ribu rupiah.
"Tarif angkot jarak jauh-dekat masih 5 ribu. Namun ongkos bisa berbeda tergantung dengan jurusan dan jarak," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Polisi Tangkap Residivis Begal Motor Mahasiswi di Pringsewu
Kamis, 26 Juni 2025 -
PLN UP3 Pringsewu Sigap Pulihkan Listrik Ribuan Warga Terdampak Gangguan Jaringan
Selasa, 24 Juni 2025 -
Kades di Pringsewu Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa, Kerugian Negara Rp 478 Juta
Senin, 23 Juni 2025 -
PDI Perjuangan Gelar Bakti Sosial di Selapan Pringsewu, Warga Dapat Pengobatan Gratis dan Sembako
Rabu, 18 Juni 2025