Panen Benih Padi Varietas Cakrabuana di Pringsewu, Sudin: Tunggu Sertifikasi Sebelum Diperjualbelikan

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin saat panen Padi Varietas Cakrabuana di Desa Kresnomulyo Barat Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, Kamis (1/9/2022). Foto: Dok.PDIP
Kupastuntas.co, Pringsewu - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menghadiri sekaligus memanen serta menyerap aspirasi pada Gerakan Panen Benih Sumber Padi Varietas Cakrabuana, kerjasama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Desa Kresnomulyo Barat Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu, Kamis (1/9/2022).
Sudin, yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung itu mengatakan, Lampung merupakan salah satu wilayah yang hebat dengan segala keindahan dan hasil kekayaan alamnya, namun sayangnya bibit coklat masih diimpor dari provinsi lain.
“Lampung ini wilayah yang hebat pak, apa saja punya, lautnya punya, punya gunung yang bagus indah, bunga-bunganya bagus. Kalau bicara swasembada, saya pikir Lampung sudah duluan, akan tetapi masa bibit coklat untuk petani bantuan dari pemerintah dikirim dari Sulawesi dan sampai Lampung kurang lebih 3 minggu, yang mati bisa sampai 30 persen. Nah mengapa tidak bikin di Lampung saja pusrinya. Maka itu saya perintahkan BPTP Lampung untuk membantu membackup pusri di Lampung,” kata Sudin.
Ia melanjutkan, pusri sudah dibuatkan di beberapa wilayah di Lampung, diantaranya Lampung Selatan dengan pusri kelapa, dan Lampung Barat dengan pusri kopi.
Pertama yang dibuat Lampung Selatan untuk kelapa, karena kelapa potensi yang akan datang sangat bagus. Kemudian di Lampung Barat dibuatkan pusri kopi karena kopi, di Lampung Barat itu dikirim dari Jember Jawa Timur.
"Sedangkan lokasi lahannya ketinggiannya dari permukaan laut tidak pas, tapi yang jadi pertanyaan di Lampung Barat lahan kurang lebih 1300 meter dari permukaan laut bisa tanam kopi robusta dan kenyataannya tumbuh," terangnya.
"Tapi kalau bibit yang dari Jember itu sangat bagus pohonnya bagus, daunnya lebat tapi saying buahnya jarang, nah ini yang terjadi makanya harusnya kita buat sendiri di Lampung,” timpalnya.
Mengenai padi varietas cakrabuana, Sudin mengungkapkan, belum bisa diperjualbelikan secara bebas karena belum adanya sertifikasi guna terbukti untuk uji kelayakannya.
“Jadi Bapak Ibu karena ini belum tersertifikasi maka belum boleh diperjualbelikan. Kalau sertifikasi belum keluar tapi sudah diedarkan takutnya nanti ada yang menyalahgunakan kesempatan untuk mendompleng para petani. Makanya harus ada sertifikasi dan adanya penelitian lebih lanjut, apakah produktivitasnya sama sesuai dengan yang dibahas di lapangan,” ujarnya.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan menjaring aspirasi masyarakat khususnya para kelompok tani maupun kelompok wanita tani yang ada di Kabupaten Pringsewu.
Aspirasi yang disampaikan meliputi keluhan dan kendala para kelompok tani dalam berproduksi seperti pupuk, traktor roda empat, ekatalog, harga, irigasi pertanian, dan akses jalan pertanian hingga pembuatan rumah burung hantu guna meminimalisir hama tikus serta alat penunjang pertanian lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Sudin merealisasikan sejumlah bantuan namun disarankan kelompok tani yang mengajukan bantuan agar segera membuat proposal, dimana proposal tersebut adalah tanda bukti pengajuan dan pengadaan bantuan tersebut.
“Apapun yang diusulkan langsung bikin proposalnya, ini dikoordinir bikin proposalnya, nanti kalau bantuan yang diajukan terealisasi jangan dipake untuk sendiri, ini penting ya, ini bukan milik pribadi tapi milik kelompok tani, jadi gunakan bersama dan rawat bersama, maksimalkan penggunaannya jangan mintanya aja tapi gak dirawat,” tegas Sudin.
Sementara Direktur Jenderal Tanaman Pangan pada Kementerian Pertanian, Suwandi mengatakan, Lampung harus bisa memproduksi benih sendiri, kemudian produksi harus mengalami peningkatan.
“Maka diharapkan semua daerah termasuk Pak Kadis beserta pengurus atau jajaran dapat membuat terobosan-terobosan baru sehingga dapat meningkatkan produktivitas, bagaimana nanti benih berkualitas kemudian pupuk cukup,” kata Suwandi.
Sedangkan untuk masalah pupuk lanjutnya, pasti yang paling utama dari para petani, maka dari itu dirinya harap para petani disni dapat menyampaikan apa yang menjadi kendala dalam produktivitas dan masalah apa yang dihadapi.
"Ketua Komisi IV DPR RI, Pak Sudin datang kesini tentu akan mendengarkan apa yang menjadi masalah para petani dan tentunya juga akan diberikan solusi mengatasinya,” tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : Harga BBM Jenis Pertalite dan Solar Naik
Berita Lainnya
-
Meriahkan Hari Kebudayaan Nasional, Polres Pringsewu Gelar Pringsewu Cultural Festival
Kamis, 18 September 2025 -
Dengan Iming-iming Uang Jajan 20 Ribu, Satpam di Pringsewu Cabuli Anak Dibawah Umur Berulang Kali
Rabu, 17 September 2025 -
Sirkuit Yapema, Nafas Baru Dunia Otomotif di Pringsewu
Selasa, 16 September 2025 -
Cerita Herman Warga Pringsewu Nekat Kejar Maling Motor, Tak Gentar Diberondong Peluru
Jumat, 12 September 2025