• Sabtu, 26 Oktober 2024

Tak Lanjut Kuliah Demi Buka Usaha Es Cendol Dawet, Mustofa Bisa Raup Omset Belasan Juta per Bulan

Minggu, 21 Agustus 2022 - 13.40 WIB
941

Rohmat Mustofa saat menjajakan dagangan nya di salah satu Pasar Tradisional. Foto : Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Es Cendol Dawet, siapa yang tidak kenal dengan minuman khas Jawa Tengah tersebut. Es Cendol Dawet yang di padu padankan dengan gula merah, pandan, santan dan berbagai kondimen lainnya membuat rasa manis yang di sajikan bertambah nikmat terlebih ketika di minum saat terik matahari.

Banyak sekali masyarakat yang menjajakan minuman yang identik dengan bakul gendong nya itu namun tidak semua dari mereka sukses dan bisa menciptakan cita rasa yang khas yang bisa membuat para pelanggan terpelet akan kesegaran yang di berikan pada setiap tegukan Es Cendol Dawet yang di sajikan.

Salah satunya adalah Rohmat Mustofa (21) warga Pekon (Desa) Kerang, Kecamatan Batu Brak, anak muda yang kini merambah di dunia usaha Es Dawet. 

Pemuda milenial satu ini terbilang berani dalam mengambil keputusan dalam hidupnya, bagaimana tidak ia rela mengorbankan impian nya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan karena ingin lebih fokus usaha.

Mustofa lahir dari keluarga yang sederhana, ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara kedua kakaknya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan keluarga. Ibu nya adalah seorang pedagang sayuran di pasar sedangkan ayahnya seorang petani kesehariannya mengurus kebun kopi yang berada jauh dari rumahnya.

Keluarga mereka memang berlatar belakang seorang pedagang sejak belasan tahun silam, berbagai usaha lain pun pernah di geluti mulai dari berjualan bakso, mie ayam, mie rebus serta berbagai makanan lain. Namun keberuntungan belum berpihak pada usaha yang dijalankan tersebut , oleh sebabnya harus memutar otak lagi untuk menemukan usaha yang lebih menjanjikan.

Bahkan dulu ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Mustofa sering berjalan kaki menjajakan dagangan nya untuk membantu keluarganya. Disela kegiatan nya bahkan ia rela menggunakan waktu bermainnya untuk berkeliling dari rumah kerumah warga untuk menawarkan dagangannya.

Saat duduk di bangku Madrasas Tsanawiyah (MTS) Mustofa sering membawa dagangan nya ke sekolah untuk di jajakan ke teman-teman nya tanpa rasa malu dan gengsi. Sebab ia mempunyai prinsip bahwa apa pun pekerjaan yang dilakukan selama itu halal dan benar menurut hukum maka tidak ada kata gengsi dan malu dalam hidupnya.

Awal tahun 2019 Mustofa lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan mulai tertarik untuk mencoba terjun ke dunia per dawetan, dirinya bahkan rela meninggalkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi demi membuka usahanya sendiri. Sebab menurutnya ada peluang besar yang bisa didapat dengan membuka usaha minuman asli pulau Jawa itu.

"Sebelumnya keluarga juga membuka usaha Es Dawet namun belum seberapa berkembang, nah saya melihat peluang yang besar di usaha ini karena untuk sekarang ini banyak berbagai macam jajanan modern yang di sajikan, nah saya ingin tampil bersaing dengan menyajikan minuman tradisional dengan ciri khas yang berbeda dan memutuskan untuk fokus usaha," kata Mustafa, Minggu (21/8/2022).

Mustafa menjelaskan bahwa resep yang di gunakan untuk membuat Es Dawet merupakan resep turun temurun keluarga yang memang merupakan asli Jawa Tengah, tepatnya di Purworejo. Ia bahkan pernah belajar langsung kesana untuk mempelajari setiap kondimen dan takaran yang diperlukan untuk menciptakan rasa yang autentik pada Es Dawet buatan nya.

Awal berjualan Mustofa mengaku hanya mampu menjual paling banyak 50 cup Es Dawet yang ia hargai Rp5000/cup nya, itupun ia harus berkeliling menggunakan motornya untuk menjajakan dagangan nya kepada masyarakat dari pagi hingga sore hari menjelang magrib, bahkan tidak jarang ia harus pulang dengan membawa kembali dagangan nya karena tidak habis terjual.

"Awal berjualan susah laku dagangan kita, paling banyak 50 cup itu pun dari pagi sampai mau magrib lagi, malah kita sering pulang bukan bawa uang justru bawa dagangan lagi karena enggak habis kita jual namanya juga kan merintis ya jadi banyak sekali cobaan nya, tetapi itu malah yang buat saya semangat karena hampir enggak ada orang sukses dengan sekali percobaan," katanya

Dengan semangat yang dimiliki, Mustofa terus mencoba bangkit hingga akhirnya perlahan usaha yang digeluti mulai berkembang banyak masyarakat yang kepincut dengan rasa Es Dawet olahan tangannya, bahkan kini tak membutuhkan waktu lama ia bisa menghabiskan 100 cup Es Dawet hanya dalam waktu 5 jam saja sehingga dalam sehari ia bisa menghasilkan omset Rp500.000.

Omset tersebut di dapat saat hari-hari biasa yang ia jajakan di pasar-pasar tradisional yang ada di Bumi Beguai Jejama Sai Betik, jika di hari-hari besar ataupun hari libur omsetnya bisa meningkat 2 bahkan 3 kali lipat seperti biasanya. Tidak hanya di jajakan di pasaran atau di tempat keramaian lain nya ia juga membuka pesanan untuk acara nikahan ataupun lainnya.

Sehingga jika dikalkulasikan dalam satu bulan Mustofa bisa menghasilkan omset sebesar Rp15-20 Juta hanya dengan berjualan Es Dawet menggunakan bakul dagangan. Bahkan dari hasil usahanya tersebut ia telah memiliki rumah pribadi dan bisa membeli sebuah mobil untuk keluarganya, hingga akhirnya pada tahun 2020 ia memutuskan untuk menikah di usia muda dan telah memiliki seorang buah hati.

Meskipun saat ini ia masih berjualan menggunakan bakul andalannya, namun Mustofa memiliki impian dan harapan yang besar untuk membuka gerai usaha dan membuka cabang di berbagai daerah.

Namun ia mengakui hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang akan tetapi ia yakin dan percaya dengan dukungan anak istri dan keluarganya mimpi tersebut akan menjadi nyata.

"Karena saya yakin dengan usaha dan kerja keras serta dukungan doa dari anak istri dan keluarga apa pun yang saya impikan hari ini akan terwujud di kemudian hari, karena siapa pun bisa jadi apa pun selama dia memiliki komitmen untuk mengembangkan usaha yang di geluti," pungkasnya. (*)


Editor :