• Selasa, 01 Oktober 2024

Bimtek Pencegahan dan Penanggulangan PMK, Sudin : Awasi Arus Lalu Lintas Ternak

Kamis, 11 Agustus 2022 - 22.15 WIB
1.2k

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menghadiri bimbingan teknis manajemen peternakan kesehatan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan PMK, di Hotel Radisson Bandar Lampung, Kamis (11/8/2022).

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menghadiri bimbingan teknis manajemen peternakan kesehatan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan PMK, di Hotel Radisson Bandar Lampung, Kamis (11/8/2022).

Sudin mengatakan, PMK adalah virus yang sangat menular, menurut literatur yang dirinya dapatkan itu mencapai diatas 20 km terbawa angin bisa tertular virus tersebut.

“Penyebarannya lebih cepat dan menularkan kepada semua hewan seperti sapi, kerbau, babi dan hewan ternak lainnya,” kata Sudin.

Sudin mengungkapkan, mengingat penularan virus PMK yang sangat cepat, dirinya langsung memberikan perintah kepada pihak Taman Nasional Way Kambas untuk melarang hewan ternak masuk ke dalam kawasan tersebut guna mencegah penularan terhadap rusa, gajah dan hewan lainnya yang dilindungi di dalam Taman Way Kambas.

“Saya langsung telepon Kepala Taman Nasional Way Kambas, dan saya katakan jangan ada peternak yang ternak sapi, kambing dan yang lainnya masuk ke dalam kawasan tersebut, saya tidak mau nanti rusa dan yang lainnya di dalam sana terkena virus PMK, saya bilang tolong sementara dilarang dulu,” jelasnya.

Menurutnya, salah satu penyebab penularan PMK yang sangat cepat akibat adanya arus perdagangan hewan ternak maka dari itu dibutuhkannya pengawasan terhadap lalu lintas hewan.

“Untuk pengawasan itu sudah menjadi tupoksinya karantina pertanian, maka saya bilang harus lebih inovatif dan dimaksimalkan lagi, kalau tidak ya makin meluas dan semakin cepat penyebarannya,” ujarnya.

Penyebaran PMK bisa dikatakan lebih ganas dibandingkan virus COVID-19, karena penularannya angkut dan begitu cepat.

“Semisalnya saya pakai baju putih ini masuk ke kandang sapi, ternyata di kandang itu sapinya tertular PMK, dan saya masuk ke kandang satunya ya secara otomatis sapinya tertular juga karena baju yang saya pakai ini, begitulah ganasnya dan cepatnya penyebaran PMK melebihi COVID-19,” katanya.

Sudin mengatakan, melalui bimbingan teknis ini diharapkan seluruh pihak terkait dapat melakukan upaya pengendalian dan penanganan PMK dalam penekanan secara maksimal.

“Jadi kita juga perlu memahami saat ini disinfektan, obat-obatan termasuk vaksin PMK masing-masing sangat terbatas, karena anggaran yang dikeluarkan juga baru sedikit oleh Kementerian Keuangan, saya juga ingin penanganan ini lebih cepat sehingga mencegah penularan terhadap hewan ternak yang belum kena PMK,” ujarnya.

Sudin mengimbau kepada para peternak besar maupun perusahaan besar untuk membantu peternak kecil sekitar perusahaan tersebut.

“Saya tekankan untuk perusahaan ternak yang besar wajib membantu peternak kecil sekitar, karena kalau tidak ya perusahaan tersebut yang kena dampaknya juga, bantuannya seperti vaksinasi kepada ternak sekitar,” katanya.

Sudin memberikan salah satu cara efektif apabila disinfektan PMK belum diberikan oleh pemerintah yaitu dengan menggunakan kapur dolomit yang digunakan di sekitar kandang.

“Saya sempat konsul dengan teman saya yang dokter hewan, pakai dolomit karena dolomit ini kan mengeluarkan suhu panas, itu saran dari sejumlah dokter hewan meskipun saya juga belum memastikan benar atau tidaknya, tapi sebarnya di sekitar kandang bukan di dalam kandang,” ujarnya.

Menurutnya, PMK bukanlah masalah yang mudah untuk ditangani, maka dari itu seluruh pihak harus bekerjasama dalam mencegah penyebaran PMK ini.

Sudin berharap kegiatan bimbingan teknis ini dapat memberikan manfaat kepada para peserta khususnya kepada para peternak di Lampung.

“Nanti setelah selesai dari sini, berbagilah ilmu dari bimbingan teknis dari Kementerian Pertanian ini, ilmu ini yang harus kita bagikan loh, kita berbagi ilmu, ilmunya tidak akan berkurang, yang ada amal kebaikan kita yang ditambah,” tutupnya. (*)

 


Editor :