Ditanya Perihal Ganti Rugi Pencemaran Limbah, Pertamina Tidak Jelas dan Berbelit-belit
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Ganti rugi dari Pertamina kepada para nelayan, masyarakat serta
petambak udang di Lampung Timur (Lamtim) yang terdampak kebocoran pipa minyak
mentah, masih belum jelas.
Hingga saat ini,
diketahui atas kebocoran pipa minyak tersebut, sebanyak 57.365 trashbag
(plastik sampah hitam) limbah minyak milik PT. Pertamina Hulu Energi
Offshore South East Sumatera (PHE OSES) berhasil dikumpulkan.
Selain itu tentunya
dampak pencemaran di wilayah laut itu juga lebih luas lagi, bukan hanya terhadap
masyarakat sekitar, tetapi juga berdampak terhadap keberlanjutan ekosistem di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di Provinsi Lampung.
Namun menanggapi
atas ganti rugi warga yang terdampak tersebut. Pertamina mengklaim bahwa ada
pihak lain yang lebih berkompeten terkait hal itu.
"Dilihat dulu
dari persepektif di lapangan seperti apa kondisinya. Sudah ada pihak yang
berkompeten untuk mengukur (pengganti rugian) itu dan kami dari pertamina
tunduk pada keputusan dari pihak berkompeten tersebut," ujar Head of
Communication, Relations and CID Zona 6 PHE OSES, Indra Darmawan, saat ditemui
usai acara Media Gathering PHE OSES, di Hotel Sheraton, Jumat (29/7/2022).
Dalam prosesnya,
pihaknya juga selalu diawasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lalu Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Jika pihak kompeten
merekomendasikan untuk ganti rugi pada nelayan dan masyarakat?. Indra menegaskan
bahwa akan dilihat dulu alat ukur yang digunakan oleh pihak yang berkompeten
yang anehnya Ia sendiri tak ingin sebutkan instansinya.
"Tentunya ada
alat ukur yang di gunakan untuk kebijakan tersebut. Pihak kompeten ngambil
keputusan apa kemudian alat ukurnya bisa dibuktkan dengan apa yang
terjadi, ya kita lihat langkah selanjutnya," tutur dia.
Untuk pendataan
terhadap warga serta nelayan yang dirugikan, lagi-lagi Indra menjawab bahwasannya
hal itu ranahnya bukan di pihaknya. Oleh karenanya, perlu bertanya pada pihak
terkait dalam laporan tersebut.
"Kami saat ini
melihat dari fenomena dan informasi yang kami kumpulkan. Tapi itu mendata atau
tidak itu silahkan diartikan. Tapi kami mendengar oh ada cerita disana kemudian
kami coba kumpulkan informasi yang ada," katanya.
"Yang mendata
siapa? Jadi teman-teman harus bertanya pada pihak terkait apakah ada laporan
tersebut kemudian ada mekanismenya," ungkapnya.
Ketika ditanya jika
ada datanya apakah siap untuk ganti rugi? Lalu, Tahapan untuk ganti rugi
seperti apa?, Indra tak menjawab secara gambling.
"Tata kelola
itu bukan di tempat kami tapi di instansi terkait. Tahapannya kita ikuti,"
ucap Indra.
Ketika ditanya
ranah Pertamina sendiri dalam kebororan minyak mentah apa
pertanggungjawabannya?.
"Ya kami
mencegah agar dampaknya tidak meluas," jawabnya singkat.
Penyebab Kebocoran Minyak Belum Jelas
Indra juga
menyampaikan bahwasannya investigasi yang dilakukan oleh pihak internal belum
mengengetahui terkait penyebab kebocoran minyak tersebut.
"Masih terus
ditelaah. Kita tunggu saja nanti ada pihak berkompeten yang menyampaikan. Tapi
saya bukan orang yang berkompeten untuk membicarakan hal itu," jelasnya.
Selain itu, KLHK,
SKK Migas dan DLH Provinsi Lampung merekomendasikan pada Pertamina tahun depan
agar pipa saluran kilang minyak diganti. Pasarnya pipa tersebut sejak 1981
tidak ada pergantian.
"Itu
(pergantian pipa) menjadi bagian yang memang dalam proses kami ke arah sana.
Cuma ini kegiatan di bawah laut harus hati-hati dengan dijalankan dengan baik,
dalam proses penggantian itu," ujar dia.
Sementara, Manager
Komunikasi Regional 2 PHE OSES, Hari Sutiono menyampaikan, temuan sebanyak 57
ribu lebih limbah yang ditemukan tersebut. Menurutnya yang di temukan di darat
itu tentunya bercampur dengan pasir dan sampah yang ada di sekitar pantai.
Namun ketika
disinggung berapa volume minyak mentah yang bocor ke lautan, Ia tak bisa
menjawabnya.
"Kita
bersihkan minyak itu. Tapi barang kali ada timbul lagi (minyak mentah ke bibir
pantai) karena air pasang terus mereka naik, itu kita akan bertanggungjawab
untuk menyelesaikannya," kata Hari.
Dalam giat
Gathering tersebut, PHE OSES mensosialisasikan visi misi perusahaan dan juga pengenalan
terhadap bagaimana proses memperoleh minyak dari dalam bumi. Selain itu ada
juga pemutarkan video bagaimana aktivitas minyak mentah diproduksi. (*)
Berita Lainnya
-
Jelang Pilkada, Semua Masyarakat Lampung Diminta Bijak Bermedia Sosial
Senin, 30 September 2024 -
Sejumlah Wilayah Bandar Lampung Langganan Banjir, Pjs Walikota Minta Seluruh OPD Bersinergi
Senin, 30 September 2024 -
Bawaslu Lampung Ingatkan Calon Kada Kampanye di Media Sesuai Jadwal, Ini Sanksi Jika Melanggar
Senin, 30 September 2024 -
BPBD Lampung Perkuat Koordinasi Hadapi Musim Penghujan
Senin, 30 September 2024