• Senin, 30 September 2024

Ditanya Perihal Ganti Rugi Pencemaran Limbah, Pertamina Tidak Jelas dan Berbelit-belit

Jumat, 29 Juli 2022 - 15.14 WIB
330

Head of Communication, Relations and CID Zona 6 PHE OSES, Indra Darmawan, saat ditemui usai acara Media Gathering PHE OSES, di Sheraton, Jumat (29/7/2022). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ganti rugi dari Pertamina kepada para nelayan, masyarakat serta petambak udang di Lampung Timur (Lamtim) yang terdampak kebocoran pipa minyak mentah, masih belum jelas.

Hingga saat ini, diketahui atas kebocoran pipa minyak tersebut, sebanyak 57.365 trashbag (plastik sampah hitam) limbah minyak milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) berhasil dikumpulkan.

Selain itu tentunya dampak pencemaran di wilayah laut itu juga lebih luas lagi, bukan hanya terhadap masyarakat sekitar, tetapi juga berdampak terhadap keberlanjutan ekosistem di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di Provinsi Lampung. 

Namun menanggapi atas ganti rugi warga yang terdampak tersebut. Pertamina mengklaim bahwa ada pihak lain yang lebih berkompeten terkait hal itu.

"Dilihat dulu dari persepektif di lapangan seperti apa kondisinya. Sudah ada pihak yang berkompeten untuk mengukur (pengganti rugian) itu dan kami dari pertamina tunduk pada keputusan dari pihak berkompeten tersebut," ujar Head of Communication, Relations and CID Zona 6 PHE OSES, Indra Darmawan, saat ditemui usai acara Media Gathering PHE OSES, di Hotel Sheraton, Jumat (29/7/2022).

Dalam prosesnya, pihaknya juga selalu diawasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lalu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Jika pihak kompeten merekomendasikan untuk ganti rugi pada nelayan dan masyarakat?. Indra menegaskan bahwa akan dilihat dulu alat ukur yang digunakan oleh pihak yang berkompeten yang anehnya Ia sendiri tak ingin sebutkan instansinya.

"Tentunya ada alat ukur yang di gunakan untuk kebijakan tersebut. Pihak kompeten ngambil keputusan apa kemudian alat ukurnya bisa dibuktkan dengan apa yang terjadi, ya kita lihat langkah selanjutnya," tutur dia.

Untuk pendataan terhadap warga serta nelayan yang dirugikan, lagi-lagi Indra menjawab bahwasannya hal itu ranahnya bukan di pihaknya. Oleh karenanya, perlu bertanya pada pihak terkait dalam laporan tersebut.

"Kami saat ini melihat dari fenomena dan informasi yang kami kumpulkan. Tapi itu mendata atau tidak itu silahkan diartikan. Tapi kami mendengar oh ada cerita disana kemudian kami coba kumpulkan informasi yang ada," katanya.

"Yang mendata siapa? Jadi teman-teman harus bertanya pada pihak terkait apakah ada laporan tersebut kemudian ada mekanismenya," ungkapnya.

Ketika ditanya jika ada datanya apakah siap untuk ganti rugi? Lalu, Tahapan untuk ganti rugi seperti apa?, Indra tak menjawab secara gambling.

"Tata kelola itu bukan di tempat kami tapi di instansi terkait. Tahapannya kita ikuti," ucap Indra.

Ketika ditanya ranah Pertamina sendiri dalam kebororan minyak mentah apa pertanggungjawabannya?.

"Ya kami mencegah agar dampaknya tidak meluas," jawabnya singkat.

Penyebab Kebocoran Minyak Belum Jelas

Indra juga menyampaikan bahwasannya investigasi yang dilakukan oleh pihak internal belum mengengetahui terkait penyebab kebocoran minyak tersebut.

"Masih terus ditelaah. Kita tunggu saja nanti ada pihak berkompeten yang menyampaikan. Tapi saya bukan orang yang berkompeten untuk membicarakan hal itu," jelasnya.

Selain itu, KLHK, SKK Migas dan DLH Provinsi Lampung merekomendasikan pada Pertamina tahun depan agar pipa saluran kilang minyak diganti. Pasarnya pipa tersebut sejak 1981 tidak ada pergantian.

"Itu (pergantian pipa) menjadi bagian yang memang dalam proses kami ke arah sana. Cuma ini kegiatan di bawah laut harus hati-hati dengan dijalankan dengan baik, dalam proses penggantian itu," ujar dia.

Sementara, Manager Komunikasi Regional 2 PHE OSES, Hari Sutiono menyampaikan, temuan sebanyak 57 ribu lebih limbah yang ditemukan tersebut. Menurutnya yang di temukan di darat itu tentunya bercampur dengan pasir dan sampah yang ada di sekitar pantai.

Namun ketika disinggung berapa volume minyak mentah yang bocor ke lautan, Ia tak bisa menjawabnya.

"Kita bersihkan minyak itu. Tapi barang kali ada timbul lagi (minyak mentah ke bibir pantai) karena air pasang terus mereka naik, itu kita akan bertanggungjawab untuk menyelesaikannya," kata Hari.

Dalam giat Gathering tersebut, PHE OSES mensosialisasikan visi misi perusahaan dan juga pengenalan terhadap bagaimana proses memperoleh minyak dari dalam bumi. Selain itu ada juga pemutarkan video bagaimana aktivitas minyak mentah diproduksi. (*)