• Sabtu, 26 Oktober 2024

Kecewa Harga Anjlok, Petani di Lambar Babat Habis Sawi Siap Panen

Rabu, 27 Juli 2022 - 18.26 WIB
757

Eko Supriyadi, petani yang viral di Medsos karena membabat habis tanaman sawi nya karena kesal harganya anjlok. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kecewa harga sawi anjlok bebas di harga Rp200-500 dari harga normalnya Rp2.000-3.000, petani di Lampung Barat (Lambar) lebih memilih membabat dan membuang sawi yang siap panen dibanding menjual di pasaran.

Hal itu nampak dari video viral yang menunjukkan seorang petani membabat habis seluruh tanaman sawi di kebun miliknya. Petani tersebut diduga sengaja membabat habis tanamannya karena kecewa harga sawi anjlok.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kupastuntas.co, peristiwa tersebut terjadi di dusun Pepulau Indah, Pekon (Desa) Tanjung Raya, Kecamatan Sukau. Petani tersebut bernama Eko Supriyadi (35).

Eko mengatakan, anjloknya harga sawi disebabkan melimpahnya barang di pasaran, sebab sebelumnya harga sawi bahkan menyentuh di harga Rp7.000 hingga Rp8.000.

"Biaya produksi kita saja enggak ketutup, pupuk mahal, obat-obatan mahal, sedangkan harga sayuran sekarang pada anjlok semua. Tidak heran kalau saya membabat habis," kata Eko, saat dimintai keterangan, Rabu (27/7/2022).

Edi (38) salah satu agen sayur yang ada di Pekon (Desa) Hanakau, Kecamatan Balik Bukit mengatakan, anjloknya harga sawi sudah terjadi sejak dua minggu terakhir. Penurunan harga sayur pun terjadi secara bertahap mulai dari Rp8.000, Rp7.000, Rp6.000, Rp5.000 hingga Rp500, bahkan sekarang Rp200.

"Semua petani mengeluh, tetapi kita sebagai pembeli juga tidak bisa berbuat banyak mau bantu mereka juga kita modalnya segitu, karena tidak terpakai juga barang nya kalau kita beli dengan harga segitu. Cuma Kol sekarang yang masih bertahan di harga Rp9.000, yang lain berangsur turun semua," katanya.

Kenaikan dan penurunan harga sayur merupakan hukum pasar, hal tersebut bukan peristiwa baru. Dari tahun ke tahun anjloknya harga sayur selalu menjadi persoalan ketika stok barang melimpah, sehingga petani pun harus pintar menyiasatinya.

"Petani bisa menanam jenis sayuran yang lain yang memang tidak berbarengan dengan panen raya, sehingga ketika dijual barang yang tersedia tidak melimpah dan tidak terjadi anjlok. Seperti tomat saat ini kan harganya lagi bagus karena stok nya terbatas harganya bisa Rp8.000 per Kg di tingkat petani di pasar bisa Rp20.000," pungkasnya. (*)


Video KUPAS TV : Mata Uang Terbaru Bergambar Jokowi Hebohkan Jagat Maya