• Senin, 30 September 2024

Suguhkan Konsep Jual Nasi Padang Pakai Pickup, RM Ampera Ayah Raup Omzet Jutaan Rupiah Sehari

Minggu, 24 Juli 2022 - 18.31 WIB
535

RM Ampera Ayah di Jalan Soekarno Hatta, by pass, Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung. Foto : Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Masakan Padang umumnya dijual di sebuah kedai atau restoran. Namun, beda halnya dengan RM Ampera Ayah.

Alih-alih restoran, RM Ampera Ayah justru suguhkan konsep berjualan dengan menggunakan mobil pickup.

Pemilihan tempat penjualan makin menambah unik, RM Ampera Ayah menjajakan masakannya di pinggir jalan lintas yang sulit dijangkau masyarakat.

Lokasi di Jalan Soekarno Hatta, by pass, Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung.

Hampir tak ada masyarakat sekitar maupun warga pada unumnya yang membeli nasi di rumah makan tersebut. Justru mendapati beberapa mobil truk dan fuso yang terparkir di pinggir jalan karena sang supir makan di tempat tersebut.

Walau terlihat sepi, omzet yang didapat oleh pemilik rumah makan tidak kalah dengan yang lainnya.

Menurut Upik (20) penjual di RM. Ampera Ayah, ia bisa mendapat hingga Rp1,3 hinga Rp1,8 juta dalam sehari. Usut punya usut, ia mendapatkan ide berjualan di atas mobil pickup tersebut dari Sumatra Selatan.

"Terinspirasi dari Palembang. Karena disana jualan nasi padang seperti ini ramai, sehingga kita pakai mobil juga berjualan di sini," ungkapnya saat ditemui di lokasi.

Upik bersama satu rekannya, mulai berjualan mulai jam 08.30 WIB hingga 17.30 WIB. Dengan harga nasi yang dijual mulai Rp10 ribu sampai Rp18 ribu tergantung lauknya.

"Alhamdulillah, Omzet yang didapat Rp 1,3- 1,8 perharinya," kata dia yang telah berjualan di lokasi tersebut sejak April 2021 lalu.

Menurutnya, pengunjung yang datang paling ramai itu justru pada hari-hari biasa justru. Tapi kalau diakhir pekan malah sepi. 

"Karena kalau akhir pekan apa lagi Minggu itu kebanyakan supir yang dari Jawa ke Lampung maupun sebaliknya itu libur," tuturnya.

Selain itu, ia bercerita di saat pandemi Covid-19 kemarin itu pembeli justru ramai hingga bisa membawa pulang Rp2 juta per harinya. 

"Mungkin karena kemarin Covid-19 banyak rumah makan yang tutup dan pengurangan karyawan," sambungnya.

Upik juga mengaku, berjualan di jalan lintas meski banyak debu yang berterbangan dan asap kendaraan bermotor dan mobil, ia tetap menikmatinya.

"Berjualan disini sudah enak dan nyaman. Walaupun terkadang ada juga pembeli yang marah-marah tapi kita menyikapinya biasa saja, namahya pelanggan kan beda-beda," tandasnya. (*)


Editor :