• Minggu, 29 September 2024

Jual Kerupuk Keliling di Usia 75 Tahun, Kakek Basri Sering Ditipu Pembeli

Kamis, 21 Juli 2022 - 13.47 WIB
304

Kakek Basri (75) saat berjualan kerupuk di seputaran Stadion Pahoman, Kamis (21/7/2022) pagi. Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Meski usia sudah tidak muda lagi, Basri, pria kelahiran Kota Serang, Provinsi Banten 75 tahun silam masih tetap semangat mendorong gerobak biru menjajakan dagangannya.

Basri warga Kelurahan Tanjung Raya, Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung, sehari-hari berjualan kerupuk. Kerupuk yang ia jual bervariasi seperti kerupuk kulit, keripik singkong, emping hingga kerupuk pangsit.

Pukul 06.30 pagi setelah mendengarkan ceramah di masjid sekitar tempat ia tinggal, ayah enam anak itu mulai mendorong gerobaknya dari rumah menuju tempat ia biasa berjualan, di sekitar Stadion Pahoman yang berjarak kurang lebih 3 kilometer.

Menggunakan sendal jepit berwarna ungu dan mengenakan caping, Basri mengelilingi Stadion Pahoman hingga pukul 10.00 WIB. Setelah itu ia pulang dan kembali berjualan pukul 15.00 WIB.

"Dari pagi saya sampai jam 10 abis itu pulang dan istirahat. Nanti jam 3 berangkat lagi sampai sore paling jam-jam 6 sore itu pulang," kata Basri, saat ditemui di sekitaran Stadion Pahoman, Kamis (21/7/2022) pagi.


Per bungkus kerupuk Basri hanya menjual Rp10 ribu. Ia mengaku hanya mendapat untung Rp1.500 untuk setiap bungkus yang berhasil dijual. Dalam sehari Basri bisa membawa 50 hingga 100 bungkus. 

"Kerupuk nya saya beli mentah terus digoreng sama istri. Saya cuma dapat untung dikit, apalagi pas minyak goreng mahal kaya sekarang. Pernah kadang pulang gak bawa uang sama sekali," kata dia.

Pekerjaan berjualan kerupuk sudah ia tekuni sejak tahun 1997 silam. Sebelum berjualan kerupuk, kakek sepuluh cucu ini bekerja sebagai buruh bangunan yang sering pindah-pindah mengikuti perintah atasannya.

"Tapi karena tenaga sudah gak kuat lagi jadi saya milih berhenti. Sekarang jualan kerupuk keliling karena kalau cuma diam dirumah saya malah sakit, kaki suka pegel-pegel," kata dia, sembari mengusap kakinya.

Basri hanya hidup bersama istrinya dirumah. Dengan upah yang ia terima, Basri menggunakannya untuk membeli keperluan sehari-hari dan menyisihkan sedikit untuk tabungan.

"Sehari paling dapat Rp100 ribu kadang lebih, tapi sering juga gak dapet sama sekali. Ya nama nya orang jualan kadang ada kadang juga gak ada. Jadi sabar saja," imbuhnya.

Basri juga mengaku jika dirinya beberapa kali pernah ditipu oleh pembeli yang menggunakan uang palsu. Ia baru tahu jika uang tersebut palsu saat akan berbelanja di warung.

"Ada kali enam kalian saya ditipu orang beli terus bayarnya pakai uang palsu. Saya baru tahu pas mau belanja, orang warung bilang kalau itu uang palsu," ceritanya. (*)


Video KUPAS TV : ODGJ di Seputar Kita Bersama dr.Tendry Septa