• Jumat, 25 Oktober 2024

Melirik Pesona Kebun Raya Liwa Salah Satu Kebanggaan Lambar

Sabtu, 16 Juli 2022 - 09.10 WIB
398

Kebun Raya Liwa di Pekon (Desa) Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Foto: Dok/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kabupaten Lampung Barat merupakan satu dari 15 daerah yang ada di Provinsi Lampung, memiliki 15 Kecamatan dan 131 Pekon (Desa) dengan jumlah penduduk sebanyak 307.294 jiwa dan luas wilayah 2.064,40 KM2.

Mayoritas penduduk beragama muslim dengan persentase 98,67 persen, Kristen 0,99 persen, Protestan 0,81 persen, Katolik 0,18 persen, Hindu 0,29 persen, dan Budha 0,05 persen, berdiri pada 16 agustus 1991 kemudian diresmikan pada 24 september 1991 atas dasar hukum UU No 6 Tahun 1991.

Lampung Barat berbatasan langsung dengan empat Kabupaten lain, sebelah utara berbatasan dengan Ogan Komering Ulu Selatan, sebelah selatan Pesisir Barat dan Tanggamus, sebelah barat Pesisir Barat, dan sebelah timur Lampung Utara, Way Kanan, dan Tanggamus.

Memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dengan berbagai latar belakang suku, agama dan ras membuat Bumi Beguai Jejama Sai Betik banyak memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam seperti Sekura, Nyambai, Tari-tarian adat dan lain sebagainya


Selain memiliki beragam seni dan budaya Kabupaten yang identik dengan hasil komoditas alamnya berupa Kopi itu juga menyimpan banyak potensi pariwisata yang wajib untuk di kunjungi salah satunya yaitu Kebun Raya Liwa atau masyarakat biasa menyebut KRL.

Kebun Raya Liwa terletak di Pekon (Desa) Kubu Perahu Kecamatan Balik Bukit dan berjarak kurang lebih 1 KM dari pusat kota Liwa, pengunjung hanya perlu menempuh waktu 5 menit untuk tiba di KRL dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun empat.

Setibanya di KRL pengunjung langsung di sambut dengan monumen yang bertuliskan 'Kebun Raya Liwa' yang menjadi ciri khas salah satu Destinasi wisata alam tersebut. Belum ke Lampung Barat namanya kalau belum berfoto di monumen tersebut begitu kira-kira orang Lambar menyebut.

Memiliki luas 86,68 Hektare KRL memiliki banyak sekali koleksi tumbuh-tumbuhan langka dan di lindungi serta tumbuhan lain yang sering di jumpai di kehidupan sehari-hari. Diantara tumbuh-tumbuhan tersebut seperti Pepasang (Quercus sp), Cemara exelsa (Araucaria Exelsa) dan Pinus (Pinus merkusii).


Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laubenf.(Podocarpaceae) yang biasa disebut kayu embun, Anggrek Grammatophyllum speciosum biasa disebut anggrek raksasa, anggrek tebu atau anggrek macan, serta Amorphophallus titanum (Araceae) Bunga bangkai raksasa.

Bahkan ada salah satu pohon yang menjadi tumbuhan asli Lampung Barat yang masyarakat Lambar biasa menyebut kayu tas atau dalam bahasa latin disebut Exbuclandia populnea (Hammamelidaceae), KRL sangat cocok menjadi tempat berlibur bersama keluarga, teman ataupun pacar karena memiliki panorama alam yang sangat indah untuk dinikmati bersama orang tersayang.


Memiliki 5805 spesimen tumbuhan, KRL menjadi salah satu destinasi wisata yang menjadi fokus utama Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk dikembangkan. Bahkan pada tahun 2023 mendatang KRL menjadi satu-satunya destinasi yang mendapat kucuran DAK dari Kementerian.

Memiliki beberapa taman hias di dalamnya pengunjung dapat berkeliling dan memilih sendiri taman mana yang akan di kunjungi bersama orang terkasih, ada taman Araceae, taman wangi, taman indukan tanaman hias, taman buah, taman hias dan taman aren.

Taman tersebut sudah di desain semenarik mungkin agar pengunjung betah untuk berlama-lama serta mengabadikan momen kebersamaan keluarga, teman ataupun pacar di salah satu Destinasi Wisata kebanggaan masyarakat Bumi Beguai Jejama Sai Betik itu.


Kepala UPTD Pengelolaan Kebun Raya Liwa Khoirul Ummur mengungkapkan bahwa Inisiasi pembangunan KRL berawal sejak 2007 dan baru bisa diresmikan 10 tahun kemudian tepatnya di 2017, lalu pembangunannya dilanjutkan di 2018 dan 2019 hingga sekarang.

Ia menyebut, tujuan utama dibangunnya KRL yaitu sebagai taman konservasi untuk melindungi tanaman-tanaman yang sudah mulai langka agar tetap lestari dan di kembangkan, kini telah banyak tanaman langka yang telah tumbuh disana seperti bunga bangkai yang sudah beberapa kali mekar sempurna.

"Karena Lampung Barat memiliki komitmen sebagai Kabupaten Konservasi sehingga bagaimana agar kita bisa melestarikan dan mengembangkan tanaman yang hampir langka, banyak tanaman dari luar daerah yang juga kita tanam disini untuk kita tumbuh kembangkan," katanya saat di kunjungi, Jumat (15/7/2022).

Selain untuk konservasi KRL juga bertujuan untuk edukasi dimana banyak siswa/i dari SD hingga SMA pun dari perguruan tinggi yang datang untuk melakukan penelitian tentang tanam tumbuh yang ada di Indonesia khususnya di Lampung dan juga untuk lebih mengenal apa saja jenis tumbuhan yang mulai langka dan harus di lindungi.


Dijelaskan Khoirul begitu sapaan akrabnya bahwa momen paling bagus untuk mengunjungi KRL adalah pagi ataupun sore hari, dimana saat pagi hari komplek KRL masih di tutupi embun yang sangat tebal dan cuaca yang sangat sejuk untuk dinikmati disana pengunjung dapat melihat langsung indahnya Sunrise di pagi hari sebab lokasi KRL yang berada di dataran tinggai.

"Sore haripun demikian, apa lagi setelah cuaca habis hujan embun menutupi taman-taman yang ada sehingga terasa sedang berada di Puncak karena suhu disini kan sangat dingin itu lah mengapa Lampung Barat di sebut sebagai Negeri Diatas Awan," jelasnya.

Untuk jumlah kunjungan Khoirul tidak bisa memastikan, sebab puluhan bahkan ratusan wisatawan setiap harinya datang untuk menikmati keindahan KRL, sedangkan untuk kunjungan Siswa/i ataupun Mahasiswa/i yang melakukan penelitian sehari bisa mencapai 20 orang.

Bagi masyarakat yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, teman ataupun pacar KRL menjadi salah satu rekomendasi tujuan berlibur tidak perlu mengeluarkan bajet yang besar masyarakat sudah bisa merasakan indahnya Kebun Raya Liwa yang cantik dan mempesona. (*)


Video KUPAS TV : Pemuda Dusun Asal Lampung Selatan Ciptakan Motor Elektronik