• Jumat, 25 Oktober 2024

Lestarikan Budaya Lokal, Puluhan Grup Orkes Lambar Akan Ikuti Lomba Festival Skala Brak

Selasa, 21 Juni 2022 - 15.35 WIB
337

Foto : Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dalam rangka menjaga kelestarian budaya yang ada di Bumi Beguai Jejama Sai Betik, sebanyak 39 grup orkes gambus akan mengikuti perlombaan pada festival skala brak yang akan di gelar pada Juli mendatang.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Lampung Barat Nukman melalui Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Endang Guntoro mengatakan selain orkes gambus ada juga cabang perlombaan lain yaitu Nyambai.

"Kemudian lomba foto dan video serta karnaval kemilau budaya bumi sekala bekhak yang wajib diikuti oleh seluruh Kecamatan, dimungkinkan juga mengukutsertakan Pekon (Desa) yang berada dekat dengan lokasi kegiatan festival skala brak," jelas Endang, Selasa (21/6/2022).

Untuk jumlah pendaftar Endang mengatakan, hingga saat ini untuk perlombaan orkes gambus sudah ada sebanyak 39 grup yang mendaftar, lomba Nyambai 8 grup, serta lomba foto dan video sebanyak 6 peserta, namun pendaftaran masih terus di buka hingga 5 Juli mendatang.

Pada perlombaan orkes gambus ada beberapa aspek penilaian yang akan dilakukan oleh tiga dewan juri, pertama Harmonisasi, Originalitas, Kualitas Vocal, Kekompakan dan Penampilan. Sedangkan untuk perlombaan nyambai ada 3 aspek penilaian yaitu wirasa, wirama, dan wiraga.

"Kemudian untuk kriteria penilaian lomba foto dan video pariwisata di fokuskan pada aspek penilaian teknik sebesar 40 persen, estetika 40 persen dan keaslian ide dan kreatifitas 20 persen, sehingga hasil penilaian tidak bisa di ganggu gugat," katanya 

Gelaran festival skala brak yang menghadirkan berbagai perlombaan kebudayaan tersebut sejalan dengan komitmen Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat yang tertuang dalam pitu program dan misi Pemerintah daerah untuk menjadikan Lampung Barat sebagai kota budaya.

"Maka misi tersebut harus kita capai, kita giat menggali dan mengangkat kembali seni budaya daerah yang ada namun hampir punah, tapi alhamdulillah kita berhasil mengangkat kembali beberapa kesenian dan budaya yang hampir hilang," katanya

Sebab beberapa kesenian budaya yang hampir hilang diantaranya Orkes Gambus, Nyambai dan Pesta Budaya Sekura, kedepan pihaknya ingin seni-seni tradisi akan kembali eksis dan akan menjadi kebanggaan bersama, seperti hahiwang, bugamol pekhing, hadra, pencak silat dan lainnya.

Namun, beberapa tahun terakhir kesenian budaya kembali bangkit khususnya orkes gambus, bahkan grup orkes gambus yang ada di Lampung Barat sering menjuari perlombaan hingga keluar daerah, terbaru grup orkes Lampung Barat menyabet bersih juara pada perlombaan orkes gambus yang di selenggarakan saat festival Krui Fair di Pesisir Barat pada 10-16 Juni 2022 lalu.

"Diantaranya orkes gambus Ratai Group Sukarami Balik Bukit yang berhasil meraih juara 1, kemudian grup orkes HRK Canggu Batu Brak merebut juara 2 dan grup orkes Uke Musik Gunung Sugih Balik Bukit berhasil meraih juara 3," katanya.

Diketahui, bahwa 2 tahun berturut turut festival sekala bekhak masuk dan terpilih dari ribuan festival di Nusantara terpilih dalam 100 festival yang dipilih oleh 9 kurator untuk menjadi agenda Nasional (calender of event) nasional yg diusung kemenparekraf masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN).

"Tahun lalu hanya festival sekala bekhak yang masuk dalam KEN dari Provinsi Lampung dan tahun ini 2022, festival sekala bekhak dan festival krakatau Provinsi Lampung yang mewakili Lampung dalam KEN," lanjutnya.

Festival Sekala Beghak itu bisa terpilih oleh dewan kurator, karena mengangkat seni budaya asli ditanah ini, content festival yang mengangkat seni budaya pusaka lama yang ada dan berkembang di Bumi Sekala Bekhak. 

Endang berharap kedepan bisa terus mengembangkan festival Sekala Bekhak dengan segala isian seni budaya tradisinya dan bangga mempunyai pemimpin yang peduli dan intens terhadap seni budaya tradisi ditanah ini.

"Semoga seni budaya tradisi kita terus eksis dan lestari dan menjadi kebanggaan serta terus sinergia antara masyarakat adat, pemerintah, komunitas, dunia usaha dan serta pihak-pihak lain," singkatnya. (*)


Editor :