• Jumat, 25 Oktober 2024

Januari-Juni 2022, Dinkes Catat ada 15 Kasus DBD di Lambar

Senin, 20 Juni 2022 - 13.58 WIB
178

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ira Permata Sari. Foto: Doc/Kupastuntas.co.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Barat mencatat sejak Januari hingga Juni 2022 tercatat ada sebanyak 15 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di 5 Kecamatan dan 8 Pekon (Desa) yang ada di Kabupaten setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Lampung Barat dr. Widyatmoko Kurniawan melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ira Permata Sari mengatakan rinciannya pada bulan Januari 5 kasus, Februari 1 kasus, Mei 6 kasus, dan Juni 3 kasus.

Dilanjutkannya, kasus DBD di Kabupaten setempat pada tahun 2021 lalu mengalami penurunan yaitu hanya terdapat 8 kasus, di banding tahun 2020 yang mencapai 96 kasus. Pada tahun 2022 ini kembali mengalami kenaikan hingga mencapai 15 kasus per Juni.

Untuk mengantisipasi adanya kenaikan kasus yang terus berlanjut Ira mengatakan pihaknya hingga saat ini terus memaksimalkan upaya pemberantasan sarang nyamuk serta menerapkan 3M dan mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Sebab keberadaan nyamuk penyebab DBD faktor utamanya karena lingkungan yang kurang bersih, oleh sebab itu masyarakat kita imbau agar selalu menerapkan pola hidup bersih salah satunya dengan menguras dan menyikat tempat penampungan air dengan rutin, menutup rapat penyimpanan air, serta memanfaatkan limbah barang bekas yang bisa bernilai ekonomis," jelasnya, Senin (20/6/2022).

Terlebih, pada musim hujan saat ini yang dapat menimbulkan genangan air di berbagai tempat, termasuk di sekitar pemukiman. Genangan-genangan air biasanya terbentuk di talang air, ban bekas, kaleng atau botol bekas, pelepah daun, hingga lubang pohon yang menjadi tempat nyamuk untuk berkembang biak.

Ciri-ciri terkena DBD pada umumnya yaitu demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, lalu sakit kepala, nyeri otot, tulang, atau sendi, mual, muntah, sakit di belakang mata, pembengkakan di kelenjar getah bening di leher dan selangkangan serta bintik-bintik merah atau bercak pada kulit.

"Masyarakat harus lebih waspada terhadap wabah DBD sebab bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, dampaknya juga bisa sangat berbahaya bahkan bisa menyebabkan pasien yang menderita DBD meninggal dunia sehingga harapan nya masyarakat agar lebih hati-hati dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari gigitan nyamuk penyebab DBD," pungkasnya.

Terpisah, Direktur Rumah Sakit (RS) Alimudin Umar dr. Iman Hendarman mengatakan saat ini pihaknya tidak mencatat adanya pasien yang dirawat akibat wabah DBD, namun sebelumnya pernah ada 10 pasien yang pernah di rawat namun kini sudah kembali sehat dan pulang ke rumah masing-masing.

"Untuk saat ini tidak ada, namun informasi yang di dapat sore ini ada salah satu pasien suspek DBD dari Pesisir Barat yang akan di rujuk, namun belum kita pastikan apakah itu positif DBD atau bukan karena kita harus melalui tahap pemeriksaan terlebih dahulu," singkatnya. (*)


Editor :