Telan Anggaran Ratusan Miliar, Kementerian PUPR Bangun Tanggul di Bibir Pantai Kalianda Pasca Tsunami 2018

Kepala BBWS Mesuji Sekampung Ditjen SDA Kementerian PUPR, Alexander Leda, saat dimintai keterangan, Selasa (26/4/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Mesuji Sekampung, membangun tanggul yang kurang lebih panjangnya mencapai 11
kilometer dibibir pantai Kalianda yang terdampak tsunami pada tahun 2018 silam.
"Kita ada proyek konstruksi pasca tsunami, itu
penanganan pantai di Lampung Selatan. Untuk konsep pembangunan ini sendiri dengan
tinggi bangunan 4 meter dengan melakukan pantauan dari total tinggi air
laut," kata Kepala BBWS Mesuji Sekampung Ditjen SDA Kementerian PUPR,
Alexander Leda, saat dimintai keterangan, Selasa (26/4/2022).
Ia melanjutkan, pengerjaan tanggul tersebut dilakukan
secara bertahap. Dimana pada tahun 2021 sepanjang 3,4 kilometer dengan anggaran
Rp223 miliar dan tahun 2022 ini sepanjang 4,82 dengan anggaran Rp230 miliar.
"Sisanya ini akan dikerjakan 2023 mendatang, total
keseluruhan kerusakan pasca tsunami itu sebetulnya ada 18 kilometer tapi karena
ada perbukitan dan pegunungan yang tak perlu di protect. Sehingga kami cukup
kerjakan kurang lebih 11 kilometer," tuturnya.
Ia melanjutkan, fungsi keberadaan tanggul tersebut
diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi warga ketika air laut pasang. Selain
itu juga sebagai upaya untuk meminimalisir dampak bencana jika tsunami
sewaktu-waktu terjadi kembali.
"Fungsi dari proyek ini sebagai peredam ombak dan gelombang
yang naik. Sehingga pembuatan talud ini sebagai upaya melindungi pemukiman,
tempat ibadah, dan sejumlah tempat yang perlu di proteksi," imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah Anggota DPRD Provinsi Lampung
Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung Selatan, Wahrul Fauzi Silalahi, memberikan
apresiasi kepada pemerintah pusat yang melakukan pembangunan tanggul tersebut
sebagai upaya menciptakan rasa aman bagi warga sekitar.
Menurutnya, kekhwatiran warga juga kembali terjadi
akhir-akhir ini terlebih dengan meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau
(GAK) dari level waspada menjadi siaga.
"Pasca bencana tsunami tahun 2018 lalu tentunya masyarakat sekitar jadi was-was. Sehingga dengan adanya upaya yang dilakukan oleh Kementerian PUPR tersebut setidaknya memberikan sedikit rasa aman bagi warga sekitar," kata dia. (*)
Video KUPAS TV : 36 TITIK JALAN NASIONAL LAMPUNG RAWAN KECELAKAAN
Berita Lainnya
-
Realisasi APBD 2024 Capai 83 Persen, Pemkot Bandar Lampung Akui PAD Masih Jadi PR
Selasa, 01 Juli 2025 -
Komisi II DPRD Lampung Desak Pemerintah Pusat Tinjau Ulang Aturan Penyerapan Jagung
Selasa, 01 Juli 2025 -
Risky Sofyan Jabat Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung
Selasa, 01 Juli 2025 -
Minim Kehadiran Pejabat di Rapat DPRD Lampung, Budiman AS Sentil Sekda Baru Agar Lebih Tegas
Selasa, 01 Juli 2025