• Rabu, 26 Juni 2024

Pasar Smep Masih Sepi, Pedagang Ragu Lanjutkan Sewa Lapak

Selasa, 04 Januari 2022 - 14.02 WIB
221

Karmiati, salah satu pedagang sayur di Pasar Smep. Foto : Rohmah/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kondisi Pasar SMEP yang relatif sepi, membuat beberapa pedagang di Pasar SMEP belum dapat memutuskan akan meneruskan berdagang pada saat harga sewa mulai diterapkan atau tidak.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, Wilson Faisol mengatakan bahwa Pemerintah Kota Bandar Lampung pada awal 2022 ini akan segera mengeluarkan peraturan walikota (perwali) tentang hal tersebut.

“Insya Allah perwali sudah kita rapatkan di tim pemda (pemerintah daerah) semoga bisa segera kita terapkan di awal 2022 dengan perwali baru Pasar SMEP,” kata Wilson ketika dimintai keterangan, Selasa (4/1/2022).

Ia mengatakan bahwa harga sewa yang akan diterapkan untuk kios atau toko di Pasar SMEP adalah Rp 6 juta sedangkan untuk amparan adalah Rp750 ribu per tahun.

Ia juga mengharapkan para pedagang agar segera menempati lapak dagangnya supaya pengunjung juga semakin ramai.

“Kalau solusi saya agar pasar ramai itu ya saya berharap teman-teman pedagang untuk segera masuk karena kalau pedagang ramai Insya Allah pengunjung juga ramai. Sebenarnya SMEP ini malam juga kan beroperasi mulai pukul 01.00-07.00 WIB, dan cukup ramai kalau malam,” ungkapnya.

“Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) juga sudah kita lakukan, tapi kan kita lakukan bertahap. Mohon kesabarannya karena memang ini butuh proses,” lanjutnya.

Kemudian Ia menambahkan bahwa jika memang nantinya ada pedagang yang tidak akan melanjutkan berdagang saat sewa mulai diterapkan, maka lapak tersebut akan diberikan kepada pedagang lainnya.

Mengenai penerapan sewa ini, Kasmiati, salah seorang pedagang sayur di Pasar SMEP mengaku bahwa dirinya belum tahu akan melanjutkan sewa atau tidak.

“Sebenarnya kalau memang ramai, kita mau saja tetap lanjut. Tapi kalau masih sepi seperti ini, bagaimana mau mengangsur sewanya, ini saja bayar salar Rp6000 sehari sudah lumayan. Ada salar keamanan, sampah, dan salar pasar masing-masing Rp2000,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa pihak pemkot juga belum memberitahukan besaran sewa kepada para pedagang.

“Kalau harga sewa belum diberi tahu, tapi kalau sepi begini masih mau mikir dulu. Malah ada beberapa pedagang yang sudah keluar dan tak dagang, sekitar 10 pedagang,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Tini, pedagang kerupuk dan bawang goreng. Ia juga masih belum tahu apakah akan melanjutkan berdagang di pasar tersebut atau tidak.

“Masih sepi, mencari Rp100 ribu saja susah sekali. Jadi belum tahu mau lanjut atau tidak, masih liat situasi dulu. Masalahnya yang dagang juga belum banyak,” ungkapnya.

Penjual yang semula berdagang di Jalan Batusangkar ini mengatakan bahwa jika pedagang dipinggir jalan masih ada maka Pasar SMEP akan terus sepi seperti ini.

“Soalnya kalau pedagang di depan itu belum pada digusur yah orang juga belum pada mau belanja kesini. Pembeli pada masih belanja di luar semua. Maunya semuanya itu pindah kesini biar pada belanja disini semua, karena orang maunya praktis beli tanpa turun motor, sedang kalau beli disini kan harus parkir motor dulu,” ungkapnya. (*)

Video KUPAS TV : PASCA NATARU, HARGA BAHAN POKOK DI PASAR GINTUNG BELUM STABIL

Editor :