Mengenal Sosok Guru Terduga Teroris di Mata Keluarga dan Tetangga Sekitar

Ilustrasi
Kupastuntas.co, Pringsewu - Sudah hampir satu minggu sejak penangkapan DRS oleh tim densus 88 anti teror ditambah dengan penggeledahan di rumahnya Sabtu (06/11/21) lalu. Masih banyak hal yang belum diketahui terkait sosok DRS ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sosok DRS, tim Kupastuntas.co menyambangi langsung rumah DRS dan berhasil menemui istri beliau yang berlokasi di kecamatan Gadingrejo.
Istri DRS yang tidak ingin disebut namanya ini mengatakan bahwa sosok DRS adalah orang yang normal layaknya masyarakat biasa. Dirinya adalah sosok pribadi yang baik, bersosialisasi dengan tetangga sekitar dan tidak ada yang mencurigakan dari sosok suaminya itu.
"Sebelum ditangkap suami saya normal-normal saja seperti biasa berbaur dengan masyarakat, aktivitas pada 1 tahun terakhir fokus mengajar kemudian kita mengurus tanaman jahe, ternak lele, ternak ayam, jualan bakso dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kita. Kalau tidak percaya tentang keluarga kami silahkan tanya tetangga," ucapnya, Senin (8/11/21).
Ia melanjutkan jika dirinya sama sekali tidak berpikir bahwa suami nya akan ditangkap oleh aparat keamanan karena selama ini tidak ada yang aneh dari pasangan nya tersebut dan hal itu membuat dirinya kaget dan merasa kehilangan.
"Sebelum nya sama sekali tidak ada kecurigaan kalau bapak akan ditangkap.Tapi setelah tau kabar bahwa ada temannya yang tertangkap di Bagelan mulai ada rasa khawatir kalau bapak juga mungkin akan mengalami hal yang sama," lanjutnya.
"Setelah bapak dibawa sama pihak berwajib kami pasti merasa kehilangan dan jadi pincang, karena biasa disini ada suami, ayahnya anak-anak sosok kepala keluarga yang menjadi peran utama dan kita hanya peran pembantu nya, ya kita merasa tidak biasa. Tapi mau gimana lagi hidup harus terus berjalan," tutur nya.
Sekarang ini dirinya harus rela mengambil peran sebagai kepala keluarga untuk mengurus keluarganya serta 3 orang anak yang semua masih bersekolah.
"Saya hanya ibu rumah tangga dan memiliki anak yang masih bersekolah jadi kebutuhan anak-anak saat ini memang sedang besar-besar nya dan masih membutuhkan biaya ekstra. Di masa ini lah puncak-puncak nya perlu biaya dan menguras pundi-pundi perekonomian. Saya juga harus berperan sebagai kepala keluarga sampai memang jelas ketetapan nya seperti apa," terang nya.
Meski tengah mendapat cobaan yang berat, alih-alih mendapat pandangan buruk dari para tetangga justru tetangga mereka terus mendukung dan menyemangati dirinya beserta keluarga agar tetap kuat dan tabah menghadapi semua ini. Ia pun tetap percaya bahwa suami nya masih berada di jalan yang lurus dan tidak menyimpang kepada hal yang negatif.
"Andai kata benar suami saya memiliki paham radikal saya yakin orang yang pertama kali terpapar adalah saya dan anak-anak. Suami saya tidak pernah bicara jihad sama istri dan anak-anak nya bahkan dia suka dengar musik yang orang lain juga suka," tambah nya.
Dengan kejadian ini juga timpalnya, kondisi emosi anak-anak nya cukup tergoncang, tidak stabil dan memerlukan penguatan dari berbagai pihak. Selain itu, tim mendapatkan fakta bahwa DRS bukanlah seorang kepala sekolah melainkan seorang guru pengajar bahasa indonesia di salah satu SMA yang berada di Lampung Tengah.
Di satu sisi Joko Mianto selaku Kepala Dusun 6 Wonokriyo Desa Wonodadi pun memberikan kesaksian yang sama atas sosok DRS. Ia mengaku bahwa selama dirinya mengenal beliau tidak ada hal aneh dari sosok DRS bahkan DRS kerap melakukan kegiatan Jumat berbagi dengan masyarakat sekitar.
"Sejauh yang saya kenal keseharian beliau bagus artinya untuk di masyarakat masih umum tidak ada yang mencurigakan atau aneh yang jelas secara umum masih dibatas kewajaran, orang nya baik, ramah, tidak pernah aneh-aneh," ujarnya.
"Sering melakukan kegiatan Jumat berbagi dengan warga yang lain, berupa makanan dibagi ke lingkungan sekitar. Dia sosialnya bagus, kok bisa sampe ditangkap. Orang seperti dia kok bisa ditangkap masa iya sih? Saya juga masih bertanya-tanya, percaya gak percaya," jelas Joko.
Ia pun mengaku bahwa mengetahui kabar tertangkap nya DRS sehari setelah peristiwa penangkapan terjadi dimana saat itu dirinya sedang berada di luar dan mendapati telepon bahwa ada beberapa orang yang datang kerumah nya dengan mengatas namakan pihak Kodim.
"Jujur saya juga kaget gak menyangka saat beliau ditangkap. Satu hari setelah penangkapan ada tamu 4 orang dari kodim datang ke rumah mereka tanya saya tentang DRS, ya saya jawab apa adanya saja setau saya gak ada yang mencolok sama sekali dan dibatas kewajaran saja. Lalu saya diajak ke rumah DRS untuk melakukan cross check bersama mereka lalu pulang," terang nya.
Joko pun menjadi saksi bersama istri DRS saat tim densus 88 menggeledah isi rumah yang diduga tersangka tersebut. Ia pun mengatakan bahwa pihak yang bertugas saat itu melakukan penggeledahan dengan sopan dan sesuai peraturan.
"Tim penggeledah waktu itu sebelum menggeledah rumah untuk mencari barang bukti meminta persetujuan dari pemilik rumah yaitu istrinya. Lalu mereka juga membawa surat penggeledahan dan sudah dibaca oleh pemilik rumah dan mengizinkan rumah nya untuk digeledah," papar nya.
Diketahui bahwa dalam penggeledahan rumah DRS pada Sabtu 6 November lalu diamankan beberapa barang bukti berupa berkas yang berhubungan dengan LAZ ABA, laptop yang dipakai buat bekerja serta 1 buah kotak amal berkaki yang kosong. (Gamel)
Video KUPAS TV : LUBANGI ATAP MINIMARKET, MALING CONGKEL ATM CAMPANG RAYA
Berita Lainnya
-
Polisi Tangkap Residivis Begal Motor Mahasiswi di Pringsewu
Kamis, 26 Juni 2025 -
PLN UP3 Pringsewu Sigap Pulihkan Listrik Ribuan Warga Terdampak Gangguan Jaringan
Selasa, 24 Juni 2025 -
Kades di Pringsewu Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa, Kerugian Negara Rp 478 Juta
Senin, 23 Juni 2025 -
PDI Perjuangan Gelar Bakti Sosial di Selapan Pringsewu, Warga Dapat Pengobatan Gratis dan Sembako
Rabu, 18 Juni 2025