Pariwisata Mengancam Bahaya, Oleh: Arby Pratama
Kupastuntas.co, Metro - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) level I menjadi celah bagi pemerintah di Kota Metro untuk
membuka seluruh akses peningkatan ekonomi, tak terkecuali sektor pariwisata.
Segala upaya dilakukan, mulai dari mengedukasi warga hingga usaha mengebut vaksinasi Covid-19. Capaian penurunan level tersebut pun akhirnya diperoleh tepat pada 19 Oktober 2021 lalu.
Imbasnya, geliat masyarakat pun tak dapat terbendung pasca pandemi dengan level tinggi yang hampir dua tahun menerpa negeri. Mulai dari kerumunan pusat perbelanjaan, hajatan, kegiatan masyarakat dan bahkan yang terbaru ialah event festival yang digelar pemerintah Kota setempat.
Namun bukan persoalan dampak PPKM level I yang akan dibahas penulis, ini hanya intro mengulas capaian kesuksesan pemerintah Kota Metro dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19.
Penulis mencoba menghadirkan kemerdekaan pemikiran yang belakangan mengganjal terkait dengan pariwisata yang mengancam bahaya. Di Metro, belakangan pariwisata berbasis masyarakat alias yang pengelolaan sepenuhnya dikerjakan rakyat sukses menambah sedikit pemasukan.
Namun hal itu berbeda ketika menengok sejumlah fasilitas pariwisata yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah. Bukan bermaksud untuk mengkritisi sepihak, penulis mencoba menyampaikan fakta mata saat melihat langsung kondisi yang ada.
Contohnya ialah kawasan wisata Sumbersari di Kecamatan Metro Selatan, yang mana lokasi tersebut terbangun Flying Fox sepanjang 700 meter. Namun ironisnya, setelah mangkrak lama dan beberapa kali diuji coba, wahana yang tersedia itupun belum juga difungsikan lantaran dinilai berbahaya.
Bukan tanpa alasan, saat penulis melihat keadaannya sungguh mengejutkan. Bagaimana akan difungsikan jika pegangan anak tangga pada tower lepas dari kaitan las nya. Bukan hanya itu, dari empat tower yang terbangun, tiga diantaranya berkarat bahkan tak sedikit yang keropos.
Saat event festival kepemudaan dibuka pada Senin (25/10/2021) lalu, panitia penyelenggara mempertontonkan atraksi meluncurnya seorang pria di wahana flying Fox yang disaksikan Walikota Metro Wahdi. Namun lagi-lagi sayang, belum sampai pada tower pijakannya pria tersebut terhenti diduga akibat Sling baja flying Fox yang kurang tepat pemasangannya sehingga peluncurannya pun menemui hambatan.
Entah apa masalahnya, beberapa kali uji coba selalu terhenti ditengah jalan. Apakah hal tersebut disengaja, atau memang wahana butuh disempurnakan. Hanya pemerintah yang berkompeten dan Tuhan yang tau.
Bayangkan saja, jika ada pengunjung yang menikmati wahana tersebut lalu terhenti ditengah jalan sebelum sampai ke pijakan, apa yang dirasakan. Jika disebut aman, sungguh keterlaluan. Namun, jika dinilai membahayakan dan butuh evaluasi dalam pembangunannya, penulis rasa itu relevan.
Penulis tetap introspeksi diri, jika dinilai salah dalam penilaian. Hal ini semata-mata untuk perbaikan, agar pemerintah dan masyarakat Kota Metro sama-sama merasakan manfaat dari pembangunan.
Apresiasi yang luar biasa bagi para pengelola pariwisata berbasis masyarakat di Kota pendidikan. Semoga pariwisata di Bumi Sai Wawai tetap eksis dan tidak hanya menjadi ajang seremonial serta pelengkap kebijakan semata.
Tabikpun...
Berita Lainnya
-
Dinamika Pilkada Serentak 2024 di Tengah Transisi Kepemimpinan Nasional, Oleh: Donald Harris Sihotang
Selasa, 23 Juli 2024 -
Pemeriksaan Kejagung, Ujian Berat Eva Dwiana Menjelang Pilkada Bandar Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 17 Juli 2024 -
Kota Baru, Menghidupkan Kembali Impian yang Terbengkalai di Pilkada Gubernur Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Senin, 15 Juli 2024 -
Pilkada 2024: Perubahan Regulasi dan Dampak Politik Dinasti, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 03 Juli 2024