• Rabu, 07 Mei 2025

Nelayan Teluk Semaka Tanggamus Gelar Ruwatan Laut 

Rabu, 11 Agustus 2021 - 11.56 WIB
412

Kupastuntas.co, Tanggamus - Nelayan Teluk Semaka Kotaagung, Kabupaten Tanggamus menggelar ruwatan laut atau sedekah laut dengan melarung kepala kerbau ke tengah laut. Mereka percaya ritual ini mampu memperlancar rezeki para nelayan melalui tangkapan ikan yang melimpah.

Selain itu, tradisi budaya yang biasa digelar menjelang bulan Suro (Muharam) ini merupakan cara nelayan setempat memelihara sumber daya laut yang telah memberi mereka kehidupan. Sekaligus rasa syukur kepada Allah SWT. 

Jika biasanya tradisi ruwatan laut ini akan dibarengi dengan pesta rakyat, seperti dengan pentas Wayang Golek, arak-arakan dan hiburan dangdutan. Tapi kini, di tengah pandemi Covid-19, kegiatan yang menimbulkan kerumunan tersebut ditiadakan.

Meski demikian, sejak pagi, ribuan nelayan dan warga tumpah ruah di sekitar Tempat Pelelangan Ikann(TPI) dan dermaga Pelabuhan Kotaagung. Mereka antusias menyaksikan dan memeriahkan ruwatan laut tersebut.

Imbauan panitia agar tiap kapal nelayan hanya dinaiki 5 orang juga tak dihiraukan. Tiap kapal nelayan seperti tahun-tahun lalu, sarat dipenuhi orang yang berebut ingin ikut melarung kepala kerbau ke tengah laut.

Dalam puncak acara tersebut, para nelayan payang, bagang, pure shine, pancing dan jaring menyiapkan perahu dongdang atau miniatur perahu hias. Perahu tersebut mengangkut kepala kerbau untuk dibawa ke tengah laut.

Dengan terlebih dahulu menggelar doa, dan setelah berbagai persiapan selesai, kapal atau perahu utama yang membawa dongdang mulai bergerak paling depan. Di belakangnya diikuti ratusan kapal dan perahu lainnya. 

Perahu berbagai ukuran yang ditumpangi nelayan dan keluarga nelayan yang telah dihias dengan aneka bendera dan umbul-umbul itu ikut bergerak ke tengah laut.

Setelah berada di tengah laut dan memasuki 'Karang Kuku', perahu nelayan mulai mendekat ke perahu utama yang membawa dongdang. Sesaat kemudian dongdang di larung. 

Dongdang yang telah dilarung lalu menjadi rebutan para nelayan. Air laut yang bercampur darah kerbau juga menjadi rebutan mereka. Ada yang langsung dibasuh ke wajah, bahkan ada yang digunakan mandi, dan menyiram perahu, serta ada yang sengaja membawa jerigen untuk dibawa pulang. Mereka percaya darah kerbau yang di larung membawa berkah dan mampu menolak bala.

Setelah melarung, perahu utama kemudian kembali ke dermaga diikuti perahu lainnya.

Herman, salah seorang nelayan setempat mengatakan, tradisi ruwatan atau sedekah laut merupakan bentuk syukur para nelayan kepada Allah SWT atas rezeki berupa tangkapan ikan selama ini.

"Ruwatan laut dengan melarung kepala kerbau ini sudah menjadi tradisi nelayan Teluk Semaka sejak dahulu. Jangan salah tafsir, ini hanya tradisi buang sial, dan bentuk harmonisasi nelayan dengan alam," kata dia. (*)

Video KUPAS TV : MODUS JADI PEMBANTU, GASAK HARTA MAJIKAN

Editor :

Berita Lainnya

-->