• Rabu, 16 Oktober 2024

Komunitas Petani Organik Lembah Suoh Hasilkan Ratusan Ton Gabah Kering Panen

Rabu, 21 April 2021 - 13.51 WIB
298

Kabid tanaman pangan pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Lampung Barat Onni Violetta, saat disambangi di ruang kerjanya. Foto: Iwan/Kupastuntas.co

Lampung Barat, Kupastuntas.co - Sebagai Kecamatan lumbung padi, dengan lahan persawahan yang mampu menghasilkan padi yang berlimpah, petani di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat masih peduli dengan lingkungan.

Hal itu dibuktikan dengan adanya komunitas petani organik lembah Suoh yang mulai memilih bertani secara organik sebagai upaya tetap menjaga kesuburan dan kelestarian tanah.

Saat ini, tercatat ada 34 petani organik asal BNS dan Suoh yang sudah memiliki sertifikat dari Indonesia Organic Farming Certification (Inofice) yang menggeluti petani padi dengan hasil produksi mencapai ratusan ton Gabah Kering Panen (GKP) setiap panen dengan luas lahan 21,7 hektar.

Kabid tanaman pangan pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Lampung Barat Onni Violetta, saat disambangi di ruang kerjanya mengaku petani organik mampu menghasilkan rata-rata enam ton GKP perhektarnya.

"Beras organik ini merupakan beras tanpa perlakuan kimia. Keunggulannya selain lebih sehat karena non kimia juga tidak merusak lahan. Jadi dari proses pengolahan sampai budidaya tidak pakai kimia sama sekali, betul-betul terbebas dari pengaruh bahan kimia," kata Onni, Rabu (21/4/21).

Guna memastikan tidak ada petani yang menggunakan pupuk kimia, terus Onni, pihak Inofice sering turun langsung meninjau dan melakukan pengawasan secara internal. DTPH pun selalu melakukan monitoring atau pengawasan.

"Soal harga juga lebih mahal daripada beras kebanyakan. Untuk beras merah biasa di jual petani Rp 17ribu perkilo, beras hitam 20ribu perkilo. Sedangkan beras putih berkisar di angka  Rp12 ribu sampai Rp 15 ribu perkilo tergantung paritas," ungkap Onni. (*)

Editor :