• Minggu, 29 September 2024

Lama Tak Terlihat, Dua Alat Berat Milik Dinas PUPR Tubaba Ternyata Disewakan

Minggu, 18 April 2021 - 15.55 WIB
184

Salah satu alat berat saat digunakan untuk perbaikan jalan. Foto: Irawan/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tulang Bawang Barat - Lama tidak kelihatan, dua unit alat berat jenis Motor Grader atau Grader milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) ternyata beroperasional di daerah Kecamatan Gunung Agung dan sekitarnya.

Namun, yang menjadi pertanyaan apakah kedua alat berat itu bayar retribusi ke kas daerah atau hanya dipinjamkan saja? Minggu (18/4/2021).

Berdasarkan hasil penelusuran kupastuntas.co, ternyata alat berat ini bekerja berpindah-pindah tempat di seputaran Kecamatan Gunung Agung. Kabar yang didapat, masyarakat terutama Kepalou Tiyuh memakainya tidak dengan cuma-cuma, tapi harus bayar meskipun untuk meratakan jalan provinsi.

Yani, Kepalou Tiyuh Tunas Jaya mengaku, pihaknya terbantu oleh alat berat tersebut untuk meratakan jalan provinsi. "Pak Joko Kuncoro (Anggota DPRD Tubaba) bantu kami untuk perataan jalan poros arah Mekar Jaya, itu kan enggak ada anggarannya. Kami kan swadaya, jadi sistem pembayarannya kita membelikan minyak, ngasih operator makan dan bayar operator nya," ungkap Yani.

"Bayar operator nya itu Rp250 ribu per hari, minyaknya (Solar subsidi) itu 3 jerigen, dan uang makan Rp100 ribu per hari, total sehari itu habislah Rp1 juta. Disini selama 2 hari kerja," sambung Yani.

Sumino, Kepala Tiyuh Tri Tunggal Jaya juga mengaku mengeluarkan uang dari dana desa tahun 2021 ini melalui dana talangan, lantaran anggaran untuk sewa Grader tersebut dianggarkan dalam tahap kedua nanti.

"Untuk pengerjaan yang makai alat berat gleder itu banyak titiknya. Ada yang meratakan lapangan sepak bola, jalan yang arah ke makam dan arah jalur 2 ini. Dan itu menggunakan anggaran dana desa di tahap 2," ucap Sumino, saat dimintai tanggapan di rumahnya.

"Kalau yang memasukan alat kesini itu pak Joko Kuncoro. Untuk pembayaran, saya bayarnya sama sopir (operator grader) untuk beli minyaknya. Anggaran sekitar Rp20 juta bayar langsung dengan sopir nya. Kalau kerja disini ada 8 hari. Pokoknya per hari itu ketemu Rp1 juta," tutur Sumino.

Kemudian, Sukatun, Kepala Tiyuh Jaya Murni juga mengaku kalau pihaknya hanya memakai alat itu hanya empat hari, dan disuruh membayar operator nya Rp350 ribu.

"Minyaknya saya beli sendiri dan saya pun tanggung rokok serta makan operatornya. Pokoknya di globalkan semua itu jumlah uangnya Rp1 juta per hari," kata dia.

Untuk penggunaan alat tersebut, lanjut Sukatun, ia mengaku melalui salah satu Anggota DPRD Tubaba. "Untuk alat itu saya langsung bicara sama pak Joko bahwa saya mau pinjam alat untuk perbaikan jalan poros, dan kata pak Joko, kamu punya duit apa enggak. Saya disuruh pak Joko untuk bayar operator nya. Pada saat alat itu kerja juga diawasi oleh pak Joko," jelasnya.

Terpisah, salah seorang operator grader yang enggan ditulis namanya mengaku jika pekerjaan di tiyuh-tiyuh, pembayaran langsung ke orang yang membidangi di Dinas PUPR Tubaba.

"Kalau untuk pembayaran terserah mau sama kita atau langsung ke kantor juga enggak masalah. Kalau untuk pemakaian Tiyuh-tiyuh saya enggak tahu, itu bos yang tahu karena pembayarannya sama bos," ucapnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait seperti Joko Kuncoro, Anggota DPRD Tubaba, Dinas PUPR Tubaba, dan Satuan Kerja yang membidangi retribusi sewa alat berat milik pemerintah belum berhasil dimintai keterangan. (*)


Video KUPAS TV : MALING GASAK MOTOR KARYAWAN DARI PARKIRAN, GAGAL TERTANGKAP