Etty, Pekerja Migran Tempuh Studi S2 di Taiwan

Etty Nurhalimah Pekerja Migran Indonesia di Taiwan asal Lampung Timur. Foto: Doc/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Lampung Timur - "Rasa kangen itu pasti, karena sudah sembilan tahun jauh
darinya," ucapan itu keluar dari seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI)
bernama Etty Nurhalimah, asal Desa Labuhanratu Dua, Kecamatan Way Jepara,
Lampung Timur, Selasa (3/2/2021).
Kata rindu
tersebut ditunjukan kepada buah yang sudah sembilan tahun jauh darinya. Namun
perempuan kelahiran Mei 1984 itu berjuang sebagai seorang pekerja migran demi
merubah ekonominya dan masa depan anak yang lebih baik.
Suara
diujung phonsel terdengar lantang, tegas dan teratur. Etty mulai menceritakan
kisah awal perjuangan hidupnya. Perempuan dengan ciri khas hijab panjang itu
mengatakan, setelah lulus dari SMK di Way Jepara pada 2002, Etty mendapatkan
beasiswa untuk melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Kota Metro.
"Saya
sangat ingin kuliah, tapi setelah lulus SMK orang tua tidak mampu membiayai,”
kata Etty.
Dengan tekad
yang bulat untuk mewujudkan impiannya, akhirnya Etty memutuskan bekerja di
sebuah toko sepatu di pasar Way Jepara. Lalu, pada 2004 dirinya bertekat
menjadi pekerja migran di Singapore, namun hanya selama 18 bulan.
Pada 2006
perempuan berjiwa baja itu kembali mengadu nasib sebagai pekerja migran di
Hongkong selama dua tahun, karena saat itu masih lajang hasil kerja kerasnya
digunakan untuk membuat rumah dan keperluan usaha keluarga.
2008 Etty menikah, satu dan lain hal, pada tahun 2011 memutuskan untuk berpisah dengan
suaminya dengan membawa seorang putra berusia 2 tahun.
"Terus
saya berangkat ke Taiwan 2011, hati benar-benar berat meninggal kan anaku yang
masih dua tahun,” lanjutnya.
Tiba di
Taiwan, Etty bekerja sebagai pengurusorang tua majikannya yang sudah tua.
Namun atas
kerja keras dan semangatnya selama bertahun-tahun, akhirnya pada 2016 Etty
mampu kuliah di Fakultas Sastra Inggris Universitas Terbuka (UT) di Taiwan
tanpa persetujuan majikannya.
"Tidak ingin hancur untuk kesekian kalinya, meski dilarang majikan saya tetap melanjutkan serta menyelsaikan S1 tahun 2020 dan sekarang saya melanjutkan S2,” katanya.
Beberapa
prestasi yang pernah diraih oleh Etty adalah juara lomba menulis, pernah diundang
RRI untuk mengisi cerpen di Bilik sastra dari 2017 sampai 2019, mengisi kolom
Islam Digest di Republika pada 2019. Dan hinga kini Ia menjadi redaksi
pemberitaan tentang edukasi pekerja migran Indonesia di Taiwan.
Terakhir, Etty berpesan, apapun keadaan kita, jika memiliki semangat dan tekat yang kuat, maka apapun yang diimpikan, akan tercapai. (*)
Video KUPAS TV : ORGANISASI PBB SAMBANGI MARKAS POLDA LAMPUNG
Berita Lainnya
-
Polisi Tangkap Komplotan Pencuri Motor di Labuhan Ratu Lamtim
Jumat, 04 Juli 2025 -
Tambang Pasir Ilegal di Labuhan Maringgai Disegel, DLH dan ESDM Lampung Pasang Plang di Enam Titik
Kamis, 03 Juli 2025 -
Tujuh Gajah Liar Terjebak di Kebun Warga, Bupati Lampung Timur Turun Tangan
Rabu, 02 Juli 2025 -
270 Pegawai Terima SK P3K, Bupati Ela Minta Tingkatkan Kinerja dan Layani Masyarakat Sepenuh Hati
Rabu, 02 Juli 2025