Lampung Timur, Kupastuntas.co - Tiga jenis burung kicau sudah sulit ditemui di hutan Way Kambas, ketiga jenis burung di maksud yaitu, Cucak Rowo, Murai Batu dan Kacer. Hal tersebut ditegaskan oleh pengamat burung Taman Nasional Way Kambas, Hariyono, Kamis (28/1/2021).

Semenjak Hariyono menjadi pengamat burung yang sudah berjalan 10 tahun dan saat ini masih aktif di dunia konservasi tersebut menjelaskan bahwa burung Cucak Rowo sama sekali tidak pernah di jumpai. Sementara murai batu dan Kacer juga jarang ditemui.

"Dari 300 jenis burung yang ada di Way Kambas tiga jenis burung yang saya sebut kan tadi sudah langka di way kambas," kata Hariyono.

Hariyono meyakini tiga jenis burung yang memiliki kicauan merdu dan indah itu, sirna dari tangan tangan orang yang tidak bertanggung jawab (pemburu), kata dia saat ini yang menghawatirkan lagi burung madu atau yang biasa orang sebut Kolibri Ninja.

"Kolibri Ninja juga mulai jadi incaran karena harga yang menggiurkan, jika tidak ada tindakan cepat artinya pemantauan ketat di hutan bisa hilang colibri di hutan TNWK," papar Hariyono.

Hariyono merupakan pengamat burung yang sering mendampingi tamu dari luar negeri yang berkepentingan untuk meneliti jenis jenis unggas di hutan Way Kambas. Bahkan Hariyono bisa menebak jenis burung hanya dengan menngar suara nya kicau nya.

"Malah yang efektif  untuk mengetahui keberadaan burung dari kicaunya, sebab kalau burung berada di ujung pohon yang tinggi gak mungkin terlihat dengan mata telanjang," jelasnya.

Sementara Humas Balai TNWK Sukatmoko membenarkan bahwa perburuan burung itu ada di hutan TNWK, dan anggota Polhut beserta mitra mitra konservasi pernah melakukan penangkapan terhadap perburuan burung, bahkan barang bukti burung hasil dari tangkapan pelaku oleh pihak balai dilepas liarkan kembali.

Namun Sukatmoko Sedikit menyanggah terkait dengan punah nya tiga jenis burung kicau seperti cucak Rowo, Murai Batu dan Kacer.

"Kalau populasinya berkurang betul dan terancam karena menjadi incaran pemburu namun kalau habis total atau punah belum," tutur Sukatmoko. (*)