• Rabu, 24 April 2024

Melawan Gajah Liar Demi Pertahankan Hasil Panen

Jumat, 15 Januari 2021 - 13.28 WIB
131

Tohari, pria 60 tahun melawan dinginnya malam di pinggir hutan, untuk menjaga tanaman nya dari serangan gajah liar. Foto : Agus/Kupastuntas.co

Lampung Timur, Kupastuntas.co - Pria paruh baya tampak duduk di atas pematang sawah, sarung bermotif kotak kecoklatan melingkar pada lehernya sebagai pelindung dari udara dingin di pinggir hutan Way Kambas, sebuah senter jarak jauh 30 wat terikat di kepala.

Sepatu bot menjadi pelindung kedua kaki nya dari runcingnya tonggak tonggak kayu, sisi kiri tempat duduk pria sepuh itu terlihat sebuah plastik kresek biru menggantung ditranting pohon seukuran lengan orang dewasa, plastik tersebut berisi nasi bungkus sebagai obat lapar selama melakukan penjagaan.

Gesekan ranting di pinggir hutan Way Kambas akibat tiupan angin memecah sunyi ditengah malam, berbagai macam serangga mengalun bersauhatan. Pria usia 60 tahun yang diketahui bernama Tohari matanya tampak sayu menahan kantuk.

"Ya begini mas kerjaan petani penyangga hutan menjaga gajah gajah liar agar tidak merusak tanaman dan ini kami lakukan setiap musim tanam padi hingga panen," ucap Tohari warga Desa Labuhanratu IX, Kecamatan Labuhanratu.

Suara gesekan yang bersumber dari semak dan pepohonan semakin lama semakin jelas, seperti langkah kaki yang menginjak ranting ranting kering.

"Ada gajah keluar" teriakan itu keluar dari ujung sebelah barat. Sesaat Tohari dan tiga rekannya yang duduk berdekatan bergegas bangkit dari tempat duduk nya, seolah rasa kantuk ambyar saat mendengar teriakan ada gajah keluar dari hutan.

Sesudah dari teriakan tadi, tiba tiba suara petasan bersahutan mengarah ke hutan Way Kambas, percikan api petasan memecah gelap di udara sementara waktu, seperti dikomando sinar lampu senter jarak jauh serempak menerangi pinggir hutan, segerbolan gajah gajah liar terlihat samar dibalik pepohonan dengan jarak 50 meter.

Sekira 1,5 jam teriakan dan suara petasan hingar bingar di tengah malam pinggir hutan TNWK, setelah segerombolan binatang bertubuh tambun berbalik arah masuk hutan, suasana kembali sunyi, mereka penunggu gajah liar seperti di komando kembali istirahat di posisi masing masing.

Tohari mengatakan, selama tiga malam berturut turut, dari Selasa, Rabu, dan Kamis (12,13,14/1/2021) rombongan gajah liar terus berusaha keluar dari hutan untuk memakan tanaman padi petani Desa Labuhanratu IX, yang berbatasan langsung dengan hutan.

"Saat ini tanaman padi berumur 1 -2 bulan, jika di total luasnya yang berdekatan langsung dengan hutan 30 hektare, selain itu tanaman palawija seperti singkong, dan tanaman karet juga menjadi ancaman gajah gajah liar," kata Tohari.

Karena Tohari dan sebagian rekannya sangat mengandalkan hasil panen padi nya, sehingga mereka harus mengorbankan waktu, melawan resiko dingin nya udara malam hingga resiko ancaman gajah liar tidak menjadi penghalang mereka.

"Resikonya banyak kalau mau dituruti, kesehatan, binatang buas seperti ular kobra, gajah liar, dan resiko capek itu pasti la gimana kita dipaksa melek semalaman, mungkin tidurnya nyolong nyolong sebentar," jelas Tohari. (*)

Editor :